Bullying Siswa SMA di Langkat

Nasib Siswi SMA di Langkat yang Bully Teman Berakhir Tak Dikeluarkan, Kepsek: Dia Punya Cita-cita

Nasib siswi SMAN 1 di Langkat, Sumatera Utara yang bully siswi tak dikeluarkan dari sekolah.

Ig@seputaran.binjai
Nasib siswi SMAN 1 di Langkat, Sumatera Utara yang bully siswi tak dikeluarkan dari sekolah. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Nasib siswi SMAN 1 di Langkat, Sumatera Utara yang bully siswi tak dikeluarkan dari sekolah.

Seperti diketahui, aksi bully itu terjadi di dalam ruang kelas usai jam mengajar guru, Jum'at (13/10/2023).

Adapun pelaku bully ini yang diketahui berinisial BNQ merupakan keponakan Anggota DPRD Langkat.

Sementara pelaku lainnya berinisial FDM yang berstatus anak aparat kepolisian.

Usai viralnya aksi bully tersebut, Kepala SMAN 1 Stabat mempertemukan keluarga korban dan pelaku pascaviralnnya aksi bullying atau perundungan terhadap seorang siswi berinisial A di sekolah tersebut.

Pertemuan ini berlangsung di ruangan Perpustakaan SMAN 1 Stabat pada Senin (16/10/2023).

Dilansir TribunMedan.com, amatan wartawan dalam pertemuan itu, selain orang tua korban dan pelaku, tampak hadir Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah II Binjai-Langkat, Syaiful Bahri.

Siswi A Korban Bullying SMA di Langkat Kini Jalani Bantuan Psikologi, Pelaku Tak Dikeluarkan Sekolah
Siswi A Korban Bullying SMA di Langkat Kini Jalani Bantuan Psikologi, Pelaku Tak Dikeluarkan Sekolah (Kolase Tribunsumsel.com/ Tribun-Medan.com)

Pertemuan itu pun berjalan dengan lama. Bahkan orangtua satu pelaku berinisial FDM yang disebut seorang anggota Polri yang bertugas di Polres Langkat juga hadir di dalam pertemuan tersebut.

Bahkan, ketiga pelaku yang melakukan aksi bullying terhadap korban juga dihadirkan di dalam pertemuan dan meminta maaf kepada keluarga korban.

"Korban dan pelaku duduk di kelas XII IPS 1," ujar Kepala SMAN 1 Stabat, Nano Prihatin.

Baca juga: Kondisi Baim Wong Setelah Kecelakaan Anak Nyaris Terpental Mobil Tabrak Tembok, Paula Ucap Syukur

Kata Nano, pihak sekolah akan terus memantau kondisi korban dan terus memberikan sosialisasi kepada siswa-siswi lainnya tentang bahayanya bullying atau perundungan.

Bahkan, ketiga pelaku yang melakukan aksi bullying terhadap korban juga dihadirkan di dalam pertemuan dan meminta maaf kepada keluarga korban.

"Korban dan pelaku duduk di kelas XII IPS 1," ujar Kepala SMAN 1 Stabat, Nano Prihatin.

Inilah tampang siswi yang bully teman SMA di Langkat, Sumatera Utara.
Inilah tampang siswi yang bully teman SMA di Langkat, Sumatera Utara. (Ig@seputaran.binjai)

Kata Nano, pihak sekolah akan terus memantau kondisi korban dan terus memberikan sosialisasi kepada siswa-siswi lainnya tentang bahayanya bullying atau perundungan.

Namun Nano tak bisa memastikan kapan korban mendapatkan pendampingan psikolog.

"Paling tidak dalam waktu dekat sudah datang psikolognya, kita antar ke rumah korban," ujar Nano.

Baca juga: Sosok Bripka Rubangi Anggota Polsek Kawunganten Viral Diduga Tak Hafal Pancasila Heboh Disoraki

Sementara, ketiga pelaku akan tetap bersekolah di SMA N 1 Stabat.

Meski keluarga dan orangtua korban meminta ketiganya dikeluarkan dari sekolah.

Orangtua Siswi SMA di Langkat Dibully Maafkan Anak Polisi dan Keponakan DPRD, Minta Pelaku Disanksi
Orangtua Siswi SMA di Langkat Dibully Maafkan Anak Polisi dan Keponakan DPRD, Minta Pelaku Disanksi (Tribun Medan)

Namun yang penting korban diberikan pendampingan psikolog untuk memperbaiki mentalnya.

"Kita sudah mengambil keputusan, pelaku tetap disekolah, toh dia punya cita-cita. Jadi orangtua sepakat, pelaku tetap sekolah di sini, yang penting korban diberikan pendampingan psikolog untuk memperbaiki mental," ujar Nano.

Sebagai gantinya, orang tua pelaku memberikan bantuan psikolog kepada korban untuk mengembalikan semangat dan mentalnya yang jatuh usai dibully habis-habisan hingga terjadi dugaan pelecehan seksual dengan memegang area sensitif pada dadanya.

Baca juga: Kondisi Rudi Suami Dona Prihatin, Alasan Terima Istri Meski Pernah Diselingkuhi: Berharap Berubah

Penjelasan Kacabdis

Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah II Binjai-Langkat, Syaiful Bahri menanggapi terkait aksi bully siswi SMA di Langkat.

Ia mengatakan hal tersebut diketahui usai orang tua korban dan pelaku bullying dipertemukan di SMAN 1 Stabat, Senin (16/10/2023).

"Pelaku dan korban satu kelas, dan mereka ini bukan murid yang baru tapi sebenarnya mereka dari SMP udah berteman, sama-sama satu SMP, mereka kawan lama. Sehingga hal-hal yang dilakukan seperti yang ada di dalam video viral itu, lebih bersifat candaan teman lama," ujar Syaiful, Selasa (17/10/2023).

Meski disinggung jika perbuatan para pelaku sudah kelewatan batas dengan memegang bagian payudara dan kemaluan korban, Syaiful enggan memberikan komentarnya.

Bahkan muncul dugaan di tengah-tengah masyarakat, mungkin saja bullying atau perundungan yang dialami korban sekaligus siswi berinisial A ini, sudah terjadi sejak ia duduk di bangku SMP.

"Karena dari SMP 5 mereka sudah satu sekolah. Dan satu hal lagi, di SMA ini satu kelas. Mungkin ini candaan yang sangat tidak terkontrol. sehingga menjadi viral di tengah-tengah masyarakat, yang merugikan anak kita sendiri dan orangtuanya," ujar Syaiful.

"Jadi kesimpulannya, bahwa anak kita yang menjadi korban, akan dilakukan pendampingan oleh psikolog, sampai korban tidak lagi mendapatkan trauma. Menurut keterangan orang tua korban, anaknya mau masuk sekolah. Tapi korban masih merasa takut atau rasa malu jumpa dengan teman-temannya. Sehingga korban tidak masuk sekolah," sambungnya.

Lanjut Syaiful, Dinas Pendidikan Wilayah II Binjai-Langkat akan melakukan pemantauan terus kepada korban serta pelaku. Sehingga tidak akan ada lagi yang menjadi korban dan merugikan masa depan setiap siswa-siswi.

"Tetap dilakukan pembinaan, baik itu bagaimana pemanfaatan teknologi, bagaimana meningkatkan disiplin, akhlak, dan sikap moral. Sehingga hal-hal terkait dengan yang dibahasakan dengan bully atau perundungan ini, tidak terulang lagi di SMA N 1 Stabat dan umumnya di Indonesia," ujar Syaiful.

Viral

Viral dimedia sosial siswi SMA Negeri 1 Stabat ini berinisial A yang menjadi korban bully dilakukan oleh teman satu kelasnya.

Korban diganggu atau dibully dengan cara mengolok-oloknya.

Salahsatunya, jilbab korban yang sudah bagus diperbaiki, ditarik oleh salah satu terduga pelaku bullying berinisial BNQ.

Ironisnya, BNQ diduga sudah sering membully korban.

Dan disebut-sebut terduga pelaku merupakan keponakan Anggota DPRD Langkat berinisial P.

Parahnya lagi, dalam video yang beredar, BNQ menyentuh atau memegang daerah sensitif perempuan di bagian dada.

Padahal, BNQ dengan korban berjenis kelamin yang sama, yaitu perempuan.

Aksi bully tersebut diduga direkam oleh FDM yang kemudian disebarluaskan ke media sosial dan akhirnya beredar viral.

Tak hanya itu, FDM juga berstatus anak aparat kepolisian.

Meski ada pelajar lain saat aksi bully terjadi, tapi tak ada seorang pun yang melerai hingga mencegahnya.

Alhasil, aksi bully terhadap korban terus diterimanya. Hingga akhirnya orangtua korban mengetahui peristiwa yang membuat malu anaknya.

Diceritakan orang tua korban berinisial W sendiri menyebut, aksi bully yang menimpa anaknya diketahui pada siang harinya, setelah mendengar keterangan dari teman korban.

"Pada Sabtu (14/10/2023) pagi, guru sekolah mendatangi rumah kami menjelaskan hal ini. Saya tidak dapat menerima kelakuan anak-anak itu (pelaku) terhadap anak saya (korban)," ujar orang tua korban berinisial W, Minggu (15/10/2023).

W tak habis pikir melihat tingkah laku anak-anak zaman sekarang.

W menambahkan, orangtua beserta anak-anak yang melakukan bully terhadap anaknya juga sudah datang ke rumahnya, Sabtu (14/10/2023) malam.

"Mereka datang baik-baik, ya kami terima. Cuma saya bilang, kejadian ini terjadi di sekolah dan selesainya tidak di rumah ini," ujar W.

Kemudian, W menegaskan persoalan tersebut harus diselesaikan di sekolah, karena aksi bully terjadi di ruang kelas.

W berharap, agar ketiga anak yang melakukan bully terhadap anaknya, dapat dikeluarkan dari sekolah.

"Anak saya (korban) sudah saya larang sementara untuk sekolah karena ngedrop pada Sabtu (14/10/2023). Namun guru menyuruh untuk tetap datang," ujar W.

"Saya berharap anak-anak itu (para terduga pelaku perundungan) harus dikeluarkan dari sekolah. Jangan dibiarkan, nanti bisa jadi penyakit, dapat memberi contoh kepada anak-anak lain untuk melakukan hal yang sama. Kalau tidak dikeluarkan, tidak akan menjadi efek jera kepada yang lain dan kejadian seperti ini dapat terulang kembali." sambungnya.

Baca berita lainnya di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved