Heboh Bayi Tertukar di Bogor

Bakal Dilaporkan Keluarga Bayi Tertukar, RS Sentosa Merasa jadi 'Korban', Kini Salahkan Perawat

RS Sentosa terancam dilaporkan keluarga bayi tertukar usai hasil tes DNA menyatakan 99,9 persen tertukar.

Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Weni Wahyuny
TribunnewsBogor.com
RS Sentosa terancam dilaporkan keluarga bayi tertukar usai hasil tes DNA menyatakan 99,9 persen tertukar. 

TRIBUNSUMSEL.COM - RS Sentosa terancam dilaporkan keluarga bayi tertukar usai hasil tes DNA menyatakan 99,9 persen tertukar.

Keluarga Siti Mauliah dan Dian rencananya akan melaporkan segera, namun pihak keluarga memutuskan untuk melakukan mediasi terlebih dahulu dengan Rumah Sakit Sentosa.

Tetapi, bilamana mediasi tersebut tak berjalan dengan apa yang diinginkan maka Siti dan Dian akan melaporkan RS Sentosa ke Polres Bogor.

Menanggapi soal laporan itu, Juru Bicara RS Sentosa, Gregorius B Djako mengungkapkan bahwa pihaknya merasa sebagai korban.

"Sakit kah, rawat kah," kata pria yang akrab disapa Gregg kepada TribunnewsBogor.com.

Tak hanya itu, pihak RS Sentosa bak melimpahkan kesalahan ke perawat.

Alasan Ibu Bayi Tertukar di Bogor Bakal Laporkan RS Sentosa, Tolak Penawaran Damai
Alasan Ibu Bayi Tertukar di Bogor Bakal Laporkan RS Sentosa, Tolak Penawaran Damai (TribunnewsBogor.com)

Menurutnya, mereka tidak mengungkapkan masalah ini ke pihak RS Sentosa, sehingga menjadi senjata di kemudian hari.

"Dan (perawat) menutupi kasus begitu lama," terangnya.

Baca juga: Perjuangkan Keadilan, Hotman Paris Minta Jenderal TNI Temui Orangtua Imam Masykur Korban

Kendati begitu, RS Sentosa berupaya membujuk ibu bayi tertukar itu dengan beberapa bantuan.

Adapun RS Sentosa menawarkan jaminan kesehatan hingga beasiswa sampai bayi tertukar itu SMA.

Menurutnya, segala sesuatunya pasti akan dicover oleh RS Sentosa.

Siti Mauliah dan Dian bersama dua buah hati mereka yang tertukar di Mapolres Bogor, Jumat, 25 Agustus 2023.
Siti Mauliah dan Dian bersama dua buah hati mereka yang tertukar di Mapolres Bogor, Jumat, 25 Agustus 2023. (dok. Tribunnews)

Mediasi Gagal

Sementara itu, mediasai antara dua keluarga bayi tertukar dan RS Sentosa ternyata mengalami kebuntuan.

Mediasi yang berlangsung di Mako Polres Bogor pada Rabu (30/8/2023) sore tadi gagal.

Hal itu diungkapkan oleh Kuasa Hukum Dian, Binsar Aritonang.

"Hasil mediasinya terakhir tadi masih belum menemui kesepakatan," kata Binsar Aritonang, kuasa hukum Ibu D saat ditemui TribunnewsBogor.com di Mako Polres Bogor.

Baca juga: Alasan Ibu Bayi Tertukar Tolak Damai usai Diimingi RS Sentosa, Segera Lapor Polisi : Tak Sebanding

Karena mediasi gagal, maka dari itu pihaknya akan menempuh melalui jalur hukum.

Karena kliennya, ibu Dian dan Siti merupakan korban.

"Namun kami juga akan menempuh sesegera mungkin, akan menempuh upaya-upaya hukum terkait kejadian yang terjadi yang mana kami Ibu S dan Ibu D sebagai korban," kata Binsar Aritonang.

"Pasti (laporan polisi), kami juga gak berlarut-larut gitu. Untuk terjadinya perdamaian atau mediasi kan tidak perlu menunggu itu juga terlalu lama gitu kan, karena kami di sini juga harus bertanggung jawab terhadap klien kami juga, upaya apa yang akan kami lakukan. Dimana klien kami juga sepakat kita akan melakukan upaya hukum," ungkap Binsar Aritonang.

Siti Tolak Tawaran RS Sentosa

Reaksi Siti Mauliah pihak RS Sentosa ingin damai dan tawarkan bea siswa hingga jaminan kesehatan.

RS Sentosa berharap damai dan menawarkan jaminan kesehatan hingga bea siswa kepada kedua bayi yang tertukar tersebut.

Menanggapi hal itu, Siti Mauliah dengan tegas menolak tawaran pihak RS Sentosa.

Disampaikan kuasa hukum Siti Mauliah, Rusdy Ridho bahwa pihak ibu bayi tertukar menolak tawaran bea siswa tersebut dan akan tetap menempuh jakur hukum.

Menurutnya, sampai SMA memang gratis jika di negeri, sementara terkait kesehatan sudah memiliki BPJS.

"Kita tolak lah, sampe SMA kan gratis kalo negeri, untuk kesehatannya kan ada BPJS," ucap kuasa hukum Siti. Dilansir TribunnewsBogor.com, Rabu (30/8/2023).

Kendati begitu, Rusdy mengatakan tawaran yang diberikan pihak RS Sentosa ini dinilai tidak sebanding dengan kerugian yang dialami kedua pihak keluarga bayi.

Pasalnya, di dalam persoalan ini terdapat kerugian materil maupun inmateril yang dialami oleh kedua pihak korban yang harus dipertimbangkan.

Bahkan menurutnya, tawaran itu dilakukan oleh pihak RS Sentosa hanya sekdar pemanis saja.

"Ngapain lah, itu pemanis aja, kita engga kesana arah kompensasinya. Engga seimbang, semua udah di cover sama negara," tegasnya.

Kendati demikian, kedua korban bayi tertukar ini telah sepakat tetap menempuh jalur hukum.

"Kita udah sepakat sama keluarga bu D, satu perahu lah untuk menggugat rumah sakit dan melaporkan ke polisi," pungkasnya.

Kendati demikian, kedua korban bayi tertukar ini telah sepakat tetap menempuh jalur hukum.

"Kita udah sepakat sama keluarga bu D, satu perahu lah untuk menggugat rumah sakit dan melaporkan ke polisi," pungkasnya.

Bayi yang dilahirkannya secara sesar itu tertukar pada 18 Juli 2022, di rumah sakit.

Sementara Siti mengetahui ketukaran bayi tersebut setelah satu tahun dirawatnya.

Diketahui pula, Siti Mauliah bersama Nyonya D diduga ibu bayi tertukar melangsungkan tes DNA, pada Senin (23/8/2023).

Adapun tes DNA ini dilalukan kedua ibu bayi di di Puslabfor Polri di Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor dari air liur.

Hasil tes DNA menyatakan bahwa kedua bayi tersebut dinyatakan 99,9 persen memang tertukar.

Baca berita lainnya di Google News

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved