Deklarasi Anies Cak Imin di Surabaya

Surya Paloh Dinilai Cerdas Duetkan Anies-Cak Imin, Tarik PKB Disebut Memperlemah Kekuatan Prabowo

Surya Paloh disebut juru strategi tempur yang cerdas, walaupun berimbas pada keluarnya Partai Demokrat dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).

Editor: Rahmat Aizullah
Youtube Kompas TV
Ketum Partai NasDem Surya Paloh sambutan pada acara deklarasi pasangan bacapres-cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar di Hotel Majapahit, Jalan Tunjungan, Surabaya, Jawa Timur (Jatim), Sabtu (2/92023). 

TRIBUNSUMSEL.COM - Pengamat politik Hendra Setiawan Boen menilai positif duet Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Anies-Cak Imin) di Pilpres 2024.

Menurut Hendra, duet tersebut adalah langkah brilian dari Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh.

Surya Paloh disebut juru strategi tempur yang cerdas, walaupun berimbas pada keluarnya Partai Demokrat dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).

Menurut Hendra, keluarnya Partai Demokrat bukan suatu kerugian, justru membawa keuntungan kepada Anies Baswedan.

“Kita ingat dalam beberapa bulan belakangan, Partai Demokrat seperti duri dalam daging di koalisi pendukung Anies, memaksa mendeklarasikan cawapres secepatnya," kata Hendra, Sabtu (2/9/2023), dilansir dari Tribunnews.com.

Dia mengungkapkan, bila mengingat Pilpres 2019 lalu, Partai Demokrat juga seperti menjegal dari dalam koalisi pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

"Saat mereka (Demokrat) secara terbuka menyerang koalisinya sendiri setelah melaksanakan semacam istighosah di Gelora Bung Karno," kata Hendra.

Hendra menyebutkan, Surya Paloh tampak berjibaku menambah partai pendukung bagi Anies Baswedan seperti mencoba menarik Golkar dan PKB.

Sementara Partai Demokrat justru hanya berkutat pada memastikan Anies Baswedan akan memilih AHY sebagai cawapres.

Lagi pula, menurut Hendra, Partai Demokrat terlalu bawa perasaan (baper) dalam menanggapi masuknya PKB dan Cak Imin ke dalam koalisi.

Padahal, kata dia, dengan berhasil menarik PKB setidaknya memperlemah kekuatan yang dimiliki kubu Prabowo Subianto.

"Dari fakta-fakta yang diakui semua pihak, nyatanya, Anies Baswedan memang diberi kewenangan semua anggota koalisi untuk memilih cawapresnya sendiri."

"Dan akhirnya berhasil menarik PKB yang berarti memperlemah KKIR adalah hal positif," beber Hendra.

Dia juga melihat kecerdikan Anies yang segera mengirim Sudirman Said untuk memberitahu perkembangan terakhir.

"Jadi tidak ada pelanggaran kepatutan maupun moral dalam kasus ini,” imbuh Hendra.

Hendra menambahkan, satu-satunya yang mungkin bisa dianggap penghianatan oleh Demokrat mungkin adalah Anies telah menunjuk AHY sebagai cawapres dan kemudian membatalkan.

Namun, sambungnya, hal itu pun tidak seharusnya ditanggapi secara baper oleh Partai Demokrat.

"Karena kita ingat pada Pilpres 2019, Mahfud MD telah ditunjuk sebagai cawapres dan bahkan telah mempersiapkan baju untuk deklarasi, lalu kemudian batal pada detik-detik terakhir," ingat Hendra.

Khusus AHY, kata Hendra, elektabilitas dia memang tidak akan bisa mendongkrak Anies Baswedan.

"Pada Pilgub DKI Jakarta saja AHY kalah telak, bagaimana tingkat nasional.

Jadi hengkangnya gerbong AHY sepertinya hal positif bagi Anies, setidaknya menghilangkan benalu dan duri dalam daging,” katanya.

Demokrat Tuding Berkhianat

Sebelumnya, beredar surat tulisan tangan yang disebut ditulis sendiri oleh Anies Baswedan meminta Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk jadi cawapresnya.

Surat itu disebutkan bahwa dibuat pada tanggal 25 Agustus 2023 dan disaksikan oleh dua orang.

Kini Partai Demokrat yang dipimpin AHY itu kecewa berat, dan telah menyatakan hengkang dari Koalisi Perubahan Untuk Persatuan (KPP).

Lantaran mendapat informasi bahwa Anies Baswedan menyetujui Ketum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin jadi cawapresnya.

Pasalnya, Anies, disebut telah berkali-kali menyatakan memilih Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono untuk jadi cawapresnya.

Namun, menurut Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya, Anies ternyata melanggar semua itu.

Riefky mengungkapkan, bukan Demokrat yang berlebihan atau besar kepala, melainkan soal cawapres justru datang dari Anies sendiri.

Malah, menurutnya, Anies sudah mengirim surat kepada AHY, meminta putra Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu sebagai cawapresnya.

"Anies bahkan sudah menuliskan keputusannya itu dalam bentuk surat tulisan tangan yang ditandatangani, kepada Ketum AHY pada tanggal 25 Agustus 2023.

Inti dari surat tersebut ialah untuk meminta secara resmi agar Ketum AHY bersedia untuk menjadi cawapresnya," ungkap Riefky, dilansir dari Tribunnews.com.

Dalam keterangan persnya, ia membeberkan kronologi singkat kesepakatan hingga yang ia sebut pengkhianatan dilakukan Anies Baswedan.

Mulanya, Anies sudah bertemu dengan para petinggi partai politik (parpol) pengusungnya didampingi tim 8 Koalisi Perubahan.

Pertama bertemu Surya Paloh, lalu Susilo Bambang Yudhoyono, dan Salim Segaf Al-Jufri.

"Dari pertemuan itu semua sudah sepakat untuk mendukung pilihan Anies, yakni AHY jadi cawapres Koalisi Perubahan," ujar Riefky.

Nyatanya, pada 30 Agustus 2023 Anies dan Paloh menerima dukungan dari PKB dan Cak Imin.

"Peristiwa yang terjadi merupakan bentuk pengkhianatan terhadap semangat perubahan, pengkhianatan terhadap Piagam Koalisi yang telah disepakati oleh ketiga Parpol."

Bahkan juga pengkhianatan terhadap apa yang telah disampaikan sendiri oleh capres Anies Baswedan, yang telah diberikan mandat untuk memimpin Koalisi Perubahan," sambungnya.

Tanggapan Anies Baswedan

Terpisah, Anies Baswedan memberikan tanggapannya terhadap situasi dan dinamika yang terjadi pada Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).

Anies Baswedan mengatakan pada waktunya nanti akan ada penjelasan mengenai dinamika politik yang menyebabkannya berpasangan dengan Cak Imin.

"Dinamika yang terjadi saat ini jangan sampai mengganggu konsentrasi kita. Nanti pada waktunya akan ada penjelasan lengkap," kata Anies, Sabtu (2/9/2023).

Untuk saat ini, sambung Anies, pihaknya mengajak para pendukungnya untuk lebih dulu fokus melakukan perubahan.

“Kepada seluruh relawan, mari kita terus berkonsentrasi pada usaha kita untuk melakukan perubahan. Kita ingin Indonesia yang lebih adil, maju, dan kita harus tetap fokus di situ.

Lebih jauh, mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengajak relawannya untuk ikhlas menyikapi dinamika politik yang terjadi.

Anies mencoba menguatkan pendukungnya bahwa mereka tidak akan jatuh karena cacian dan juga terlena karena pujian.

“Dan ingat kita harus ikhlas, artinya dipuji tidak terbang, dicaci tidak tumbang, kita jalani insya Allah ikhtiar kita akan dimudahkan jalannya,” kata dia.

Anies juga mengajak relawannya untuk tetap menjaga semangat karena Pilpres 2024 akan berlangsung beberapa bulan lagi.

“Jaga semangat, terus solid (untuk semua khususnya relawan),” tutupnya.

Surya Paloh Bantah Berkhianat

Ketum Partai NasDem Surya Paloh buka suara menanggapi soal rekan koalisinya Partai Demokrat yang merasa dikhianati.

Demokrat merasa dikhianati Nasdem setelah mendapat informasi bahwa Ketum PKB Muhaiman Iskandar alias Cak Imin dipilih jadi cawapres Anies Baswedan.

Melansir Kompas.com, Surya Paloh pun mengungkap perasaannya yang justru merasa prihatin dengan sikap Demokrat atas tudingannya kepada Nasdem.

"Artinya saya harus jelaskan dulu, pasti kita dalam suasana turut prihatin ya, itu tentu sikap saya pasti, apakah itu karena perasaan empati.

Apakah karena perasaan ikut prihatin, saya pasti tidak bergembiralah menerima kabar seperti itu," kata Surya Paloh di NasDem Tower, Menteng, Kamis (31/8/2023) malam.

Surya Paloh mengungkapkan harapan Partai NasDem yang masih sama sejak awal.

Harapannya, Koalisi Perubahan Untuk Persatuan (KPP) dapat terus berjalan bersama.

"Karena apa, karena harapan kita bersama bisa berjalan sebagaimana yang kita harapkan, itu pasti sikap NasDem itu kalau masalah itu," ujar Paloh.

Surya Paloh sebenarnya tak ingin Demokrat hengkang dari Koalisi Perubahan yang telah dibentuk bersama oleh ketiga partai tersebut.

Namun Surya Paloh menghormati jika Partai Demokrat ingin keluar dari Koalisi Perubahan.

"Apa yang terbaik bagi Demokrat, pasti dihormati NasDem, itu sikap yang paling mendasar," katanya.

Namun yang jelas, kata Surya Paloh, dirinya tak mengkhianati rekan sekoalisinya itu.

"Saya hormati (jika Demokrat keluar koalisi). Apa lagi yang saya harus katakan.

Kalian (wartawan) lihat kira-kira model saya ini kira-kira ada bakat pengkhianat atau tidak, kan gitu aja, tapi saya hormati," imbuhnya.

Surya Paloh menegaskan bahwa Ketum PKB Muhaimin Iskandar belum resmi menjadi bakal cawapres yang akan mendampingi Anies Baswedan.

Namun, ia tak menampik kemungkinan itu bisa saja terjadi dalam beberapa hari ke depan.

“Kemungkinan ke arah itu bisa saja terjadi. Tapi saya pikir itu belum terformalkan sedemikian rupa sampai menit ini. Kita tunggu perkembangan satu dua hari ini,” ujarnya.

Surya Paloh menampik tudingan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya yang mengatakan dirinya telah mengambil keputusan sepihak dengan memasangkan Anies dan Muhaimin.

“Kalau persetujuan dalam arti kata mengangguk-angguk saja itu kan belum tuntas sepenuhnya,” tutur dia. (*)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved