Idul Fitri 2023

Teks Khutbah Idul Fitri 2023 Kemenag PDF, Implementasi Kefitrahan Jiwa Dalam Prilaku

Khutbah Idul Fitri 2023 dibawakan oleh Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Sumsel Dr. Syafitri Irwan, S.Ag., M.Pd.I

Penulis: M Fadli Dian Nugraha | Editor: Abu Hurairah
Kemenag Sumsel
Khutbah Idul Fitri 2023 dibawakan oleh Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Sumsel Dr. Syafitri Irwan, S.Ag., M.Pd.I 

Arab-Latin: Wa mā arsalnāka illā raḥmatal lil-'ālamīn

Artinya: Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.

Untuk itu, segala kebiasaan baik yang telah kita jalankan di bulan suci Ramadan, berupa pengendalian hawa nafsu, tadabbur Al-Quran, berderma kepada sesama, mengelola emosi, peduli dan disiplin.

Bertutur kata yang jujur serta berbagai amal kebajikan yang lain, hendaknya tetap dirawat dan ditingkatkan sedemikian rupa agar menjadi tradisi yang mulia dalam diri, keluarga dan masyarakat, terlebih di tengah disrupsi kehidupan manusia yang semakin krisis spiritualitas dan empati kemanusiaan.

Seperti kita yakini bahwa gool setting (tujuan final) disyariatkannya ibadah shiyam adalah untuk membentuk pribadi muttaqin yang
memiliki sifat dan karakter seperti disinyalir Allah dalam surat Ali Imran ayat 134 - 135:

الَّذِيۡنَ يُنۡفِقُوۡنَ فِى السَّرَّآءِ وَالضَّرَّآءِ وَالۡكٰظِمِيۡنَ الۡغَيۡظَ وَالۡعَافِيۡنَ عَنِ النَّاسِ​ؕ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الۡمُحۡسِنِيۡنَ​ۚ‏ ١٣٤

(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan,

وَالَّذِيۡنَ اِذَا فَعَلُوۡا فَاحِشَةً اَوۡ ظَلَمُوۡۤا اَنۡفُسَهُمۡ ذَكَرُوا اللّٰهَ فَاسۡتَغۡفَرُوۡا لِذُنُوۡبِهِمۡ وَمَنۡ يَّغۡفِرُ الذُّنُوۡبَ اِلَّا اللّٰهُ  وَلَمۡ يُصِرُّوۡا عَلٰى مَا فَعَلُوۡا وَهُمۡ يَعۡلَمُوۡنَ‏ ١٣٥

dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri,1 (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampun atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui.

Dengan menghayati pesan ayat tersebut, mari kita tegaskan kembali bahwa segala aktifitas ibadah yang kita laksanakanhendaknya tidak terjebak pada rutinitas ritual yang kering makna.

Sebaliknya, amaliyah ibadah yang kita laksanakan seharusnya mampu mengaktualisasikan maqashid (tujuan asasi) dan hikmah tasyri di balik setiap pelaksanaan ibadah.

Yaitu, untuk menata dan memuliakan harkat dan martabat kemanusiaan. 

Sebab seluruh amal ibadah yang disyariatkan Islam sesungguhnya oleh dan untuk kemaslahatan manusia itu sendiri. : ia mendapat (pahala) dari kebajikan yang dikerjakannya dan ia mendapat (siksa) dari kejahatan yang diperbuatnya. (QS. Al-Baqarah: 286).

Demikian tingkatan derajat yang diperoleh manusia tergantung amaliyah, sebagaimana Firman Allah Al An’am ayat 132.

وَلِكُلٍّ دَرَجٰتٌ مِّمَّا عَمِلُوۡا​ ؕ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعۡمَلُوۡنَ‏ ١٣٢

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved