Wali Siswa Ketapel Guru SMA di Bengkulu
Ini Kata Kepsek SMAN 7 Rejang Lebong Soal Nasib PDM di Sekolah Imbas Ayah Ketapel Mata Guru Zaharman
Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 7 Rejang Lebong angkat bicara soal nasib PDM siswa yang orang tuanya ketapel mata guru bernama Zaharman hingga buta.Tuh
TRIBUNSUMSEL.COM -- Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 7 Rejang Lebong angkat bicara soal nasib PDM siswa yang orang tuanya ketapel mata guru bernama Zaharman hingga buta.
Tuharlan Effendi berharap sang murid tetap bersekolah mengikuti kegiatan belajar mengajar agar tidak berhenti.
Melansir dari Tribunbengkulu, Senin (7/8/2023), pihaknya tak ingin PDM putus sekolah akibat peristiwa tersebut.
Adapun pihaknya akan melakukan komunikasi terlebih dahulu kepada orangtua siswa PDM. Juga akan mengajak para dewan guru lainnya untuk melakukan komunikasi dan diskusi.
Tuharlan juga mengatakan bahwa PDM sampai saat ini masih berstatus siswa SMAN 7 Rejang Lebong.
"Akan dikomunikasikan ke orangtuanya, belum ada," kata Kepsek.
Ia mengaku masih berharap agar PDM tidak keluar dan tetap bersekolah di SMAN tersebut.
Namun tentunya hal itu harus dilakukan pendekatan dan hal-hal lainnya. Bagi seorang pendidik, tidak ada alasan untuk menolak seseorang untuk bisa berkembang.
Maka dari itu, ia mengatakan bahwa tidak ada niatan untuk mengeluarkan PDM karena tidak ada alasan bagi seorang pendidik untuk menolak seorang anak yang ingin mendapatkan pendidikan.
"Kita juga harus memikirkan ini nantinya, dimana sang anak itu merasa aman nyaman dan sebagainya, tapi kita berharap dia masih melanjutkan sekolahnya,"sampainya.
Bakal Dijaga Polisi
Pasca aksi penganiayaan yang menimpa seorang guru di SMAN 7 Rejang Lebong terjadi, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dihentikan sementara.
Setelah rapat bersama pihak sekolah dan Polres Rejang Lebong dengan Kodim 0404/RL dibuat keputusan. Yakni mulai Selasa (8/8/2023) besok, sistem KBM di SMAN 7 Rejang Lebong akan kembali dilaksanakan secara normal.
Untuk sementara waktu, pelaksanaan KBM bahkan akan mendapatkan pengawalan oleh Polres Rejang Lebong dan Kodim 0409/RL.
Kepala SMAN 7 Rejang Lebong, Tuharlan Effendi mengatakan, bahwa KBM di sekolahnya mulai Selasa (8/8) ini. Pelaksanaan KBM ini kembali normal seperti biasa setelah adanya rapat bersama yang dilakukan pihak guru, komite dan TNI serta Polri.
Dimana pada hari pertama masuk sekolah pasca diliburkan sementara ini, pelaksanaan KBM akan dijaga oleh TNI dan Polri.
"Benar, kegiatan belajar mengajar akan kembali normal seperti biasa, mulai Selasa ini," pungkasnya.

Ditambahkan Tuharlan, aksi penganiayaan yang menimpa salah seorang guru yakni Zaharman menimbulkan trauma bagi para guru lainnya.
Ia pun mengakui hal tersebut karena banyak para guru takut untuk datang dan mengajar ke sekolah.
Meskipun begitu, agar KBM tidak terhambat makanya akan kembali dilaksanakan. Di SMAN 7 Rejang Lebong ini sendiri ada sebanyak 197 siswa. Sedangkan ada 24 guru dan 6 orang staff.
"Kira sudah minta datang dan masuk ke sekolah lagi,"lanjutnya.
Pada hari pertama ini, pihaknya akan melaksanakan apel bersama dengan seluruh siswa dan guru.
Selanjutnya, pihaknya juga akan mengumpulkan semua wali murid untuk mengadakan rapat.
Tujuannya yakni membahas agar kejadian seperti kemarin tidak terulang lagi. Namun untuk kepastian kapan para orangtua siswa itu dikumpulkan masih belum tahu .
"Kita masih belum tahu kapan, yang jelas untuk pertama ini bagaimana KBM bisa berjalan normal dahulu fokus kita,"tutup Tuharlan.
Sudah Ikhlas
Zaharman, guru SMA yang alami buta usai diketapel wali murid sudah ikhlas menerima kenyataan bahwa matanya buta permanen.
Saat ini pria berusia 58 tahun itu masih menjalani proses pemulihan di Rumah Sakit Ar Bunda Lubuklinggau pasca menjalani operasi.
Guru yang mengajar di SMA di Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu ini sudah mengikhlaskan bila matanya buta dan menganggap hal ini adalah bagian dari takdir.
Pernyataan ini diungkapkan oleh Mubdi anak Zaharman saat dihubungi Tribunsumsel.com, Minggu (6/8/2023).
Bahkan cerita Mubdi ayahnya tidak pernah berpikir sedikit pun untuk mengambil langkah hukum terkait peristiwa malang yang menimpanya.
"Bapak (tidak ada dendam) no komen, satu kata pun tidak ada (menyuruh dipenjarakan) atau apa, dia mengatakan sudah takdir," cerita Mubdi.
Namun, sebagai anak dan pihak keluarga mereka tidak terima bila ayahnya diperlakukan dengan cara demikian, hingga mengalami cacat permanen.
"Proses Hukum Tetap Jalan, kemarin yang melaporkan adalah pihak sekolah dengan PGRI Rejang Lebong, kami keluarga belum ada sama sekali melapor ke Polisi. Yang melaporkan pihak sekolah dibantu pihak PGRI (Rejang Lebong)," ungkapnya.
Mubdi mengatakan sudah mendengar bahwa pelaku penganiayaan ayahnya saat ini sudah menyerahkan diri Sabtu (5/8/2023) malam ke Polisi.
"Karena sudah ditangkap, kami (pihak keluarga) paling menyiapkan pengacara untuk proses selanjutnya, kalau kami ingin proses ajalah sesuai dengan hukum berlaku atas perbuatan dan tindakan pelaku itu," ujarnya.
Walau pun, Mubdi mengaku pihak keluarga tidak mempunyai rasa dendam sama sekali, hanya saja pihaknya sebagai anak dan keluarga melihat ayahnya cacat seumur hidup.
"Kalau luka jahitan taroklah bisa sembuh, patah bisa diobati, kalau mata? Kalau pelaku mau donor matanya tidak apa-apa," ungkapnya.
Kondisi Guru Zaharman Masih Sering Pusing
Sejak menjalani operasi beberapa waktu lalu sekarang ayahnya lagi proses pemulihan, kondisi matanya seperti itulah (buta) karena sarafnya sudah hancur.
"Sekarang ibaratnya pemulihan luka, kepalanya sedang pusing karena mata itu langsung ke otak saraf," ujarnya.
Namun, proses pemulihan ini agak lama karena ayahnya mempunyai riwayat penyakit diabetes, jadi karena lukanya cukup parah kemungkinan proses pemulihannya cukup lama.
"Ayah ada diabetes, mungkin agak lama sembuh luka seperti ini dan sekarang masih di rawat di Ar Bunda, tapi kata dokternya besok sudah bisa pulang bila tidak ada halangan Senin (7/8/2023) besok," ungkapnya.
Mubdi mengungkapkan bila keluarga pelaku sudah datang berkunjung, keluarganya itu kebetulan kenal karena pernah menjadi murid ayahnya.
"Jenguk (keluarga pelaku) tidak ada maksud apa-apa karena dia itu pernah murid ayah, ibaratnya sudah kenal lama juga," ungkapnya.
Dia mengungkapkan pihak keluarganya itu mengaku murni menjenguk dan dia datang seorang diri ke rumah sakit.
"Datang hanya menyampaikan bela sungkawa, tidak ikut campur," ujarnya.
Rumah Zaharman dan Rumah Pelaku hanya berjarak 150 Meter.
Mubdi juga menyebut bila rumah pelaku dengan sekolah hanya berjarak 500 meter. Sedangkan rumah pelaku dengan rumah mereka (ayahnya) hanya berjarak 150 meter.
"Memang dekat sekolah. Kami hanya beda gang, masih satu dusun hanya beda gang saja, " tambahnya.
Pelaku Menyerahkan Diri
Sabtu malam (5/8/2023), AJ wali murid yang jadi tersangka penganiayaan Zaharman (58) guru SMA di Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu, menyerahkan diri ke polisi.
Setelah melakukan aksI ketapel pada Zaharman yang membuat sang guru jadi buta pada Selasa (1/8/2023), AJ wali murid dari PDM (16) langsung menghilang dan bersembunyi.
AJ warga Desa Simpang Beliti Kecamatan Binduriang Kabupaten Rejang Lebong menyerahkan diri sekira pukul 22.45 WIB ke Mapolres Rejang Lebong dengan didampingi keluarganya.
AJ terlihat diantar langsung pihak keluarganya. Tampak pihak keluarganya berlinang air mata dan merasa sedih melihat AJ dibawa ke ruang pemeriksaan.
"Ini bukan ditangkap ya, tapi menyerahkan diri," kata salah satu keluarga AJ dilansir Tribunbengkulu.com.
Dari pantauan TribunBengkulu.çom di lapangan, usai mendatangi Mapolres Rejang Lebong AJ langsung dibawa ke ruang pemeriksaan. Yakni untuk dimintai keterangan terkait kejadian tersebut.
Sampai saat ini hingga berita diturunkan belum ada pihak dari kepolisian yang bisa berkomentar prihal penyerahan diri tersangka penganiayaan guru SMA bernama Zaharman.
Kronologi Kejadian
Kronologi guru SMAN di Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu dianiaya pakai ketapel oleh orangtua atau wali murid, Selasa (1/8/2023).
Korban Zaharman (58) tidak hanya mengalami penganiayaan dengan cara diketapel. Namun juga sempat diancam menggunakan Senjata Tajam (sajam).
Zaharman Warga Simpang Beliti Kecamatan Binduriang Kabupaten Rejang Lebong, masih harus mendapat perawatan intensif akibat luka diketapel di Rumah Sakit Ar Bunda Kota Lubuklinggau.
Berdasarkan informasi yang diterima, kejadian bermula saat korban yakni Zaharman selaku guru olahraga menegur atau menindak muridnya yang sedang merokok di belakang sekolah dan saat jam sekolah.
Saat itu, seusai ditindak sang murid berinisial PDM (16) lantas berlari dan pulang ke rumahnya memanggil orangtua.
Mendapati pengaduan dari sang anak, orangtuanya yakni Ar alias AJ (45) langsung mendatangi sekolah.
Ar langsung masuk ke sekolah dan berkata kepada kepada satpam jika anaknya dipukul oleh korban.
Kemudian satpam berusaha menahan atau melerai namun wali murid ini lantas mengeluarkan pisau dan ketapel.
Akhirnya setelah upaya paksa, orangtua siswa ini berhasil masuk ke sekolah dan bertemu dengan korban.
Saat itu, wali murid tersebut lantas langsung mengarahkan ketapel kepada korban yang mengenai matanya.
Melihat mata korban mengeluarkan berdarah, wali murid itu lantas panik dan langsung berlari ke luar dari sekolah.
Kapolsek PUT IPTU Hengky Noprianto, SH, MH mengatakan sudah menerima laporan resmi soal dugaan penganiayaan yang dialami Zaharman.
Saat ini pihaknya akan melakukan pemeriksaan dan penyelidikan terkait laporan kasus penganiayaan ini.
"Laporan sudah masuk, tentu akan kita tindaklanjuti dengan melakukan penyelidikan," kata kapolsek.
(*)
Tribunsumsel.com
Zaharman
Zaharman Guru SMA Diketapel Wali Murid
Kondisi Terkini Zaharman Guru Diketapel Orang Tua
Viral Lokal
BENGKULU
Rejang Lebong
Buta Permanen, Zaharman Guru Diketapel Orangtua Siswa Ikhlas Terdakwa Divonis 13 Tahun: Terima Kasih |
![]() |
---|
Sosok Ervan Jaya Wali Siswa Ketapel Guru SMA di Bengkulu Hingga Buta, Divonis 13 Tahun Penjara |
![]() |
---|
Reaksi Zaharman Guru SMA yang Diketapel Hingga Buta, Tersangka Divonis 13 Tahun, Ikhlas Terima |
![]() |
---|
Nasib EJ Wali Siswa yang Ketapel Zaharman Guru SMA di Bengkulu Hingga Buta, Divonis Penjara 13 Tahun |
![]() |
---|
Kondisi Zaharman, Guru Diketapel Orang Tua Siswa Setelah Seminggu Keluar RS, Masih Sering Pusing |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.