seputar islam

Mitos Bulan Safar Bulan Sial Penuh Musibah, ini Penjelasan Surat At Taubah Ayat 36 dan Hadits Nabi

Bulan Safar adalan bulan baik, sama dengan bulan-bulan lainnya. Kalaupun ada kejadian buruk di dalamnya, maka itu semata karena takdir,bukan Safar-nya

|
Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/welly triyono
Mitos Bulan Safar Bulan Sial Penuh Musibah, ini Penjelasan Surat At Taubah Ayat 61 dan Hadits Nabi. 

Inna 'iddatasy-syuhụri 'indallāhiṡnā 'asyara syahran fī kitābillāhi yauma khalaqas-samāwāti wal-arḍa min-hā arba'atun ḥurum, żālikad-dīnul-qayyimu fa lā taẓlimụ fīhinna anfusakum wa qātilul-musyrikīna kāffatang kamā yuqātilụnakum kāffah, wa'lamū annallāha ma'al-muttaqīn

Artinya:

Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.(QS At Taubah ayat 36)

Berdasarkan isi ayat tersebut maka Allah SWT menyatakan bahwa 12 bulan tersebut adalah bulan-bulan baik, termasuk bulan Safar.


Disamping itu, dalam ayat Al Quran tentang bulan Safar lainnya, disebutkan bahwa tidak ada satupun bencana atau masalah yang akan menimpa seseorang jika bukan atas kehendak Allah SWT sebagaimana bunyi surat At Taubah ayat 51 berikut ini:

Surat At-Taubah Ayat 51
قُل لَّن يُصِيبَنَآ إِلَّا مَا كَتَبَ ٱللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَىٰنَا ۚ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ ٱلْمُؤْمِنُونَ

Arab-Latin: Qul lay yuṣībanā illā mā kataballāhu lanā, huwa maulānā wa 'alallāhi falyatawakkalil-mu`minụn

Artinya: Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal".

Al hadits

Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:


لَا عَدْوَى وَلَا طِيَرَةَ وَلَا هَامَةَ وَلَا صَفَرَ وَفِرَّ مِنْ الْمَجْذُومِ كَمَا تَفِرُّ مِنْ الْأَسَدِ

Artinya:
Tidak ada 'adwa, thiyarah, hamah, shafar, dan menjauhlah dari orang yang kena penyakit kusta (lepra) sebagaimana kamu menjauh dari singa. (HR Bukhari dan Muslim)


Ada empat hal yang disampaikan nabi.
1. 'Adwa adalah keyakinan tentang adanya wabah penyakit yang menular dengan sendirinya, tanpa sebuah proses sebelumnya dan tanpa seizin Allah.

2. Thiyarah merupakan keyakinan tentang nasib baik dan buruk setelah melihat burung.
Dalam masyarakat jahiliah ada mitos yang mengatakan, bila seorang keluar rumah dan menyaksikan burung terbang di sebelah kanannya, maka tanda nasib mujur bakal datang.
Sementara bila melihat burung terbang di sebelah kirinya maka tanda kesialan akan tiba sehingga sebaiknya pulang.

3. Hamah adalah anggapan bahwa ketika terdapat burung hantu hinggap di atas rumah maka pertanda nasib sial akan tiba kepada pemilik rumah tersebut.
4. Demikian juga Safar yang diyakini sebagai waktu khusus yang bisa mendatangkan malapetaka.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved