Bocah di Boyolali Diikat di Pohon Pisang

Merasa Tak Bersalah, Alasan Ibu di Boyolali Ikat Anak Kandung di Pohon Pisang, Ada Masa Lalu Kelam

Alasan ibu kandung mengikat anaknya yang masih balita itu diduga lantaran dilatarbelakangi pengalaman pahit. membuat AT melampiaskan kepada anaknya.

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
dailymail/tribunjateng.com
Ilustrasi. Alasan ibu kandung mengikat anaknya yang masih balita itu diduga lantaran dilatarbelakangi pengalaman pahit. membuat AT melampiaskan kepada anaknya. 

Bocah berinisial T itu awalnya diasuh oleh kerabatnya di Jakarta. Baru 3 bulan terakhir korban kembali ke ibunya di Boyolali.

Saat pertama datang, T terlihat gemuk dengan pipi cabi dan rambutnya panjang.

Namun baru 3 bulan berada di rumah sang ibu, T mengalami penyiksaan, tubuhnya kurus, rambutnya jadi cepak.

Anak tersebut ternyata kerap mendapat perlakuan yang kurang menyenangkan dari ibunya.

Salah satu tetangga, ADN mengaku sudah bosan hampir setiap hari mendengar suara ribut dari dalam rumah AT.
"Saya sampe budek dengar keributan di dalam rumahnya itu," katanya.

Tak hanya dengan suami, anaknya juga kerap mendapat kekerasan baik fisik maupun psikis.

Baca juga: Nasib Pilu Bocah 4 Tahun di Boyolali, Diikat di Pohon Pisang oleh Ibu Kandung, Diselamatkan Tetangga

Warga yang melihat anak perempuan yang semula cantik itu menjadi iba.

Wajahnya kerap pucat, pandangannya selalu kosong seakan menanggung beban yang sangat besar.

"Bahkan kalau dikasih jajanan oleh pedagang sayur tidak pernah mau ambil. Gimana ya, wajahnya itu kayak wajah ketakutan," papar dia.
TN tetangga lain, juga mengungkapkan selain dikurung di dalam rumah, T juga pernah di kurung di kamar mandi.

"Tidak tau masalahnya apa. Setiap hari pasti ribut. Suaranya kenceng banget. Harusnya dia (AT) sudah dibawa ke RSJ," tambahnya.

Penganiayaan itu memang baru terungkap saat T, anaknya itu diikat di pohon pisang belakang rumahnya pada 6 September 2023 lalu.

Saat itu, warga sekitar yang sudah geram dengan perilaku AT kebetulan memergoki sang Putri berada di bawah pohon itu di siang bolong.

Salah satu kakinya terikat pada batang pohon pisang.

Salah satu warga itu lalu mengumpulakan warga lainnya untuk bersama-sama menyelamatkan putri kecil itu.

Setelah berhasil menyelamatkan T, Warga kemudian menyingkapkan baju belakang dan melihat pemandangan yang sangat mengerikan.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved