Arti Kata Bahasa Arab

Arti Idul Yatama, Berikut Asal Mula dan Sejarah 10 Muharram Dikenal Sebagai Hari Lebaran Anak Yatim

Momentum tanggal 10 Muharram dianggap sebagai Hari Raya anak yatim berdasarkan anjuran untuk memberikan bantuan kepada anak-anak yatim pada hari itu

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/welly triyono
Arti Idul Yatama, Berikut Asal Mula dan Sejarah 10 Muharram Dikenal Sebagai Hari Lebaran Anak Yatim 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Arti Idul Yatama, Berikut Asal Mula dan Sejarah 10 Muharram Dikenal Sebagai Hari Lebaran Anak Yatim

Tanggal 10 Muharram atau hari Asyura bagi masyarakat Indonesia dikenal sebagai hari raya anak yatim atau lebaran anak yatim.


Idul Yatama artinya hari raya anak yatim.

Tahun 2023 ini, Idul Yatama, diperkirakan bertepatan pada Jumat 28 Juli 2023 atau 10 Muharram 1445 Hijriyah.

Mengapa di Hari Asyura 10 Muharram itu disebut sebagai hari raya anak yatim?  Berikut penjelasannya.

Dihimpun dari berbagai sumber, Muharram termasuk salah satu momentum mulia karena menjadi bulan pembuka tahun baru.

Ada banyak peristiwa yang terjadi pada 10 Muharram yang mengandung hikmah seperti tragedi Karbala yakni terbunuhnya cucu Nabi Muhammad SAW Hasan dan Husein.

Lalu ada juga peristiwa  selamatnya Nabi Musa as dari kejaran Raja Firaun dan berlabuhnya kapal Nabi Nuh dari peristiwa banjir bandang selama enam bulan.


Muharram adalah salah satu waktu yang mulia karena merupakan bulan pembuka tahun baru dalam kalender hijriyah.

Selain perayaan Tahun Baru Hijriyah pada tanggal 1 Muharram, sebagian masyarakat menganggap tanggal 10 Muharram sebagai Hari Raya atau Lebaran bagi anak yatim.

Istilah “Idul Yatama” (Hari Raya anak yatim) sebenarnya hanyalah ungkapan kegembiraan bagi anak-anak yatim, karena pada hari itu banyak orang memberikan perhatian dan bantuan kepada mereka.

Momentum tanggal 10 Muharram dianggap sebagai Hari Raya anak yatim berdasarkan anjuran untuk memberikan bantuan kepada anak-anak yatim pada hari itu.

Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa Rasulullah SAW sangat mencintai anak-anak yatim, dan beliau lebih mencintai mereka pada hari Asyura (tanggal 10 Muharram). Pada hari itu, Rasulullah SAW memberikan makanan dan bantuan tidak hanya kepada anak yatim, tetapi juga kepada keluarga mereka.

Selanjutnya, dalam kitab “Tanbihul Ghafilin bi-Ahaditsi Sayyidil Anbiyaa-i wal Mursalin” disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ صَامَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ مِنَ الْمُحَرَّمِ أَعْطَاهُ اللَّهُ تَعَالَى ثَوَابَ عَشْرَةِ آلافِ مَلَكٍ ، وَمَنْ صَامَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ مِنَ الْمُحَرَّمِ أُعْطِيَ ثَوَابَ عَشْرَةِ آلَافِ حَاجٍّ وَمُعْتَمِرٍ وَعَشْرَةِ آلافِ شَهِيدٍ ، وَمَنْ مَسَحَ يَدَهُ عَلَى رَأْسِ يَتِيمٍ يَوْمَ عَاشُورَاءَ رَفَعَ اللَّهُ تَعَالَى لَهُ بِكُلِّ شَعْرَةٍ دَرَجَةً

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved