Kontroversi Al Zaytun

Profil dan Sejarah Pondok Pesantren Al-Zaytun Tuai Kontroversi, Sudah Beroperasi 30 Tahun

Inilah profil dan sejarah Pondok pesantren (Ponpes) Al-Zaytun yang tengah menjadi sorotan karena adanya dugaan praktil ajaran sesat.

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
(www.al-zaytun.sch.id)
Inilah profil dan sejarah Pondok pesantren (Ponpes) Al-Zaytun yang tengah menjadi sorotan karena kontroversinya 

Koordinator aksi, Syahid Mukhlisin, mengatakan, unjuk rasa dilakukan karena warga resah dengan keberadaan Ponpes Al-Zaytun.

"Kami mendesak agar MUI dan Kemenag agar segera mengusut tuntas soal dugaan ajaran sesat karena lembaga itu yang memiliki kewenangan," ujarnya.

Syahid mengatakan, massa yang datang kecewa karena unjuk rasa hanya bisa dilakukan di lokasi yang cukup jauh dari Ponpes Al-Zaytun.

"Jika tuntutan kami tidak dipenuhi kami akan melakukan aksi lainnya langsung ke Jakarta," imbuhnya.

Koordinator aksi lainnya, Jamal Wibisono mengungkapkan mereka juga mendesak pemerintah untuk segera membubarkan Ponpes Al-Zaytun.

8 Temuan Tim Investigasi Bentukan Ridwan Kamil

Tim investigasi bentukan Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil menyebut ada 8 temuan yang akan dikonfirmasi ke Panji Gumilang terkait kontoversi Pondok Pesantren Mahad Al-Zaytun.

Pertemuan itu digelar di Gedung Sate, Jumat (23/6/2023) ini.

Delapan temuan itu, yakni terkait tata cara salat Idulfitri tidak biasa, pernyataan Al-Zaytun yang menganut mazhab Ahmad Soekarno, Al-Quran yang disebut karangan Nabi Muhammad, taubat zinah dengan membayar uang.

Kemudian mengubah salam dan menyanyi lagu Yahudi, menyebut tanah suci adalah Indonesia, wanita boleh jadi imam dan khatib shalat hingga dan pernyataan masjid tempatnya orang frustasi, kikir dan kecewa.

Baca juga: Tim Investigasi Bentukan Ridwan Kamil Panggil Pimpinan Al-Zaytun Panji Gumilang

Kepala Kesbangpol Provinsi Jabar, Iip Hidajat, mengatakan proses klarifikasi akan dilakukan tim investigasi bersama tim saber hoaks untuk mencari tahu kebenaran dari pernyataan-pernyataan kontroversial itu yang didapat dari beberapa video.

"Nanti akan ditemui tim investigasi karena wilayah tim investigasi," ujar Iip Hidajat, saat dihubungi, Jumat (23/6/2023).

Menurutnya, hasil dari pertemuan itu akan diserahkan kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat.

Sementara urusan pendidikannya, akan diserahkan ke Kementrian Agama.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved