Ditabrak Truk di Muara Enim

BREAKING NEWS: Warga Muara Enim Ditabrak Truk Tangki Hingga Ginjal Pecah, Pengacara PT Sempat Datang

Warga Muara Enim ditabrak truk tangki hingag ginjal dan limpa pecah kini hanya bisa terbaring lemah di rumah

Penulis: Fransiska Kristela | Editor: Shinta Dwi Anggraini
Dok. Keluarga
Karvin Karya (49) warga Muara Enim yang ditabrak truk tangki hingga ginjal dan limpa pecah kini hanya bisa terbaring lemah di rumah. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG -- Kavin Karya (49) kini hanya bisa terbaring di rumah setelah dirinya ditabrak truk tangki tangki berkapasitas 16.000 liter solar yang tiba-tiba nyasar ke rumahnya.

Akibat hantaman keras truk tangki ke tubuhnya, korban mengalami sejumlah luka serius diantaranya patah tulang bahkan limpa dan ginjal sebelah kiri pecah hingga harus diangkat lewat tindakan operasi.

Belum selesai permasalahan ditabrakn truk tangki, kini keluarga Kavin Karya juga dibuat bingung dengan tunggakan biaya rumah sakit yang jumlahnya mencapai Rp 102 juta.

Baca juga: Sopir Ditahan Polisi, Pemilik Truk Tangki Tabrak Warga Muara Enim Hingga Ginjal Pecah akan Dimediasi

Zahir Fadholuminallah (25) putra sulung dari Karvin Karya tak kuasa menahan tangis saat menceritakan kronologis kejadian kecelakaan yang mengakibatkan limpa dan ginjal sang ayahnya sampai pecah.

Zahir bercerita kejadian tragis tersebut terjadi pada saat bulan April, tepatnya pada saat mereka selesai berbuka puasa.

Keluarga Karvin ini memiliki usaha warung makanan dan minuman yang ada di depan rumah yang jarak antara bibir jalan dan rumahnya kurang lebih 10 sampai 15 meter.

Dia mengatakan, kendaraan yang menabrak ayahnya merupakan mobil tangki pengangkut solar yang berasal dari Muara Enim menuju ke Palembang dalam keadaan kosong.

"Jadi waktu itu kejadiannya pas habis Maghrib, selesai buka puasa Abah duduk duduk di depan (di warung) sambil mengelap meja dan secara mengejutkan mobil tangki itu nyasar dan menabrak Abah yang sedang duduk di warung hingga terpental kurang lebih lima meter dari posisi awal Abah duduk," ujarnya saat dikonfirmasi.

Zahir mengaku anggota keluarga tidak ada yang melihat pada saat Karvin tertabrak, hanya mendengar suara dentuman keras dari depan rumahnya.

Setelah mendengar dentuman keras itu keluarga Kavin langsung berlari keluar rumah dan betapa kagetnya sudah ada mobil yang menabrak warung makananya.

"Mobil itu juga menabrak tiang listrik jadi pada saat itu aliran listrik di tempat kami langsung padam. Kami mencari Abah sekitar lima menitan dan ternyata Abah sudah dalam keadaan tergeletak di tanah dengan kondisinya yang patah tulang," katanya.

Melihat hal tersebut keluarga Karvin langsung membawanya ke rumah sakit umum Daerah untuk mendapat perawatan.

"Kondisi pada pada saat kami temukan masih melek tapi posisi melek nya itu udah ngga bisa ditanyain sudah seperti ngga sadar tapi matanya masih melek," katanya.

Zahir juga mengatakan pada saat sang ayah sudah dibawa ke rumah sakit dan sudah sadar, dari pengakuan Zahir sang ayah tidak ingat apapun kejadian yang menimpa dirinya.

Akibat dari tragedi mengenaskan tersebut kondisi limpa serta ginjal sebelah kiri dari sang ayah mengalami pecah dan harus dilakukan operasi dan diangkat.

Proses tersebut kurang lebih memakan waktu dua Minggu dan setelah itu baru dilakukan operasi ortopedi.

"Ayah saya kurang lebih mendapat perawatan di rumah sakit itu satu bulan dengan menjalani dua kali operasi," ujarnya.

Selama satu bulan perawatan itu, Karvin mendapat perawatan di ruang ICU dan diletakkan di bangsal VIP untuk membuat sang ayah nyaman dan itu berdasarkan kordinasi dengan pihak perusahaan.

"Jadi kurang lebih setelah satu Minggu di rawat di rumah sakit, pihak perusahaan melalui kuasa hukumnya datang ke rumah sakit katanya mau bertanggung jawab, mereka mau membantu klaim biaya asuransi dan biaya yang dikeluarkan selama di rumah sakit mereka akan bayar," ujarnya.

Pihak perusahaan melalui Mas Boy selaku pihak manajemen perusahaan juga mengatakan akan bertanggung jawab dan meminta rincian pengeluaran selama ada di rumah sakit dari makanan sampai dengan obat-obatan.

"Setelah kami rincikan apa saja yang kami keluarkan saat Abah di rumah sakit dan kami kirimkan kepada dia, tapi setelah itu mereka tidak ada respon lagi, itu kami konfirmasi kembali pada saat Abah mau operasi ke dua," katanya.

Pada saat diselidiki lebih lanjut ternyata Mas Boy yang merupakan pihak manajemen dari perusahaan mobil itu diduga merupakan anak dari pemilik mobil atau perusahaan dan sampai sekarang belum juga ada komunikasi antara ke dua belah pihak ini.

"Kemarin pas hari Rabu mereka ingin datang untuk menarik mobil yang diwakili oleh pihak lawyer dari perusahaan. Namun tidak kami berikan karena masalah ini belum usai," bebernya

Bahkan dikatakan oleh Zahir, beberapa Minggu sebelum lawyer tersebut datang pihak perusahaan melalui lawyernya sempat menghubungi dan menyanggupi untuk membatu biaya pengobatan sebesar Rp 20 juta dari pihak sopir dan Rp 10 juta dari pihak perusahaan.

"Kami bilang kurang karena biaya di rumah sakit sampai Rp 102 juta dan itu merupakan biaya tertunggak yang belum kami bayarkan. Sedangkan batas limit pembayaran itu sampai bulan depan, sampai saat ini kami belum temukan titik terang," ujarnya tegas.

Mendengar hal tersebut, pihak dari perusahaan dari penuturan Zahir mengatakan bahwa pihak perusahaan hanya sanggup membantu biaya sebatas itu saja.

"Jadi mereka malah bilang kalau mau bawa kasus ini ke ranah hukum ya silahkan katanya seperti itu. Daripada untuk melunasi hutang sebesar Rp 102 juta itu," katanya.

Padahal secara prinsip Zahir dan keluarga ingin menyelesaikan kasus ini secara kekeluargaan bukan ke ranah hukum.

"Mereka itu diawal respon mereka baik dan positif tapi setalah dua Minggu Abah di rawat mereka tidak ada kabar lagi bahkan yang menjamin Abah bisa keluar dari rumah sakit itu merupakan bantuan dari pihak DPR perwakilan dari Hujan Mas, sehingga kami bisa dapat limit pelunasan sampai bulan depan," katanya.

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved