Berita Lubuklinggau

Antisipasi Ternak Mati Mendadak Jelang Idul Adha, Dinas Pertanian Lubuklinggau Perketat Pengawasan

Puluhan kerbau mati mendadak di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) dan mengakibatkan petani merugi puluhan juta rupiah.

Penulis: Eko Hepronis | Editor: Shinta Dwi Anggraini
TRIBUNSUMSEL.COM/EKO HEPRONIS
Hewan ternak milik warga di Kelurahan Lubuklinggau Selatan, Sumatera Selatan. 

Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Eko Hepronis

TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU - Puluhan kerbau mati mendadak di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) dan mengakibatkan petani merugi puluhan juta rupiah.

Sebagai wilayah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Muratara, Dinas Pertanian Kota Lubuklinggau akan memperketat pengawasan pasar hewan jelang lebaran Idul Adha mendatang.

Sebab hewan ternak di kota ini juga sebagian berasal dari Kabupaten Muratara, Musi Rawas (Mura) dan Curup Bengkulu.

Baca juga: Rian Antoni Bujangan Sumpah Pocong di Palembang Datangi Polda Sumsel, Jalan Kaki 1 Kilometer

Kepala Dinas Pertanian Kota Lubuklinggau, Eka Ardi Aguscik melalui Kabid Peternakan Fikri mengatakan, meski bersebelahan langsung dengan Kabupaten Muratara pihaknya belum mendapat laporan kasus serupa.

"Kita belum menerima laporan dari petani kita, jadi untuk Lubuklinggau belum ada," ungkapnya saat dikonfirmasi Tribunsumsel.com, Senin (22/5/2023).

Namun, meski belum ada laporan, Dinas Pertanian sudah mengingatkan para peternak supaya menjaga ternaknya tetap sehat dengan selalu memperhatikan kondisi kebersihan kandang.

"Kantung ternak kita ada di wilayah Lubuklinggau Selatan dan di wilayah Lubuklinggau Utara, tapi untuk hewan kurban juga banyak berasal dari wilayah Mura," ujarnya.

Fikri menyebutkan populasi hewan ternak di Kota Lubuklinggau saat ini untuk sapi berjumlah kurang lebih mencapai 800 ekor dan biasanya yang dipotong untuk kebutuhan kurban Idul Adha berkisar 200-250 eko saja.

Sedangkan, untuk hewan ternak jenis kambing cukup banyak yakni mencapai kurang lebih 2.000-2.500 kambing dengan tersebar di beberapa kecamatan.

"Kalau untuk penyakit biasanya setiap pemotongan selalu saja ditemukan penyakit cacing hati, tapi cukup dimasak dengan matang dagingnya bisa dikonsumsi," ungkapnya.

Kemudian, Fikri mengatakan untuk pengawasan lapangan kedepan Dinas Pertanian baru akan turun melaksanakan pendataan hewan kurban pada H-10 sampai H+4 setelah Lebaran.

"Untuk hewan qurban biasanya masjid sudah ada juru potongnya, Insyaallah tim Puskeswan kita bergerak dalam pengawasan setelah di potong pada H+1 hingga H+7," ujarnya.

Selanjutnya, untuk hewan kurban yang di jual saat ini rata-rata sudah punya SKKHnya dan biasanya qurban sudah di pilih sesuai kriteria qurban yang ditetapkan.

"Penjual juga sudah tahu itu, mereka tidak menjual hewan kurban yang sakit begitu pembelinya," ungkapnya. (Joy)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved