Ini Kata Pihak KUA Soal Indra Bekti dan Aldilla Jelita Menikah Lagi Usai Cerai,Ibu Mertua Tak Setuju

Lantaran Indra Bekti sudah melakukan kesalahan fatal yang tak bisa lagi diperbaiki.

"Saya syok. Dilla sudah sampaikan waktu sebulan dia bercerai terus bilang 'Mami aku mau kembali (rujuk)'. saya bilang 'what?'. Marah dong, karena ini kesalahan yang Bekti dibikin udah fatal, udah nggak bisa diperbaiki," terang Marjam dilansir dari akun TikTok @simplify1707.

Marjam Abdurahman mengatakan jika sakit yang diderita Indra Bekti beberapa waktu lalu itu bak menjadi teguran dari sang pencipta akibat kesalahannya yang fatal.

"Udah pernah terjadi di tahun 2016 sekarang diulang lagi. Dan udan diazab sama Allah tahun kemarin itu, waktu Desember, waktu dia ulang tahun.

Sekarang ini orang mau mencaci saya ya kan bahwa seorang Ibu jahat mau melepaskan darah dagingnya," jelasnya.

Marjam mengaku tidak ingin membeberkan kesalahan Indra Bekti, karena masih memandang cucu-cucunya.

"Kesalahan yang Bekti bikin sudah tidak terampuni buat saya. Saya tidak bisa membuka kesalahan Bekti saat ini karena saya masih memandang cucu saya," kata Marjam.

Namun, Marjam menyinggung soal bahwa perbuatan Indra Bekti itu sesuai dengan surat Al Quran mengenai Nabi Luth.

Sekalipun memang Aldilla Jelita ingin rujuk, Marjam mengaku akan lapang dada menerima jika Indra Bekti menjalani taubat.

"Jadi kalau benar-benar Bekti bertaubat. It means taubat itu ada tiga ya. Bekti ini sudah salat taubat, salat taubatnya bener nggak?"

Pun ia bahkan memberikan waktu setidaknya 2 tahun pasca sang anak bercerai.

"Paling gak 2 tahun deh Bekti harus perbaiki diri dulu deh, dan sudah gitu menjauhi dari perbuatan yang hina itu," ujarnya.

Pada 2016 itu Aldila Jelita sempat ingin melarikan diri dari kehidupan Indra Bekti.

Namun, Indra Bekti menghalanginya dan mengakui semua kesalahannya.

"Tahun 2016 Aldila mau melarikan diri. Bekti bersumpah atas nama Allah dan nama anaknya. Dia sudah bersepakat mengakui dan saya oke untuk melanjutkan (rumah tangga)," terang Marjam Abdurahman.