Berita Nasional

Bak Disambar Petir, Kebijakan Anies Baswedan Tiba-tiba Dipuji Politisi PSI, Dulu Sering Kritik

Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tiba-tiba memuji Anies Baswedan yang kini merupakan bakal calon presiden (Capres) dari Koalisi Perubahan u

|
Editor: Rahmat Aizullah
Kolase/Tribunnews/Twitter PSI
Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PSI William Aditya Sarana dan Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Politisi PSI itu memuji kebijakan Anies saat menjadi Gubernur Jakarta terkait transportasi umum yang dianggapnya berhasil, yakni mengembangkan integrasi antar moda. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tiba-tiba memuji Anies Baswedan yang kini merupakan bakal calon presiden (Capres) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan.

Sanjungan itu disampaikan oleh Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PSI, William Aditya Sarana.

Sanjungan itu mengejutkan publik lantaran politisi tersebut dulunya kerap mengkritik kebijakan Anies Baswedan saat menjabat Gubernur DKI Jakarta.

Kini William memuji kebijakan Anies Baswedan di Jakarta terkait transportasi umum yang dianggapnya berhasil, yakni mengembangkan integrasi antar moda.

"Ini salah satu apresiasi saya kepada Pak Anies waktu itu. Jadi Pak Anies menurut saya cukup berhasil mengintegrasikan transportasi umum kita," ujar William Aditya Sarana kepada wartawan, dilansir dari Kompas.com, Rabu (21/6/2023).

Dia mencontohkan integrasi antara halte bus transjakarta dengan akses menuju lokasi Jaklingko yang terealisasi pada era kepemimpinan Anies.

Selain itu, lanjut William, Anies juga mengintegrasikan halte bus transjakarta dengan stasiun Moda Raya Transportasi (MRT).

Meski begitu, integrasi antarmoda transportasi tetap harus dikembangkan agar masyarakat terdorong memanfaatkannya.

"Integrasi ini perlu kita kembangkan terus. Cakupan dari jangkauan transportasi kita ini harus bisa mencapai tempat-tempat pemukiman, perumahan, dan permukiman yang padat penduduk," kata William.

Menurut William, pengembangan diperlukan karena tempat transportasi umum saat ini masih belum seluruhnya dekat dengan permukiman warga.

"Karena biasanya orang tidak mau naik transportasi umum karena jarak dia dari transportasi umum terdekat itu cukup jauh. Mungkin dia harus menempuh (perjalanan) dengan ojek online ataupun dengan sepeda motor," kata William.

Baca berita menarik lainnya di Google News

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved