Sopir Pikap Dikeroyok Pengendara Vespa

Bantah Minta Rp30 Juta, Sopir Pikap Ngaku Dianiaya Pengendara Vespa di Palembang: Itu Biaya Berobat

Bantah Minta Rp30 Juta, Sopir Pikap Ngaku Dianiaya Pengendara Vespa di Palembang: Itu Biaya Berobat

TRIBUNSUMSEL.COM/RACHMAD KURNIAWAN
Keluarga Azwar Anas, sopir pikap yang mengaku dikeroyok pengendara vespa membantah melakukan pemerasan sebesar Rp 30 juta, Senin (31/7/2023) 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Keluarga Azwar Anas (37) sopir pikap yang mengaku dikeroyok oleh pengendara vespa di Simpang Tugu KB, Kecamatan Seberang Ulu I Palembang membantah adanya dugaan pemerasan yang dilakukan melalui penasehat hukum mereka yang berdinas di Kumdam II Sriwijaya. 

Kasus ini masih bergulir pasca kedua belah pihak saling lapor polisi.

Pihak pengendara vespa diketahui turut melaporkan penasehat hukum Azwar Anas yang berdinas di Kumdam II Sriwijaya. 

Adik kandung korban, Deni Setiawati mengatakan jika uang senilai Rp30 juta yang disebut bukan bertujuan memeras melainkan sebagai uang pengobatan dan lain-lain. 

Sebagai informasi, Deni yang bekerja sebagai PNS di Kantor Otmil 1-05 Palembang ini membantah info yang beredar.

Baca juga: Viral Parkir di Pasar 16 Ilir Palembang Dimintai Rp 10 Ribu, Juru Parkir Kini Muncul dan Minta Maaf

Sementara Sri Wahyuni kakak kandung korban berstatus PNS di Kantor Kumdam II Sriwijaya. 

"Keberadaan penasehat hukum kami disana meminta ijin kepada Kakum untuk menyampaikan, kalau pihak sana (Agil) mau berdamai, kami sebagai pihak keluargalah meminta uang Rp30 juta sebagai biaya pengobatan, bukan dari penasehat hukum kami. Kalau pihak sana tidak mau ya sudah diserahkan ke kami lagi. Kami juga kan harus musyawarah keluarga dulu sebelum memutuskan mau berdamai atau tidak," ungkap Deni kepada awak media, Senin (31/7/2023). 

Ia menegaskan jika keberadaan penasehat hukum yakni Letda AC hanyalah mendampingi keluarga sewaktu menjalani upaya mediasi di Polsek Seberang Ulu I. 

"Penasehat hukum berada disana atas perintah Kakum untuk mendampingi kami. Sempat ditanya siapa komandan dia, ya dijawab sama penasehat hukum kami. Bukan Rp30 juta benar yang diminta, setelahnya kami bilang ke mereka seadanya saja," ujarnya. 

Deni Setiawati menyebut jika penasehat hukum yang dihadirkan di Polsek sewaktu ingin mendampingi datang atas permintaan keluarga agar mendapat perlindungan hukum.

"Surat kuasa ada di mobil saya waktu kami sedang di rumah makan. Setelah dari situ kami diminta untuk melakukan visum di rumah sakit, memang benar kami yang minta dan ada aturannya memperbolehkan yakni PP RI nomor 39 tahun Kep 1089 tentang penyelenggaraan petunjuk bantuan perlindungan hukum, " ujarnya. 
 

Kronologi Versi Pengendara Vespa

Kasus dugaan penganiayaan sopir pikap yang diketahui bernama Azwar Anas oleh pengemudi vespa bernama Agil (27) beberapa waktu yang lalu tampaknya berbuntut panjang.

Setelah dilaporkan ke polisi karena kasus dugaan penganiayaan, kini giliran Agil yang melaporkan Azwar ke Polrestabes Palembang karena kasus yang sama.

Menurut versi Agil, saat kejadian tersebut, justru dialah yang menjadi korban penganiayaan oleh Azwar.

Diketahui, Agil merupakan menantu dari salah satu tokoh masyarakat di Palembang, yakni Jamak Udin SH. 

Ketika dijumpai Tribunsumsel.com, saat itu ia tengah bersama temannya Andi.

Menurutnya, kejadian itu bermula ketika Agil mengejar Azwar karena menyerempet Andi hingga terjatuh.

Lalu ketika berusaha menyetopnya, Azwar malah banting setir ke kanan sehingga membuatnya terjatuh dan mengalami luka di bagian jempol kaki. 

"Saya bersama warga mengejar dia (sopir pick up) setelah menyerempet Andi. Tapi beberapa meter kemudian dia banting setir ke kanan sehingga membuat saya jatuh dan luka di jempol. Soal menjambak rambut itu salah, yang saya tarik itu wig dia (rambut palsu) yang mirip seperti rambut Naruto, " ujar Agil saat dijumpai, Minggu (30/7/2023). 

Selanjutnya, setelah Azwar turun, ia malah menendang Agil sampai ada memar di bagian paha.

Keributan yang terjadi memancing warga berkerumun dan kesal dengan Azwar yang menyerempet Andi sebelumnya. 

Bahkan rekannya Andi pun turut dipukul di bagian wajah oleh pelaku Azwar. 

"Setelah dia disetop warga karena nyerempet saya juga terjadi keributan. Jadi yang mukuli dia itu warga sedangkan kami hanya berdua, " katanya.

Setelah beberapa saat seorang anggota Polsek Seberang Ulu I yang melepaskan tembakan peringatan untuk melerai keributan itu. 

"Ada anggota polisi yang hendak membawa galon, karena dilihat ada ribut-ribut makanya dibubarkan. Setelah itu kami bersama Azwar bertiga dibawa ke Polsek SU I. Polisi itu cuma satu kebetulan saja lewat sana, tidak ada Polwan seperti yang disampaikan, " ujarnya. 

Agil menegaskan jika pernyataan pihak Azwar yang menyebut adanya pemukulan menggunakan helm dan batu adalah salah.

Sebab Azwar sampai di Polsek Seberang Ulu I pun masih bisa membawa mobil pikapnya. 

"Yang katanya geng vespa orang tujuh mukuli dia itu salah, sekali pun memukul dia tidak. Itu warga semua (yang memukul), kami ini hanya berdua bukan bertujuh malahan kami yang luka dan dipukul sama dia. Waktu di Polsek malahan dia (Azwar) bisa bawa pick up sendiri tidak ada merasa kesakitan seperti leher mau patah dan sebagainya. Visum saja dia sampai dua kali saking ingin melaporkan kami, " tuturnya. 

Saat tiba di Polsek, bahkan polisi pun menyarankan keduanya berdamai secara baik-baik, namun pihak Azwar malah justru tak terima dan membuat seolah-olah Agil dan Andi menjadi pelaku. 

Agil mengaku ia sempat merasa tertekan karena Azwar memiliki beking pengacara yang berasal dari Kumdam II Sriwijaya, tempat dimana salah satu saudara Azwar bekerja sebagai PNS. 

"Kami minta damai baik-baik dan mulanya sama-sama ngaku salah, malah keluarga pihak Azwar ngotot tak mau dan melaporkan kami. Bahkan kami diminta uang Rp 30 juta katanya untuk berobat, ditambah ada kuasa hukum dia yang katanya Dinas di Kumdam II Sriwijaya," ujarnya. 

Sampai saat ini Agil yang bekerja sebagai fotografer masih mengeluhkan sakit di bagian paha dan jempol, hal ini membuatnya kesulitan bekerja. 

"Belum bekerja semenjak kejadian itu, " sambungnya. 

Agil berharap permasalahan tersebut bisa terselesaikan secara damai. 

"Kami inginnya damai saja, " katanya. 

Sementara Andi, rekan Agil mengungkapkan jika awalnya Azwar menyerempet ketika ia melintas di simpang Tugu KB. Andi saat itu tak sengaja bertemu Agil yang hendak pergi ke Samsat. 

"Saya mau kerja Agil mau ke Samsat. Sopir pikap ini awalnya menyenggol tapi malah tambah jadi menyerempet sampai saya terjatuh. Makanya Agil mengejar dia. Wajah saya juga dipukul pakai tangan , " katanya. 

Kronologi Versi Sopir Pikap

Sebelumnya, sopir Pikap yang bekerja di sebuah usaha tenda mengaku jadi korban pengeroyokan oleh pengendara vespa di Palembang diduga akibat senggolan di jalan raya, Selasa (25/7/2023) sekira pukul 11.00 WIB. 

Aksi pengeroyokan itu dilihat oleh polisi Polsek SU I, Palembang yang sedang patroli hingga melepaskan tiga kali tembakan peringatan untuk menghentikan kekerasan tersebut. 

Tepatnya, pengeroyokan terjadi Jalan KH Rasyid Siddik, depan Tugu KB Kelurahan 8 Ulu Kecamatan SU I, Palembang

Korban, Azwar Anas (38) sedang memgendarai mobil pikap di TKP yang saat itu sedang macet. 

Dikarenakan macet, korban pun berjalan pelan-pelan, namun tak sengaja menyenggol sepeda motor vespa yang dikendarai oleh pelaku.

Tak terima, pelaku yang saat itu sedang konvoi bersama rekannya lalu menghentikan laju mobil korban.

Dari penuturan korban, dia yang panik disuruh berhenti, langsung meminta maaf dan membuka kaca.

Sedangkan teman pelaku yang tidak terima langsung menjambak rambut dan menari pakaian korban hingga robek.

Tak mengira akan diserang secara mendadak, korban saat tetap mengemudikan mobil karena takut.

Hingga akhirinya salah satu pengemudi vespa terjatuh.

Mengetahui ada yang terjatuh membuat korban memberentikan laju mobilnya dan turun. 

Hal itu membuat menjadi bulan-bulanan dua pelaku.

Saat itu korban di pukuli dengan helm, dan ditendang.

Sedangkan warga yang melintas dan melihat langsung kejadian tersebut mendadak ramai. 

"Jujur pak saya tidak sengaja menyenggol motor pelaku. saat itu saya sudah berusaha meminta maaf namun saya dipaksa stop. Tapi saya Tetap melaju pelan, dan akhirinya salah satu pengendara Vespa itu terjatuh baru lah saya stop," katanya, Kamis, (27/7/2023), kepada Sripoku.com

Ketika stop, lanjut korban, dirinya sempat ingin meminta maaf, namun niat baik malah di tolak dan korban dikeroyok oleh pelaku.

"Saya dipukuli dengan helm, dengan tangan dan ditendang pak. Warga ramai melihat kejadian ini, beruntung ada petugas polisi saat itu yang sedang melihat, setelah polisi melepaskan tembakan, pelaku pun langsung terdiam," ungkap Azwar yang mengaku saat melintas hendak membuka tenda di kawasan Jakabaring, Palembang.

Ditempat yang sama, saudara korban Sri Wahyudi (41), mengatakan dirinya dan keluarga tidak terima adik sudah menjadi korban penggeroyokan.

'Saya berharap pelaku ditangkap," harapnya kepada pihak kepolisian.

Sementara itu, Kapolrestabes, Palembang, Kombes Pol Harryo Sugihhartono dan  Kapolsek SU I, Palembang, Kompol Tatang Yulianto melalui Kanit Reskrim Iptu, Indra Widodo mengatakan, sudah ada laporan korban terkait kejadian tersebut.

"Laporan korban sudah diterima dan akan ditindaklanjuti oleh petugas reskrim Polsek SU I, Palembamg," ungkap Widodo. 

Lanjutnya, terkait insiden ini berawal adanya mobil pick yang dikendarai korban menyenggol motor vespa salah satu pelaku.

"Lalu korban panik hendak meminta maaf. Namun pelaku malah beringas, alhasil saat korban tetap melaju pelaku menyenggol motor salah satu pelaku hingga terjatuh, saat itu korban stop dan hendak meminta maaf, namun malah dikeroyok. Beruntung ada petugas kita sedang melakukan hunting saat itu, langsung kita amankan," tutupnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved