Berita Nasional

Panglima TNI Naikkan Status Operasi di Papua Jadi Siaga Tempur, Usai Anggota TNI Diserang KKB Papua

Karena hal itu kini Laksamana Yudo Margono menaikkan status operasi di Nduga, Papua Pegunungan jadi siaga tempur.

Editor: Slamet Teguh
Kolase Tribunsumsel.com
Panglima TNI Naikkan Status Operasi di Papua Jadi Siaga Tempur, Usai Anggota TNI Diserang KKB Papua 

TRIBUNSUMSEL.COM - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono langsung bersikap usai anggota Satgas TNI Yonif R 321/GT yang bertugas di wilayah Mugi-Mam, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

Karena hal itu kini Laksamana Yudo Margono menaikkan status operasi di Nduga, Papua Pegunungan jadi siaga tempur.

Meski tengah menjadi siaga tempur, namun Laksamana Yudo Margono memastikan tak ada tambahan pasukan disana.

Hal itu disampaikan langsung panglima TNI dalam konferensi pers di Mimika, Papua Tengah, Selasa (18/4/2023).

"Jadi kalau di Natuna sana itu ada operasi siaga tempur laut, kalau di sini ada operasi siaga tempur darat," kata Yudo Margono, dikutip dari YouTube Kompas TV, Selasa.

Dalam kesempatan itu dia juga mengatakan tidak akan menambah pasukan di Nduga.

"Saya kira tidak ada penambahan pasukan, saya sampaikan bahwa pasukan yang ada ini adalah pasukan rotasi," terangnya.

Yudo Margono menjelaskan pasukan yang sedang yang berada di Nduga tersebut sudah hampir satu tahun bertugas.

Namun dia akan melakukan penarikan pasukan dan merotasi dengan pasukan yang baru.

Yudo Margono menegaskan, meskipun status naik menjadi siaga tempur, dia akan terus melakukan operasi teritorial dan komunikasi sosial akan terus dilakukan.

Dalam kesempatan itu Laksamana Yudo Margono menjelaskan, operasi humanis itu bukan untuk Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua, tapi untuk semua masyarakat luas di dalam operasi.

"Tapi kalo melihat KKB tadi kontak (senjata) masak kita humanis? ya habis no," terang Yudo.

Dia menambahkan, humanis itu kalau ada masyarakat yang bersama-sama kita menjaga wilayahnya.

"Tapi kalau kontak tembak ya harus timbul naluri tempurnya prajurit, maka harus siaga tempur tadi," jelasnya.

Baca juga: Pesan Terakhir Pratu Miftahul Arifin, Prajurit TNI yang Gugur Diserang KKB Papua, Berharap Ditemukan

Baca juga: 5 Anggota TNI Belum Kembali Pasca Penyerangan KKB Papua, Jenazah Pratu Miftahul Belum Dievakuasi

Sebelumnya, KKB melakukan penyerangan terhadap Satgas TNI Yonif R 321/GT yang bertugas di wilayah Mugi-Mam, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

Penyerangan tersebut terjadi pada Sabtu (15/4/2023) pukul 16.30 WIT.

Akibat penyerangan tersebut satu orang prajurit TNI atas nama Pratu Miftahul Arifin gugur.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Laksamana Muda Julius Widjojono, dalam konferensi pers yang digelar pada Minggu (16/4/2023).

"Dari laporan yang kami peroleh, yang gugur pada 15 April 2023 kemarin pukul 16.30 WIT, yaitu Prajurit TNI dari Satgas Yonif R 321/GT, yakni Pratu Miftahul Arifin," ujarnya, dikutip dari YouTube Puspen TNI.

KKB di bawah pimpinan Egianus Kogoya diduga menjadi dalang penyerangan tersebut.

Hal itu dikatakan oleh Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, yang juga mengatakan pihaknya berhasil merampas sembilan pucuk senjata api.

"Pasukan Komando Daerah Pertahanan (Kodap) III Ndugama Derakma, serang pos militer Indonesia, dan berhasil tembak mati sembilan anggota TNI kemudian sembilan pucuk senjata juga telah berpindah tangan," kata Sebby Sambom, Minggu.

Menurutnya, pihaknya bertanggung jawab atas gugurnya sembilan anggota TNI tersebut.

Dia juga mengatakan, penyerangan tersebut dilakukan oleh Egianus Kogoya dan pasukannnya.

"Panglima komando daerah pertahanan III Ndugama Darakkma, Egianus Kogoya, dan pasukannya bertanggungjawab atas serangan-serangan yang menewaskan sembilan anggota TNI dan sembilan anggota yang berpindah tangan dari TNI ke TPNPB OPM, dan perang terus berlanjut," ujarnya.

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved