Deklarasi Anies Cak Imin di Surabaya

Jokowi Kena 'Getah' Terbentuknya Duet Anies-Cak Imin, Dituding Jadi Dalang, Presiden Bereaksi

Presiden Jokowi ibarat kena 'getah' atas terbentuknya kerja sama NasDem-PKB yang menduetkan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Anies-Cak Imin).

|
Editor: Rahmat Aizullah
Kolase TribunSumsel/Tribunnews/Doksek Presiden
Anies Baswedan, Presiden Jokowi, dan Muhaimin Iskandar: Presiden Jokowi ibarat kena 'getah' atas terbentuknya kerja sama NasDem-PKB yang menduetkan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Anies-Cak Imin). 

TRIBUNSUMSEL.COM - Presiden Jokowi ibarat kena 'getah' atas terbentuknya duet Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Anies-Cak Imin).

Jokowi dituding sebagai dalang di balik bersatunya Partai Nasdem dan PKB yang mengusung duet Anies-Cak Imin di Pilpres 2024.

Dua partai tersebut sebelumnya berada di koalisi yang berbeda lalu terjadi dinamika politik hingga kemudian bersatu.

Baca juga: Pilih Gandeng Cak Imin Ketimbang AHY Hingga Dituding Berkhianat, Begini Tanggapan Anies Baswedan

PKB mulanya bergabung dengan Partai Gerindra membentuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) mengusung Prabowo Subianto.

Sementara NasDem tergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) bersama Demokrat dan PKS mengusung Anies Baswedan.

Kini terbentuknya kerja sama NasDem-PKB mengusung Anies-Cak Imin dikait-kaitkan dengan sosok Presiden Jokowi yang dituding sebagai "mastermind".

Baca juga: Surya Paloh Bantah Nasdem Berkhianat, Prihatin Dengan Sikap Demokrat, Begini Penjelasannya

Presiden Jokowi pun bereaksi dan membantah ikut campur dalam terbentuknya koalisi NasDem-PKB yang menduetkan Anies-Cak Imin.

Jokowi menegaskan, dinamika politik menjelang Pilpres 2024 bukan urusan presiden, melainkan kewenangan partai politik (parpol).

"Urusannya ketua-ketua partai harusnya, bukan urusannya presiden," ungkap Jokowi, dikutip dari YouTube Kompas TV, Sabtu (2/9/2023).

Meski demikian, Jokowi membenarkan adanya pertemuan dirinya dengan Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh pada Kamis (31/8/2023) sore.

Pertemuan tersebut kebetulan pula tepat sebelum kabar merapatnya PKB ke NasDem mencuat.

Sebelumnya, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyebut ada "mastermind" atau dalang di balik duet Anies-Cak Imin.

SBY menyebut, ada pihak yang mendalangi gagalnya jalan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AYH), menjadi cawapres Anies.

Menurut SBY, ada menteri aktif di Kabinet Jokowi yang melobi Demokrat untuk membentuk koalisi baru bersama PKS dan PPP.

SBY menuding, sepak terjang menteri tersebut atas sepengetahuan "pak lurah", di mana yang dimaksud di sini diduga adalah Jokowi.

SBY mengaku bahwa dirinya mendapatkan informasi bahwa ada upaya agar pasangan Anies dan AHY yang sudah digaungkan sejak beberapa waktu lalu tak akan terwujud.

"Informasi yang saya dengar ini pekerjaan politik tingkat tinggi. Ini bukan informasi, ini fakta. Benar ternyata, Anies-AHY yang hampir matang untuk diluncurkan dan diketahui masyarakat luas itu terbukti bisa digagalkan," katanya.

Sebelumnya, PKB resmi menerima tawaran Partai NasDem untuk berkoalisi mengusung Anies Baswedan sebagai bakal capres.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKB, Hasanudin Wahid mengatakan partainya menerima tawaran tersebut dan Cak Imin sebagai bakal cawapres.

Keputusan itu didapat dari hasil rapat pleno, elite PKB di Kantor DPW PKB Jatim, Jumat (1/9/2023).

"Lamaran Partai NasDem kepada Ketua Umum kami Gus Muhaimin bersama-sama maju Pilpres 2024 dengan saudara Anies Baswedan."

"Jadi keputusannya adalah kami menerima baik tawaran partai NasDem,” kata Hasanuddin.

Demokrat Akan Bentuk Koalisi Baru

Partai Demokrat disebutkan akan menjalin koalisi atau kerja sama politik baru dengan parpol lain.

Sekretaris Majelis Tinggi Partai (MTP) Demokrat, Andi Mallarangeng, mengatakan Demokrat ingin fokus kembali untuk Pilpres 2024.

"Menuju Pilpres 2024 ini, yaitu kita membangun koalisi baru dengan teman-teman dari parpol lain," ujar dia, Sabtu (2/9/2023).

"Yang lalu-lalu biarlah sudah, kita sudah ditinggalkan," imbuhnya.

Pihaknya sudah tidak mau lagi bertemu atau bahkan membuka komunikasi, baik dengan Partai NasDem ataupun Anies.

Bagaimana tidak, kata dia, koalisi yang sudah digagas selama kurang lebih satu tahun, malah mengusung kerja sama baru dengan partai di luar koalisi secara sepihak.

Dalam hal ini, yakni soal pengusungan bacapres Koalisi Perubahan Anies Baswedan dengan Cak Imin.

"Kami yang ditinggalkan lalu kemudian tiba-tiba diam-diam (mereka) melakukan pertemuan politik dan kesepakatan baru," kata Andi Mallarangeng.

"Enggak pernah kami diberitahu oleh Mas Anies," sambungnya.

Demokrat pun menutup pintu komunikasi tersebut dengan alasan karena ingin move on.

"Harus move on dong, menuju babak selanjutnya," kata Andi Mallarangeng.

KKIR Bentukan Gerindra-PKB Bubar

DPP Partai Gerindra menghormati keputusan politik PKB yang menerima tawaran kerja sama dengan Partai NasDem di Pilpres 2024.

Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco, mengatakan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang sebelumnya dibuat Gerindra dan PKB kini resmi bubar.

"Terhadap keputusan yang telah diambil oleh PKB, yaitu menerima kerja sama politik dengan Partai NasDem.

Sehingga otomatis menyebabkan kerja sama politik Gerindra dan PKB berakhir atau KKIR menjadi bubar dengan sendirinya," ujar Dasco di Kompleks Parelemen, Senayan, Jakarta, Jumat (1/9/2023).

Dasco juga mengajak PKB untuk menjaga iklim Pemilu 2024 yang aman dan damai.

“Pada prinsipnya kami menghormati, mengucapkan selamat berjuang, serta mengajak untuk bersama-sama menjaga iklim Pemilu yang akan datang dengan sejuk dan damai, agar Pemilu 2024 berlangsung aman dan lancar,” pungkas Dasco.

Duet Anies-Cak Imin Deklarasi Siang Ini

Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar akan dideklarasikan sebagai bakal calon presiden dan wakil presiden siang ini, Sabtu (2/9/2023), pukul 14.00 WIB.

Lokasi deklarasi Anies-Cak Imin sengaja dipilih di Hotel Majapahit, Jalan Tunjungan, Surabaya, Jawa Timur (Jatim).

Hotel Majapahit Surabaya disebut merupakan tempat bersejarah di Indonesia.

Tempat penginapan ini dahulunya dikenal bernama Hotel Yamato.

Bersejarah karena di hotel ini arek-arek Suroboyo menunjukkan aksi heroik dengan merobek bendera Belanda agar Merah Putih bisa berkibar di Nusantara pada 1945.

Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PKB, Syaiful Huda mengatakan, hotel ini sengaja dipilih sebagai lokasi deklarasi Anies-Cak Imin karena mempunyai arti tersendiri.

Mereka ingin mengambil semangat peristiwa perobekan bendera Belanda kala itu.

"Di situlah arek-arek Suroboyo menunjukkan aksi heroik dengan merobek bendera Belanda agar Merah Putih bisa berkibar di Nusantara,” kata Syaiful Huda dalam siaran pers, dilansir dari Tribunnews.com.

Huda mengatakan, Anies dan Muhaimin akan mewarisi semangat arek-arek Surabaya pada 1945 dalam pertarungan Pemilihan Presiden 2024.

Huda menambahkan acara deklarasi siang ini akan digelar secara sederhana dan khidmat. (*)

Sumber: Kompas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved