Kisah Ibu Guritno Hidup Sebatang Kara

Nasib Rumah Bu Guritno setelah Ditinggal Pemilik ke RSJ, Bakal Dirapikan, Tanaman Liar Ganggu Warga

Terbaru, Bu Guritno sudah dievakuasi oleh Dinas Sosial Kabupaten Bandung dari rumahnya di Margahahyu, Senin (2/10/2023).

Editor: Weni Wahyuny
lutfi ahmad mauludin/tribun jabar
Rumah mewah di Komplek Sukamenak Indah Blok H, RT06, 01, Desa Sayati, Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung yang kondisinya terbengkalai karena penghuninya ibu yang sudah berusia senja dan hidup sebatang kara. Foto diambil Senin (2/10/2023). Nasib rumah Bu Guritno kini setelah pemilik dibawa ke rumah sakit jiwa 

TRIBUNSUMSEL.COM, BANDUNG - Nama Ibu Guritno viral di media sosial usai dikabarkan tinggal sebatang kara di rumah dengan kondisi tanpa air dan listrik.

Terbaru, Bu Guritno sudah dievakuasi oleh Dinas Sosial Kabupaten Bandung dari rumahnya di Margahahyu, Senin (2/10/2023).

Bu Guritno dibawa ke rumah sakit jiwa untuk mendapatkan perawatan.

Melihat kondisi rumah Bu Guritno, terlihat berantakan dengan barang-barang lama miliknya.

Tak hanya itu di dalamnya tercium bau kurang sedap.

Namun di dindingnya terlihat foto-foto masih tertata.

Bagaimana nasib rumah itu setelah ditinggal Bu Guritno ?

Kabid Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Kabupaten Bandung, Rahmatullah Mukti Prabowo, mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan kecamatan dan lingkungan.

Baca juga: Nasib Bu Guritno, Lansia Tinggal Sebatang Kara di Rumah Mewah Tanpa Air dan Listrik, Dibawa Dinsos

"Untuk keamanannya nanti dibantu oleh kemananan wilayah," ujar dia.

"Untuk kebersihan dan lain-lainnya, pihak kecamatan akan kerja bakti supaya ini bisa lebih rapi. Sebab bukan hanya mengganggu yang punya rumah, tapi mengganggu warga sekitar juga," ucapnya.

Sebab kondisi rumah terutama di dalam atau halamannya ditumbuhi tanaman liar yang tinggi layaknya ada semak belukar.

Bahkan terdapat pohon besar yang tumbang bersandar ke rumah tersebut.

Baca juga: Sosok Bambang, Suami Ibu Guritno yang Hidup Sebatang Kara Tanpa Listrik & Air

Sempat Menolak Dievakuasi

Bu Guritno sempat menolak saat akan dievakuasi 

Dia memilih tidak membukakan pintu ketika petugas pemerintah datang bersama polisi.

Dia tak juga mau membuka pintu meski dibujuk.

Petugas Dinas Sosial akhirnya membuka pintu rumah Guritno sebelah kanan dengan paksa.

Tak terlalu sulit membuka pintu tersebut, sebab terlihat sudah rapuh dan engselnya sudah tak kokoh.

Guritno tetap menolak dievakuasi.

Baca juga: Cerita di Balik Ibu Guritno Hidup Sebatang Kara Tanpa Air & Listrik, Suami Meninggal, 3 Anak Menikah

Akhirnya, petugas sedikit memaksa hingga memboyongnya naik mobil.

Kabid Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Kabupaten Bandung, Rahmatullah Mukti Prabowo, mengatakan, Guritno diperkirakan mengalami gangguan kejiwaan.

"Maka kami Dinas Sosial menanganinya, dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Cisarua. Itu dalam pengawasan kami," kata Prabowo.

Prabowo mengatakan, kalau sudah ada hasilnya dari RSJ akan dipikirkan mengenai solusinya bersama keluarganya.

"Ini juga dibawa ke RSJ seizin dari keluarganya," ujar Prabowo.

Baca juga: Awal Mula Ibu Guritno Hidup Sebatang Kara Tanpa Air & Listrik, Dulu Hidup Bahagia dengan Keluarga

Prabowo mengungkapkan, yang terpenting saat ini Guritno tak sendiri.

"Menerima layanan, rujukan dulu ke rumah sakit jiwa," tuturnya.

Awal Mula Hidup Sebatang Kara

Kisah ibu Guritno, wanita paruh baya di Bandung hidup sebatang kara di rumah mewahnya tanpa listrik dan air menyita perhatian publik.

Diketahui, ibu Guritno sudah 20 tahun tinggal seorang diri di rumah di Komplek Sukamenak Indah, Desa Sayati, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung.

Adapun awal mula Ibu Guritno mengalami hidup sebatang kara ini diduga sejak sang suami meninggal dunia.

Ditambah lagi ketiga anaknya pergi meninggalkannya pasca menikah.

Menurut warga sekitar, dalam kesehariannya Ibu Guritno hanya berdiam diri di rumah.

Makanya saat ini jarang bersosialisasi dengan warga lain.

Selama bertahun-tahun pasokan makanan dan minuman selalu diberikan oleh tetangganya.

Tak jarang kebutuhan air pun dikirim oleh warga.

Pihaknya menjelaskan, awalnya wanita paruh baya tersebut tinggal dengan bahagia bersama suami dan anak-anaknya.

Namun semua berubah saat keduanya keluar dari perusahaan IPTN yang saat ini PTDI 2003 silam.

"Awal begitunya pas IPTN nya mau bangkrut. Soalnya biasanya mah suka barengan kalau kerja. Terus katanya si Ibu cemburu ke salah satu pegawai di sana. Sampai akhirnya suaminya meninggal," ungkap Wanda konten kreator, dilansir dari Youtube Wanda Kreatif.

Sepeninggal suaminya, kondisi ekonomi Ibu Guritno semakin sulit.

Bahkan Ibu Guritno sempat dibawa berobat ke rumah sakit jiwa dan sempat sembuh.

Namun, belakangan kondisinya semakin menurun dan membuat kondisinya kembali kambuh.

"Kesini-kesini si ibu itu jadi makin sakit, anak-anaknya pun gak bisa apa-apa. Sempat ke RSJ 10 tahun ke belakang. Langsung sudah membaik, ada yang nanya juga menjawab biasa saja. Tapi makin ke sini lama-lama obatnya abis sendiri. Dulu mah kadang suka jalan keliling komplek sambil teriak-teriak. Tapi sekarang-sekarang mah nggak," ucapnya.

Pekerjaan Ibu Guritno Lansia Hidup Dirumah Mewah Tanpa Air dan Listrik, Pegawai BUMN Sebelum Depresi (youtube/Eko Pedia)

Sementara, ketiga anaknya kini sudah menikah dan meninggalkan ibunya seorang diri.

"Anak-anaknya pada nikah, nggak pada tinggal di sini," pungkasnya.

Diketahui, keberadaan anak-anak ibu Guritno saat ini berada di Jakarta.

Anak-anak Ibu Guritno tersebut kini akhirnya sudah mengizinkan pihak Dinas Sosial Kabupaten Bandung untuk mengevakuasi orangtua mereka.

"Dinsos dan petugas terkait langsung mendatangi rumah Ibu Guritno lalu dievakuasi," ucap Hardi.

"Sudah direstui oleh anak Ibu Guritno yang berada di Jakarta," imbuhnya.

Ibu Guritno kini tengah menjalani perawatan di rumah sakit.

"Sekarang Ibu guritno ada di rumah sakit di Cisarua," kata Hardi.

Terlihat rumah milik Ibu Guritno tersebut layaknya rumah kosong yang tak berpenghuni.

Rumah yang terbilang cukup luas dan berada tepat di hook jalan tersebut sangat mengkhawatirkan.

Pekarangan rumah miliknya mirip hutan rimba.

Ilalang setinggi satu meter tidak hanya tumbuh di halaman, namun juga menghiasi depan rumahnya.

Tak hanya itu, terdapat sebuah pohon besar yang sudah lama tumbang dan menimpa bagian samping rumah Ibu Guritno.

Kondisi bangunannya sangat mengkhawatirkan.

Bagian atap rumah terlihat sudah runtuh, gerbang garasi rumahnya pun rusak dan berdebu.

Terdapat dua buah kursi sofa di bagian teras rumahnya yang sudah hancur di makan usia.

Beberapa kaca jendela rumahnya pun sudah pecah.

Pemandangan bagian samping rumah Ibu Guritno juga tak kalah mengkhawatirkan.

Pekarangan samping rumah yang tidak terawat menambah kesan kumuh rumah yang ditempatinya sejak tahun 1985.

Hingga kini, Ibu Guritno tinggal sebatang kara di rumah tersebut tanpa aliran listrik dan suplai air.

Sejauh ini, untuk menutupi kebutuhan sehari-hari Ibu Guritno, warga sekitar secara sukarela bergantian memberikan makan dan minum.

"Makan dan minum dari warga. Jadi warga tidak membiarkan juga," ujarnya.

 

 

Baca berita lainnya di Google News

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Guritno Lansia Sebatang Kara di Rumah Terbengkalai Dievakuasi ke RSJ, Sempat Keukeuh Menolak

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved