Heboh Bayi Tertukar di Bogor

Dinkes Bogor Turun Tangan jadi Angin Segar Siti Mauliah Temukan Bayi setelah Setahun Tertukar

Pihak dinas kesahatan turun tangan usut kasus bayi tertukar di Bogor, usut dugaan kelalaian pihak RS.

Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Weni Wahyuny
TribunnewsBogor.com
Bahagianya Siti Mauliah Bayi Tertukar Setahun Segera Kembali karena Dinkes bogor turun tangan langsung 

TRIBUNSUMSEL.COM - Pihak dinas kesahatan turun tangan usut kasus bayi tertukar di Bogor.

Ini menjadi angin segar bagi Siti Mauliah, ibu yang bayinya tertukar.

Seperti diketahui, kisah Siti Mauliah tengah gundah gulana lantaran buah hatinya yang telah dikandung selama sembilan bulan, tertukar saat dilahirkan di Rumah Sakit Sentosa, Jalan Kemang, Desa Pondok Udik, Kabupaten Bogor.

Siti Mauliah melahirkan bayi laki-laki pada 18 Juli 2022 lalu.

Setelah satu tahun merawat bayi tersebut, Siti baru mengetahui bayinya tertukar.

Pemerintah Kabupaten Bogor meminta Dinas Kesehatan untuk menyelesaikan kasus bayi yang diduga tertukar.

Namun penuntasan kasus ini terkendala karena salah satu orangtua bayi menyatakan belum siap untuk tes DNA.

Melansir dari KompasTV, saat ini pihak Dinkes sudah mendapatkan kronologi dari peristiwa dugaan bayi tertukar dan saat ini tengah melakukan kroscek atau konfirmasi ke lokasi kejadian, baik rumah sakit yang menangani dan kepada kedua orangtua yang merasa bayinya tertukar.

Sosok D Ibu Bayi Tertukar Siti Mauliah Takut Tes DNA, Akui Sulit Pisah dengan Anak
Sosok D Ibu Bayi Tertukar Siti Mauliah Takut Tes DNA, Akui Sulit Pisah dengan Anak (TribunnewsBogor.com)

Sementara terkait rencana pihak dinas kesehatan ingin mempertemukan kedua pihak ibu bayi tertukar.

Baca juga: Nasib Ibu D Bayi Tertukar dengan Siti Tak Mau Tes DNA, Mentalnya Tak Stabil & Butuh Pendampingan

Dijelaskan wartawan Kompas.com, bahwa pihak dinkes saat ini tengah melalukan kroscek di lokasi.

"Saat ini dari pihak dinas kesehatan masih melakukan pengkroscekan di lokasi baik itu di rumah sakit maupun kedua belah pihak ibu bayi yang tertukar," ucap jurnalis Niko Zulfikar dalam Youtube KompasTV, Senin (14/8/2023).

Tak hanya itu, terkait penyidikan pihak kepolisian dijelaskan wartawan Kompas.com saat ini pihak kepolisian masih melakukan penyidikan terhadap kasus tersebut.

Polisi akan meminta keterangan rumah sakit untuk menyelidiki apakah ada unsur pelanggaran pidana dalam kasus dugaan bayi tertukar ini.

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Bogor memberi atensi atas kasus ini, PLT Bupati Bogor, Iwan Setiawan akan meminta Kepala Dinkes untuk turun langsung menyelesaikan permasalahan.

"Saya perintahkan Kadinkes untuk menyelesaikan permasalahan yang luar biasa ini," kata Iwan

Baca juga: Nasib Rumah Sakit Sentosa Bogor setelah Heboh Bayi Tertukar, Plt Bupati Bogor Bicara Soal Sanksi

Iwan pun menyebut, adapun solusi atas kasus dugaan bayi yang tertukar ini adalah dengan melakukan tes DNA.

"Kalau sudah jelas tertukar, ya harus ditukar kembali dengan kami, pemerintah sebagai penengah," ungkapnya.

Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan buka suara terkait bayi tertukar di di Rumah Sakit Sentosa, Kabupaten Bogor setahun lalu. Minta kasus ini diselesaikan
Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan buka suara terkait bayi tertukar di di Rumah Sakit Sentosa, Kabupaten Bogor setahun lalu. Minta kasus ini diselesaikan (Tribunnewsbogor.com)

Lebih lanjut, ia menambahkan, terkait kasus ini, tidak menutup kemungkinan adanya sanksi tegas terhadap pihak Rumah Sakit Sentosa Bogor jika terbukti terjadi kelalaian atas tertukarnya bayi Siti tersebut.

"Mungkin ada sanksi (untuk rumah sakit) kalau menurut saya, karena ini kelalaian yang berdampak cukup luar biasa," ujarnya menegaskan.

Penjelasan Pihak RS

Pihak RS Sentosa buka suara terkait permintaan terduga ibu bayi yang tertukar dengan Siti Mualiah minta syarat tes DNA.


Segala upaya Siti Mualiah untuk memperjuangkan bayi tertukar telah dilakukan. Namun sayangnya pihak terduga ibu bayi tertukar belum mau melakukan tes DNA.

Hal itu dijelaskan oleh pihak RS Sentosa ibu D terduga bayi tertukar belum siap secara psikis dan mentalnya untuk melakukan tes DNA.

Syarat untuk tes DNA pun ia dengar dari pihak lain, bukan disampaikan langsung oleh pasien B.

"Infonya begitu. Kami baru dengar dari info saja, bukan dengar langsung," kata Greg saat dikonfirmasi TribunnewsBogor.com pada Senin (14/8/2023).

Tak hanya itu Greg juga menjelaskan terkait syarat ibu terduga bayi tertukar yang meminta untuk seluruh pasien di tes DNA baru ia melakukannya.

Menurutnya, hal tersebut tidak mungkin dilakukan oleh pihak rumah sakit.

"Tidak mungkin dipenuhi," kata Greg.

Sementara pengacara Siti, Rusdy mengatakan bahwa terduga ibu bayi memberi syarat berat untuk Rumah Sakit Sentosa Bogor bila ingin melakukan tes DNA.

Katanya, pasien B mau tes DNA bila semua bayi yang lahir saat itu juga dites.

"Mau dia (pasien B) semua yang lahir dites DNA, jangan hanya dia," kata Rusdy Ridho.

Menurutnya, pihak RS Sentosa Bogor akan sulit memenuhi syarat dari pasien B.

"Mungkin sulit," katanya.

Pasalnya bayi yang lahir pada 18 Juli 2022 bersamaan dengan Siti Mauliah hanya Nyonya B saja.

"Bayi yang lahir pada hari yang sama itu laki-laki hanya dua orang, sisanya perempuan," katanya.

Ibu B Ajukan Syarat Berat

Pertemuan Siti dan terduga orang tua anaknya malah menimbulkan permasalahan baru.

Hal itu karena Ibu D, terduga orang tua anak Siti, tidak sepakat saat diajak untuk melakukan tes DNA guna mengecek kebenaran adanya bayi tertukar.

Melansir dari TribunnewsBogor.com, ibu D mengatakan, jika anaknya harus menjalani tes DNA, maka bayi di RS Sentosa yang lahir pada tanggal yang sama, pun harus melakukan hal serupa.

Kuasa hukum Siti, Rusdy Ridho mengatakan, pihaknya sempat melakukan mediasi bersama D dan juga pihak rumah sakit.

Namun, D tetap enggan melakukan tes DNA seperti yang sudah dilakukan oleh kliennya

"Rumah sakit sudah melakukan mediasi dengan yang terduga tertukar, tapi yang terduga tidak mau melakukan DNA. Pengenya semua bayi yang ada hari itu juga harus dilakukan tes DNA," ujarnya.

Menurut Rusdy, pihak bayi yang tertukar masih merupakan warga di Kabupaten Bogor sama seperti kliennya.

Lebih lanjut, Rusdy mengatakan dugaan pada D lantaran saat itu hanya ada dua bayi laki-laki yang ada dirumah sakit dan bayi Siti.

"Karena memang hanya dua laki-laki waktu itu, karena kita yakin sekali bahwa ini memang dengan pasien B. Upaya untuk melakukan pendekatan dengan pasien B terus dilakukan," ujar Rusdy.

Baca berita lainnya di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved