Berita Palembang
Cerita Nila Mahasiswa Asal Pagaralam Dievakuasi dari Sudan, Suara Tembakan dan Listrik Padam
Nila Angelina, Mahasiswa asal Pagar Alam, Sumatera Selatan dievakuasi dari Sudan untuk pulang ke Indonesia karena pecahnya perang
Penulis: Fransiska Kristela | Editor: Yohanes Tri Nugroho
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG- Cerita Nila Angelina, Mahasiswa asal Pagar Alam, Sumatera Selatan yang mengenyam pendidikan di Universitas Internasional Afrika (IUA Sudan).
Nila harus dievakuasi dari Sudan untuk pulang ke Indonesia karena pecahnya perang di tempat dia belajar.
Nila Angelina masih duduk di semester tujuh menuturkan bahwa universitas ini merupakan universitas yang sangat baik.
"Meskipun sering adanya konflik atau demo tapi kalau untuk pendidikannya bagus, dan di sini lingkungannya juga sederhana," ujarnya saat dikonfirmasi.
Dikatakannya awal mula dia memilih Sudan karena adanya beasiswa dan kesukaannya untuk belajar
"Di sana itu aman, tapi beberapa bulan sedan Keos aja. Tapi kalau untuk pendidikan agama Islamnya itu sangat bagus makanya saya pilih yang di sana, dan kalau untuk belajar memang sangat cocok,"tambahnya.
Nila kurang lebih sudah menghabiskan waktu di Sudan selama 3,5 tahun ini mengaku bahwa selain sering adanya demo, di Sudan juga tingkat inflasinya tinggi
"Dalam sebulan standar biasanya habis Rp 1,5 juta seperti di Indonesia hanya saja kalau di sini fasilitasnya kurang dan lingkungannya di sini bisa buat kita selalu bersyukur, bisa belajar sederhana dan berada di sana itu Masya Allah banget," bebernya.
Nila mengaku sudah beberapa tahun ini dia tinggal di asrama namun menjelang bulan romadhan kemarin, dia memutuskan untuk keluar tersebut dahulu dari asrama dan ingin tinggal sendiri di luar.
"Mikirnya kemarin itu pengen coba rasain gimana kalau di luar, dan juga lokasi asrama kami ini dekat dengan markas anggota perang jadi sekarang di Evakuasi ke aula," tambahnya.
Detik Detik Perang Pecah
"Secara singkat itu ceritanya dari tanggal 15 April kemarin itu awal mula perangnya. Nah awalnya kami kira itu demo biasa soalnya di Sudan itu biasanya ada demo-demo masalah sipil dan militer biasanya," ujarnya Minggu (30/04/2023)
Lebih lanjut dikatakannya bahwa pada hari pertama itu suara tembakan belum terlalu intens terjadi, dan itu kira-kira terjadi pada pukul 09.00 wib.
"Saat itu kan masih bulan romadhon, nah kalau jam 09.00 itu orang-orang masih beristirahat. Dan biasanya kalau misal ada demo tu pasti akan dikasih informasi atau peringatan sebelumnya. Misal hari ini demo, kemarin pasti di kasih tau untuk jangan keluar rumah," bebernya.
Tapi menurutnya pada hari itu tidak ada sama sekali peringatan apapun dan terdengar bunyi tembakan berulang.
Dan banyak warga di situ masih menganggap ini hanya demo biasa dan kemungkinan akan selesai dalam waktu satu hari saja.
Namun pada pukul 11.00, pukul 13.00 suara tembakan makin intens saja terjadi di wilayah tersebut.
Dan tak hanya suara tembakan saja namun suara gemuruh dari pesawat yang berlalu lalang juga terdengar di atas.
Di saat itulah, Nila mencoba mencari tahu kebenarannya dan didapatlah bahwa hari itu baru terjadi peperangan.
Dikatakannya bahwa perang tersebut merupakan perang antar militer resmi dan militer non resmi atau pemberontak.
Ternyata perang tersebut masih berlanjut di hari ke dua yang mana di hari ke dua tersebut suara senjata
"Nah pada hari pertama perang itu, saya kan sudah ngga di asrama jadi saya tinggal di luar. Nah ditempat baru saya ini di hari itu airnya mati dan kami pikir air mati tersebut hanya akan terjadi satu hari itu saja. Tapi ternyata di hari ke dua pun ternyata masih mati," ujarnya.
"Jadi kami memutuskan untuk mengevakuasi diri kami pribadi ke area lain untuk mencari air dan juga listrik karena di tempat itu listrik juga padam, tambahnya.
Baca juga: Pemilik Mobil Avanza yang Terseret Banjir Bandang di Video Viral Terungkap, Syok Lihat Kondisinya
Setelah pindah dari tempat itu ternyata untuk listrik juga masih sama padam namun untuk pasokan air itu masih ada.
Tak hanya itu saja di hari ke dua itu pas maghrib suara ledakan dan gemuruh makin terasa dan terdengar lebih jelas dan makin mencekam.
"Kami sudah tiga sampai empat hari itu tidak ada listrik dan air juga menipis. Jadi kami ada sekitar dua atau tiga kali pindah-pindah untuk cari lokasi baru," tambahnya.
Baca Berita Lainnya di Grup Whatsapp Tribun Sumsel
Nila Mahasiswa Asal Pagaralam Dievakuasi dari Suda
Nila Angelina
perang di sudan hari ini
perang di sudan 2023
Pertamina Prediksi Besok Distribusi BBM ke SPBU Kembali Normal Khususnya Pertamax |
![]() |
---|
Sengketa Batas Wilayah Muba dan Muratara Sampai ke Prabowo, Pemprov Sumsel Janji Selesaikan |
![]() |
---|
Tak Hanya di BKB, Satpol PP Bakal Pertebal Pengamanan Disejumlah Destinasi Wisata di Palembang |
![]() |
---|
Ratu Dewa Bakal Terapkan Parkir Online dan Libatkan Aparat di BKB Palembang, Ancam Copot Kepala OPD |
![]() |
---|
Marak Jukir Ilegal, Asita Sumsel Berharap BKB Palembang Harus Dibuat Nyaman Karena Banyak Wisatawan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.