Arti Kata

Apa Arti Majas Adalah, Ini Penjelasan Lengkap Jenis, Contoh Hingga Fungsi Majas

Majas adalah cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakannya dengan sesuatu yang lain atau kiasan.

Penulis: M Fadli Dian Nugraha | Editor: Abu Hurairah
pngtree.com
Majas adalah cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakannya dengan sesuatu yang lain atau kiasan. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Berikut, penjelasan arti dari majas, jenis dan contoh hingga fungsi majas.

Majas atau gaya bahasa kerap digunakan untuk membuat karya sastra agar semakin hidup.

Dikutip dari kbbi.web.id majas adalah cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakannya dengan sesuatu yang lain atau kiasan.

Majas biasa ditemui dalam karya sastra terutama puisi.

Dilansir Kompas.com sifat majas dasarnya menghubungan satu hal dengan sesuatu yang lain.

Menurut Rachmat Djoko Pradopo dalam Pengkajian Puisi (1990), bahasa kiasan menyebabkan sajak jadi menarik perhatian, menimbulkan kesegaran, hidup dan menimbulkan kejelasan gambaran angan.

Baca juga: Lirik dan Arti Lagu You and Me Is More Than Hundred Miles, Hundred Miles - Yall, Gabriela Richardson

Secara garis besar kalau Majas terbagi empat jenis yaitu majas penegasan, perbandingan, pertentangan dan sindiran.

Dilansir dari situs resmi ruangguru.com, majas adalah salah satu bentuk gaya bahasa untuk mendapatkan suasana dalam kalimat agar semakin hidup.

Sederhananya, pengertian majas itu bisa menjadi ungkapan yang bisa menghidupkan suatu kalimat.

Majas melakukan penyimpangan dari makna dari suatu kata yang biasa digunakan.

Contohnya adalah ‘tangan kanan’, jika dilihat dari makna sebenarnya ialah anggota tubuh manusia.

Namun, dalam kalimat ‘Putri adalah tangan kanan Pak Putra’, maka makna anggota tubuh itu hilang menjadi orang kepercayaa

Majas perbandingan

Dikutip dari buku Sastra Indonesia Lengkap (2018) karya Tim Sastra Cemerlang, majas perbandingan adalah kata berkias yang menyatakan perbandingan, untuk meningkatkan kesan dan pengaruh terhadap pendengar atau pembaca.

Beberapa contoh majas perbandingan adalah:

-Alegori: menyatakan ungkapan kiasan atau penggambaran.

-Metafora: membandingkan beberapa hal yang memiliki sifat sama.

-Personifikasi: menggambarkan benda tidak bernyawa yang seakan-akan punya karakteristik sama seperti n

  manusia.

-Sinestesia: ungkapan kiasan yang berhubungan dengan suatu indra untuk dikenakan pada indra lain.

-Metonimia: menyatakan suatu hal dengan menggunakan kata lain yang punya keterkaitan.

Majas Pertetangan

Contoh majas pertentangan adalah:

-Hiperbola: penggunaan kata-kata dengan makna berlebihan, padahal makna sebenarnya biasa saja.

-Litotes: penggunaan kata-kata dengan makna rendah.

-Ironi: penggunaan kata yang bertentagan dengan yang dimaksud sebenarnya.

Majas penegasan

Dalam buku Menyelami Keindahan Sastra Indonesia (2019) karya Lianawati W.S., dituliskan bahwa majas penegasan digunakan untuk menegaskan atau memperkuat suatu susunan kalimat.

Jenis majas ini cukup sering digunakan dalam membuat puisi. Beberapa contoh majas penegasan adalah: -

-Paralelisme: majas yang mengulang kata di tiap baris yang sama dalam satu bait.

-Pleonasme: penegasan ulang arti suatu kalimat dengan menambah frasa yang berlebihan.

-Aliterasi: majas yang punya pengulangan konsonan pada beberapa kata.

-Apofasis atau preterisio: penegasan dengan cara seolah-olah menyangkal apa yang ditegaskan. Baca juga: 

  Contoh Majas Eufemisme

Majas sindiran Adalah kata berkias yang digunakan untuk menyatakan suatu hal dengan memanfaatkan frasa atau kata yang sifatnya menyindir. Jenis majas ini sering digunakan untuk menyindir seseorang atau suatu hal.

Fungsi Majas

-Membuat kalimat lebih mudah diingat

-Mampu melahirkan imajinasi

-Membuat kalimat lebih bermakna dan berkesan

-Meningkatkan daya tarik sebuah karya sastra

-Mendekatkan penulis dan pembaca

Baca juga: Lirik Lagu Lilith - Halsey Sug

Ada beberapa jenis majas yang ada di dalam puisi.

1. Simile

Simile disebut perbandingan yang bersifat eksplisit, Simile adalah gaya bahasa langsung menyatakan benda yang sama dengan benda lain.

Pengungkapan secara langsung menggunakan kata kata menunjuk kesamaan seperti sama, sebagai, bagaikan, laksanaka dan sejenisnya.

Contohnya senyumnya laksana bulan sabit atau amarah seperti api.

2. Metafora

Metafora merupakan salah satu jenis gaya bahasa perbandingan menyatakan sesuatu sebagai hal serupa atau mirip dengan yang lain yang sesungguhnya tak sama.

Metafora disebut gaya bahasa perbandingan langsung karena tak mempergunakan kata-kata pembanding.

Contohnya bumi ini perempuan jalang, kiasan ini terdapat dalam puisi Subagio berjudul Dewa Telah Mati (1975).

3. Perumpamaan Epos

Perumpaan epos disebut sebagai epic simile yang merupakan majas perbandingan dilanjutkan atau diperpanjang, yang dibentuk dengan cara melanjutkan kata sifat-sifat pembandingnya lebih lanjut dalam kalimat-kalimat atau frasa-frasa.

Untuk perumpaan epos berguna memberikan gambaran agar tak sekedar memberikan persamaan saja tapi lebih memperdalam sifat pembandingnya.

Contohnya penggalan untuk Puisi Rustam Effendi berikut:

Di tengah sunyi menderi rinduku, Seperti topan. Meranggutkan dahan, mencabutkan akar, meranggutkan kembang kalbuku.

Dari contoh di atas, perumpamaan epos terdapat pada kata-kata setelah “topan”. Pereumpamaan epos menggambarkan lebih dalam dari sifat pembandingnya, yaitu “topan”.

4. Personifikasi

Personifikasi adalah kategori lain dari gaya bahasa (figurative language).
Personifikasi merupakan gaya bahasa kiasan untuk menggambarkan benda-bedan mati seolah memiliki sifat kemanusiaan.

Contohnya: bulan tersenyum, pohon berdansa atau nyiur melambai.

5. Metonimi atau metonimia adalah majas pengganti nama, Majas ini menautkan ciri, penggunaan atribut, atau penggunaan suatu yang dekat serta berhubungan dengannya dalam menggantikan objek tersebut.

Contoh penggunaan kata pepsodent untuk pasta gigi meski punya merek berbeda.

6. Sinekdoki

Sinekdoki merupakan bahasa kiasan menyebutkan suatu bagian yang penting stau benda atau hal tersebut sendiri.

Sinekdoki ialah kiasan bahasa dengan menyebutkan ciri khusus dari suatu hal menunjuk hal tersebut atau sebaliknya, Sinekdoki menurut ciri dibedakan menjadi dua yaitu:

-Pars Pro Toto

Sinekdoki Pars Pro Toto adalah bahasa kiasan mempergunakan sebagian dari sesuatu hal menyatakan keseluruhan, contohnya penggalan sajak yang ditulis Sisir Tanah berjudul Bebal.

Ada, tak ada manusia mestinya
Pohon-pohon itu tetap tumbuh
'
Pohon-pohon dalam penggalan di atas merujuk untuk sesuatu yang lebih luas tak hanya satu dua pohon saja, namun dapat mewakili hutan bahkan setiap tumbuha di bumi.

-Totem to Parte

Sinekdoki Totem to Parte merupakan pola hubungan menyatakan keseluruhan untuk menyebutkan sebagian.

Contohnya penggalan sajak yang ditulis Sisir Tanah berjudul Lagu Baik.

seumpama sedih, hidup memang tugas manusia
Jangan ada benar takkan pernah ada tempat yang sungguh merdeka.

Secara harfiah 'tempat yang sungguh merdeka' merujuk pada area atau wilayah secara keseluruhan tanpa spesifikasi khusus.

Dikaitkan dengan lagu baik, 'tempat yang sungguh merdeka' hanya merujuk pada satu tempat khusus.

Tempat terjadinya penindasan, tempat terjadi kejahatan manusia atau tempat rakyat merasa sengsara.

Baca juga: Lirik dan Arti Lagu Girls Like Me Dont Cry - Thuy, Singel yang Viral di TikTok

7. Allegori

Allegori disebut cerita kiasan, cerita kiasan maksudnya menceritakan suatu kejadian atau berkaitan dengan bahasa kiasan, Contohnya puisi yang ditulis Sapardi Djoko Damono ini.

Di Kebon Binatang

Seorang wanita berdiri terpikat memandang ular yang melilit sebatang pohon sambil menjulur-julurkan lidahnya, katanya kepada suami," alangkah indah kulit ular itu untuk tas dan sepatu!

Lelaki muda itu seperti teringat sesuatu, cepat-cepat menarik lengan istrinya meninggalkan tempat terkutuk itu.

Puisi tersebut menyinggung manusia pertama menceritakan peristiwa jatuhnya manusia ke lembah dosa.

Cerita tersebut biasa disebarkan untuk ajaran-ajaran agama, Bagi Sapardi mengemasnya dengan bahasa kiasan.

a dan Arti Bahasa Indonesia, Singel Trending Youtube

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved