Viral Sumbangan di SMPN 1 Ponorogo

Amarah Wali Murid ke Kepsek SMPN 1 Ponorogo Minta Iuran Rp 1,7 Juta Untuk Beli Mobil: Tidak Penting

Pihak wali murid dari SMPN 1 Ponorogo mengungkap amarahnya soal sumbangan Pengembangan dan Peningkatan Mutu Sekolah (SPPMS) senilai Rp 1,7 Juta..

Tribunjatim.com
Amarah Wali Murid ke Kepsek SMPN 1 Ponorogo Minta Iuran Rp 1,7 Juta Untuk Beli Mobil 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Thalia Amanda Putri

TRIBUNSUMSEL.COM - Pihak wali murid dari SMPN 1 Ponorogo kini mengungkapkan amarahnya soal sumbangan Pengembangan dan Peningkatan Mutu Sekolah (SPPMS) senilai Rp 1,7 Juta.

Baca juga: Heboh Beredar Isu Meninggal, Begini Kondisi Terkini FF Siswa SMP di Cilacap Dianiaya Kakak Kelas

Bukan tanpa sebab, wali murid merasa tak terima saat mengetahui bahwa iuran Rp 1,7 juta yang diminta Imam Mujahid selaku Kepsek akan digunakan untuk beli mobil sekolah yang dirasa tak perlu.

Mobil Mitsubishi Maven SMPN 1 Ponorogo yang akan diremajakan ke Mobil Toyota Innova melalu surat sumbangan dengan nilai jutaan rupiah, Jumat, (29/9/2023).
Mobil Mitsubishi Maven SMPN 1 Ponorogo yang akan diremajakan ke Mobil Toyota Innova melalu surat sumbangan dengan nilai jutaan rupiah, Jumat, (29/9/2023). (Kolase/Tribunjatim)

Awalnya Imam Mujahid meminta iuran senilai Rp 1,7 Juta digunakan untuk pembelian mobil sekolah hingga komputer para siswa SMPN 1 Ponorogo.

Namun wali murid yang mengetahui hal tersebut merasa marah dan keberatan dengan beredarnya surat penarikan iuran bagi para siswa SMPN 1 Ponorogo untuk membeli mobil Inova baru.

Meski berdalih penarikan sumbangan ditujukan untuk kepentingan akomodasi dan tidak bersifat memaksa, namun tetap saja dinilai tak wajar.

Pasalnya dalam surat tersebut menerangkan ada tiga point, yakni untuk pengadaan alat musik, komputer, dan terakhir peremajaan mobil.

Salah satu wali murid berinisial PR pun membenarkan adanya surat penarikan iuran bagi siswa SMPN 1 Ponorogo.

"Memang benar surat itu. Dan kalau saya pribadi ada point peremajaan mobil sebenarnya tidak terlalu urgent," ujar PR, Sabtu (30/09/2023).

PR menyebutkan point peremajaan mobil sangatlah tidak tepat sasaran.

"Kalau mobil kan tidak mungkin bisa dipakai semua. Jadi saya merasa keberatan diperemajaan mobil," pungkasnya

Sedangkan terkait pengadaan komputer itu ia tak terlalu mempersoalkan lantaran bisa digunakan oleh para siswa.

"Komputer okelah bisa dipakai untuk semua murid," terangnya lagi.

PR pun juga mempertanyakan apakah benar-benar akan digunakan untuk sekolah atau lainnya.

"Kalau nanti dipakai apa saya pribadi tidak tahu. 200 murid, mobil satu apa bisa dipakai? Kebijakan tidak ada yang populis Kalau Inova tidak populis. Apa harus Inova?," tanya PR.

Baca juga: Penjelasan Komite SMP N 1 Ponorogo Soal Sumbangan Rp 1,6 Juta Untuk Beli Mobil Baru, Disdik Bereaksi

Baca juga: Film Dokumenter Netflix Disebut Giring Opini Jessica Wongso Tak Salah, Wawancara Dinilai Janggal

Suasana SMPN 1 Ponorogo yang minta sumbangan Rp1,6 juta untuk membeli mobil, komputer serta alat musik, Jumat (29/9/2023)
Suasana SMPN 1 Ponorogo yang minta sumbangan Rp1,6 juta untuk membeli mobil, komputer serta alat musik, Jumat (29/9/2023) (Kolase/Tribunjatim)

Kendati demikian ia pun berharap bahwa kebijakan yang dikeluarkan oleh pihak sekolah itu dapat dipertimbangkan kembali.

Lantaran saat kesepakatan, ratusan wali murid memang diundang. Namun menurutnya tidak membuat kesepakatan dari nol.

"Jadi di sana sudah ditawarkan 3 pilihan. Pada pilihan pertama mobil Inova 2017 dengan harga Rp 225 juta.

Pilihan kedua mobil Inova 2018 dengan harga Rp 240 juta dan pilihan ketiga Inova 2019 dengan harga Rp 265 juta hanya beda tahun Inova," pungkas wali murid itu.

"Jadi kesepakatan itu harus dipikir ulang khususnya pengadaan peremajaan mobil," imbuhnya lagi.

Bantahan Kepala Sekolah Soal Iuran Untuk Beli Mobil Mahal

Sementara itu, dalam salah satu kesempatan, Imam Mujahid tak membantah terkait iuran siswa tersebut.

Imam beralasan tindakan yang dilakukan oleh pihak sekolah sudah sesuai prosedur.

Pasalnya, penarikan iuran untuk membeli berbagai barang tersebut merupakan program komite sekolah.

"Program komite, komite yang memberi kebijakan bersama wali murid," kata Imam.

Ia menyampaikan bahwa kebijakan yang diambil itu telah melalui pertimbangan yang matang.

Bahkan pihaknya telah mendatangkan Aparat Penegak Hukum (APH) saat musyawarah yang dihadiri oleh komite sekolah dan para wali murid tersebut terkait kesepakatan iuran siswa SMPN 1 Ponorogo.

"Beliau-beliau (APH) memberi sambutan saat musawarah berlangsung," imbuh Kepsek SMPN 1 Ponorogo itu.

Sosok Imam Mujahid, Kepala SMPN 1 Ponorogo yang viral diduga memintai siswa sumbangan untuk beli mobil baru sekolah. Siswa harus membayar Rp 1,7 juta
Sosok Imam Mujahid, Kepala SMPN 1 Ponorogo yang viral diduga memintai siswa sumbangan untuk beli mobil baru sekolah. Siswa harus membayar Rp 1,7 juta (smpn1-pon.sch.id/kolase tribunjatim.com)

Tak hanya sampai disitu, ia pun menjelaskan pont-point isi surat terkait penarikan iuran siswa SMPN 1 Ponorogo tersebut.

Salah satu poin iuran siswa SMPN 1 Ponorogo itu yakni untuk membeli mobil baru Toyota Innova.

Sedangkan dua poin lain adalah membeli 34 unit komputer baru dan membeli alat musik.

Jumlah yang harus dibayar untuk membeli 3 point itu bernilai ratusan juta dan ditanggung oleh 288 siswa kelas VII SMPN 1 Ponorogo.

Ia juga menerangakn bahwa sebenarnya sudah ada 2 mobil, pertama mobil Mitsubishi Maven dan mobil Isuzu Elf Long.

"Memang ada yang mobil lama (Mitsubishi Maven). Cuma sering mogok berulang kali.

Pas di Sarangan itu mogok berulang kali. Makanya ingin membeli mobil baru," ujarnya.

Di sisi lain, Dinas Pendidikan (Dindik) Ponorogo mengklaim bahwa telah mengetahui kasus yang tengah viral.

"Kemarin sudah saya WhatsApp (WA) kepala sekolahnya. Biar mereka (SMPN 1 Ponorogo) berpikir ulang, mana program yang esensial dan tidak," ujar Kepala Dindik Ponorogo, Nurhadi Hanuri.

Dia mengatakan bahwa juka tidak ada penangguhan pilihan direvisi.

"Kalau memang harus direvisi ya di revisi, sehingga tidak ada yang meresahkan masyarakat," sambungnya.

Nurhadi mengatakan bahwa Dindik sudah memberi arahan keseluruh satuan pendidikan. Pun Bupati Sugiri Sancoko juga menekankan bagaimana supaya pelayanan pendidikan jangan sampai memberatkan masyarakat.

"Penekanan Kang Giri (Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko) ini yang penting. Sehingga mestinya satuan pendidikan bisa melakukan skala prioritas penarikan, sumbangan dari komite, harus memperhitungkan bagaimana kepentingan masyarakat biar menjadi nyaman," katanya.

Baca juga: Klarifikasi RS Kartika Husada Soal Bocah Mati Batang Otak Usai Operasi Amandel, Akui Sesuai Prosedur

Baca juga: Fakta Baru Ida Susanti Wanita Nikahi Suami Ternyata Perempuan, Rumah Dirampas dan Ada Korban Lain

Lebih jauh, Nurhadi mengatakan bahwa sudah menghubungi komite dan Kepala SMPN 1 Ponorogo. Agar keduanya mau melakukan revisi penarikan sumbangan agar tidak menimbulkan keresahan di masyarakat.

"Yang namanya komite menyatakan sumbangan jangan menimbulkan persepsi pungutan. Harus didiskusikan komite dengan baik yang penting tidak ada pemaksaan antara orang per orang itu didalam memberi bantuan sendiri," urainya.

Ketika ditanya, pengadaan atau peremajaan mobil apa masuk akal? Nurhadi menjawab kepentingan membeli mobil sejauh mana.

"Kepentingan mobil itu misal tidak dilakukan sekarang kenapa harus sekarang, makanya harus dievaluasi kembali," terang mantan kepala Cabdindik Jatim di Ponorogo ini.

Menurutnya, yang penting bagaimana sumbangan komite berdampak pada kemajuan sekolah. Khususnya peningkatan sumber daya manusia (SDM) peserta didik dan guru.

"Jangan sampai memikirkan yang lain tetapi memberatkan. Dievaluasi dan didiskusikan demgan komite, skala prioritas apa program yang menunjang kepentingan peserta didik ke depan lahir anak-anak yang cerdas dan, kreatif," pungkasnya.

Baca juga berita lainnya di Google News

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved