Mulyadi Korban Mbah Slamet

Jenazah Mulyadi Korban Mbah Slamet Tiba di Palembang, Langsung Dishalatkan di Masjid

Jenazah Mulyadi korban Mbah Slamet tiba di Palembang, langsung dishalatkan di masjid.

Penulis: Rachmad Kurniawan | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/RACHMAD KURNIAWAN
Jenazah Mulyadi korban Mbah Slamet tiba di Palembang, langsung dishalatkan di masjid, Rabu (12/4/2023). 

Selain BBC, media Malaysia, The M Star, juga memberitakan kasus mengenai pembunuhan keji dukun Mbah Slamet.

Media itu mengatakan bahwa sang korban, Paryanto memberikan uang sebesar Rp70 juta untuk digandakan menjadi Rp5 miliar.

Menurut The M Star, Paryanto memberikan uang itu ke Mbah Slamet pada Juli 2022 lalu, dan setelah selama beberapa bulan tak ada hasil, Paryanto meminta Mbah Slamet mengembalikan uangnya.

Keduanya kemudian bertemu pada 23 Maret, dan sejak itu keberadaan Paryanto tak diketahui.

Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto mengatakan Mbah Slamet mengakui membunuh Paryanto dan korban lainnya.

Hendri mengatakan Slamet mengakui telah membunuh Paryanto dan korban lainnya dengan memberikan mereka minuman yang diberikan potasium sianida.

The M Star mengungkapkan bahwa korban-korban kejahatan Mbah Slamet berasal dari Jakarta, Palembang dan Tasikmalaya.

Masa Lalu Mbah Slamet

Tohari alias Mbah Slamet dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jawa Tengah yang membunuh belasan pasiennya ternyata berstatus residivis.

Tak tangung-tanggung, Mbah Slamet bahkan sudah dua kali dipenjara atas kasus peredaran uang palsu.

Hal ini diungkap Kapolres Banjarnegara, Hendri Yulianto, kapolres banjarnegara kepada wartawan.

"Saya dapat informasi jejak digital bahwa saudara Tohari ini memang pelaku resedivis pemalsuan uang," ujarnya dilansir dari Kompas TV, Kamis (6/4/2023).

Masa Lalu Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang Ternyata Seorang Residivis.
Masa Lalu Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang Ternyata Seorang Residivis. (Kolase Tribun Jateng)

Lanjut dijelaskan, Mbah Slamet pernah ditangkap atas kasus peredaran uang palsu tahun 2019 lalu.

Sebelum itu, Mbah Slamet juga pernah merasakan dinginnya jeruji besi atas kasus serupa.

"Sekarang Tim Resmob turun ke Pekalongan, tidak ada hubungannya dengan upal (uang palsu) itu tapi pembunuhan berencana," ujarnya.

Baca berita lainnya langsung dari google news

Silakan gabung di Grup WA TribunSumsel

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved