Semburan Lumpur dan Gas di OKI

Semburkan Lumpur dan Gas, Lokasi Sumur Bor di Desa Bulu Cawang OKI Ditutup

Setelah menyemburkan lumpur dan gas, proses penggalian sumur bor di Desa Buluh Cawang OKI dihentikan dan lokasi ditutup dengan dipasang garis polisi.

Penulis: Winando Davinchi | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/WINANDO DAVINCHI
Anggota polisi saa akan memasang garis polisi di lokasi penggalian sumur bor di Desa Buluh Cawang OKI yang mengeluarkan semburan lumpur dan gas, Selasa (18/7/2023). Saat ini proses pembuatan sumur bor sudah dihentikan dan lokasi ditutup. 

Beruntung lokasi tersebut cukup jauh dari permukiman padat penduduk dan tentunya tidak terlalu mengkhawatirkan warga sekitar.

Semula lokasi tersebut ingin dijadikan pabrik tahu oleh pemilik lahan, karena itu sengaja dipilih jauh dari permukiman.

"Kebetulan di sini tidak begitu banyak rumah warga, ada beberapa saja itupun jaraknya berjauhan di sisi kanan sekitar 50 meter dan sisi kiri lebih dari 100 meter,"

"Sedangkan bagian depan dan belakang merupakan kebun sawit saja," ujar Yeni sewaktu ditemui dilokasi pada Selasa (18/7/2023) pagi.

Semburan lumpur dan gas di Desa Buluh Cawang Kecamatan Kayuagung OKI membuat heboh warga, semula lokasi ingin dijadikan pabrik tahu oleh pemilik lahan, Selasa (18/7/2023).
Semburan lumpur dan gas di Desa Buluh Cawang Kecamatan Kayuagung OKI membuat heboh warga, semula lokasi ingin dijadikan pabrik tahu oleh pemilik lahan, Selasa (18/7/2023). (TRIBUN SUMSEL/WINANDO DAVINCHI)

Dikatakan lebih lanjut, ia sengaja mengubah lahan kosong miliknya untuk dijadikan pabrik rumahan tempat pembuatan tahu.

"Sudah beberapa tahun yang lalu saya membeli tanah kosong ini sekitar Rp 20 juta. Rencana saya mau membangun pabrik tahu," katanya. 

"Alasan dipilih lahan disini karena posisi jauh dari permukiman warga. Kalau di dusun ganggu orang karena baunya menyengat dan kotor," ujar dia lebih lanjut. 

Dikatakan setelah pembangunan pabrik mulai dikerjakan, Yeni berinisiatif untuk memanggil tukang sumur bor dan dilakukan mulailah pengerjaannya.

"Awal mula pengerjaan sumur bor sekitar empat hari yang lalu. Dititik pengeboran pertama ditemukan batu, jadi pindah lagi di titik kedua dan ditemukan lagi kayu didalam tanahnya,"

"Setelah pindah di titik pengeboran ketiga, justru keanehan muncul setelah kedalaman 8 meter tiba-tiba keluar lumpur yang menyembur keatas,"

"Setelah didekati ternyata ada bau menyerupai gas, karena penasaran waktu itu tukang bor mengeluarkan korek api dan benar ternyata api menyambar dilubang sumur bor tersebut," ungkapnya, baru pertama kali terjadi seperti ini di Desanya.

Setelah adanya fenomena tersebut, mulai ramai warga penasaran dan berdatangan untuk melihat secara langsung peristiwa.

"Sudah dua hari ini selalu ramai warga yang datang untuk melihat secara langsung kebenarannya. Tetapi gas ini baru bisa muncul setelah dipancing dengan mesin penyedot air. Dimana kalo air sudah naik barulah gas juga ikut terlihat," tambahnya.

Dengan adanya kejadian ini, Yeni merasa takut kalau misal calon tempat usahanya tidak bisa dilanjutkan dan justru ditutup karena mengkhawatirkan warga.

"Bukannya senang, saya justru takut pembangunan pabrik bisa terhenti gara-gara fenomena gas alam dan usaha saya tidak berjalan. Rencana saya sumur bor ditutup dan mau buat sumur biasa saja di seberangnya," ujarnya.

Dirinya berharap pemerintah segera mencarikan solusi untuk dilakukan pengecekan gas tersebut. Agar peristiwa ini selesai secara tuntas.

"Saya minta pemerintah turun tangan biar cepat tuntas, kalau sudah ada hasilnya saya bisa segera menjalankan usaha pabrik tahu ini," sebut dia.

Baca berita lainnya langsung dari google  news

Silakan gabung di Grup WA TribunSumsel

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved