Perampokan di Palembang

Syok Hingga Trauma, Cerita Istri Pemilik Warung Diancam 4 Perampok Di Palembang: Kalau Teriak Mati!

Syok Hingga Trauma, Cerita Istri Pemilik Warung Diancam 4 Perampok Di Palembang: Kalau Teriak Mati!

|
TRIBUNSUMSEL.COM/RACHMAD KURNIAWAN
Rekaman CCTV aksi perampokan bersenjata api di warung kelontong sekaligus agen BRI link di Jalan Talang Betutu Lama, Kelurahan Talang Betutu Kecamatan Sukarami, Palembang yang terjadi pada, Jumat (8/9/2023). 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Trauma mendalam dirasakan istri pemilik warung kelontong sekaligus agen BRI link yang jadi korban perampokan di tempat usahanya di Jalan Talang Betutu Lama, Kelurahan Talang Betutu Kecamatan Sukarami, Palembang.

Betapa tidak, sembari menodongkan senjata api, kawanan perampok yang berjumlah empat orang datang dengan mengeluarkan kalimat ancaman 'jangan teriak kalau teriak mati'.

Dari kejadian tersebut, uang di toko senilai Rp 15 juta raib dibawa kawanan perampok tersebut.

Satu diantaranya menodongkan senjata api kepada penjaga toko agar tidak bersuara.

Syamsori (44) pemilik toko mengatakan, akibat kejadian itu, sang istri kini masih dalam keadaan trauma terutama jika melihat pembeli yang bergerombol.

"Istri saya trauma, shock jika melihat pembeli datang bergerombol. Kejadian ini sudah saya laporkan ke Polsek Sukarami,"  kata Syamsori, Senin (11/9/2023).

Baca juga: Pekerjaan Waluyo Wasis Nugroho Pria Lempar Botol ke Rocky Gerung, Punya Jabatan Ketua Umum

perampok bersenjata api di palembang
Syamsori (44) pemilik warung yang disatroni perampok di Palembang.

Ia menjelaskan peristiwa itu terjadi ketika sang istri Listina (42) menjaga toko kemudian datang empat pelaku berboncengan masing-masing dengan dua sepeda motor.

"Awalnya dua orang memarkirkan sepeda motor di depan toko lalu dua lainnya di pinggir jalan. Mereka awalnya seperti memastikan dulu situasi apakah ada orang   belanja di dalam atau tidak, " ujarnya.

Ketika dirasa sepi dan tidak ada orang yang sedang berbelanja akhirnya dua pelaku masuk ke dalam toko dan mendekati meja kasir.

Pelaku mengatakan kepada penjaga toko dan karyawan toko untuk tidak berteriak.

"Mereka ngomong sama istri saya dan karyawan toko 'jangan teriak kalau teriak mati' begitu katanya. Itulah kalimat ancaman  pelaku meski nadanya kecil tidak mengancam, " tuturnya.

Syamsori melanjutkan, salah satu rekan pelaku yang menunggu di luar mengambil alih sepeda motor yang terparkir di depan toko.

"Dua orang sebelumnya yang nunggu di seberang, mengambil alih motor yang parkir di depan toko, satu orang, " katanya.

Ia mengungkapkan biasanya di tokonya tak pernah sepi, selalu ada yang masuk untuk belanja meski hanya beberapa.

"Dari pagi sampai sore itu selalu ada orang belanja bergantian kadang satu atau dua, terus ada lagi yang masuk. Cuma di hari itulah yang tiba-tiba siang hari tidak ada orang, " ujarnya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved