Berita Viral

Nyaman Dibopong Istri Sendiri, Alasan Nurohman Tolak Naik Ambulans & Pilih Diantar Pakai Kursi Roda

Menurut Aan, istri Nurohman, sang suami merasa lebih nyaman diantar olehnya dengan kursi roda, dibandingkan naik ambulans.

Editor: Weni Wahyuny
YouTube Kompas.com
Nurohman dan Aan Diniyati - Nurohman dan Aan Diniyati, warga Brebes, Jawa Tengah, jadi perbincangan setelah pergi ke rumah sakit dengan kursi roda sejauh 10 KM. Nurohman sengaja menolak bantuan pemerintah karena lebih nyaman dibopong istri 

Sehingga tak perlu menggunakan kursi roda yang didorong oleh istrinya Aan dengan berjalan kaki.

Bahkan jika tetap menggunakan kursi roda, aparat desa siap mendorong dengan berjalan kaki.

Seperti diketahui, Nurohman harus periksa dan cuci darah dua kali dalam sepekan, setiap Rabu dan Sabtu akibat gagal ginjal yang dideritanya.

Baca juga: Kisah Aan Istri di Brebes Dorong Kursi Roda Sejauh 10 KM Antar Suami Cuci Darah, Malu Minta Bantuan

"Rabu besok, mobil siaga akan disiapkan. Kalau memang (kursi roda) mau didorong perangkat pun siap mendorong bersama Babinsa dan Bhabinkamtibmas," kata Didi.

Didi mengatakan keluarga Nurohman memang tergolong warga miskin.

Untuk mencukupi kebutuhan hidup, Aan istrinya bahkan harus mengamen keliling kampung hingga pasar-pasar.

Meski demikian, Aan dan suaminya telah terdaftar sebagai penerima bantuan langsung tunai (BLT) dari pemerintah.

Selain juga sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sebagai penerima bantuan iuran.

Kepesertaan BPJS Kesehatan itu yang digunakan Nurohman untuk berobat gratis ke RS.

Sebelumnya diberitakan, Aan Diniyati mengaku sejak 2018 berjalan mendorong kursi roda sejauh 10 kilometer bolak-balik mengantarkan suaminya Nurohman dari rumahnya di Desa Kertabesuki berobat ke RS Bhakti Asih, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

Karena tak memiliki uang beli bensin dan tak ingin merepotkan orang lain, menjadi alasan Aan dan Nurohman enggan menggunakan mobil siaga milik pemerintah desa.

Nurohman mengalami sakit gagal ginjal dan harus cuci darah rutin setiap Rabu dan Sabtu.

Karena kakinya bengkak, membuat Nurohman hanya bisa terbaring di tempat tidur dan menggunakan kursi roda.

Di rumah yang tidak layak huni di RT 05, RW 01 Kertabesuki, mereka hanya tinggal berdua.

Sementara anaknya yang kelas 1 SMP tinggal di panti asuhan.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved