seputar islam

Arti Allahumma Thahhirni Fihi Minaddanasi, Doa Hari ke-13 Puasa Ramadhan Agar tidak Berbuat Maksiat

Ya Allah, Mohon sucikanlah diri kami di bulan ini dari segala nista dan perbuatan keji (maksiat). Berilah aku kesabaran atas apa yang telah Ditetapkan

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/welly triyono
Arti Allahumma Thahhirni Fihi Minaddanasi, Doa Hari ke-13 Puasa Ramadhan Agar tidak Berbuat Maksiat 

TRIBUNSUMSEL.COM --Arti Allahumma Thahhirni Fihi Minaddanasi, Doa Hari ke-13 Puasa Ramadhan Agar tidak Berbuat Maksiat.

Bacaan Doa Hari ke-13 Puasa Ramadhan

Tulisan Arab:

اَللَّهُمَّ طَهِّرْنِيْ فِيْهِ مِنَ الدَّنَسِ وَ الْأَقْذَارِ وَ صَبِّرْنِيْ فِيْهِ عَلَى كَائِنَاتِ الْأَقْدَارِ وَ وَفِّقْنِيْ فِيْهِ لِلتُّقَى وَ صُحْبَةِ الأَبْرَارِ بِعَوْنِكَ يَا قُرَّةَ عَيْنِ الْمَسَاكِيْنِ

Latin Arab:

Allâhumma thahhirnî fîhi minaddanasi wal aqdzâr wa sabbirnî fîhi ‘ala kâinâtil aqdâri wawaffiqnî fîhi littuqâ wa suhbatil abrâr bi’aunika yâ qurrata ‘ainil masâkîn

Artinya :

Ya Allah, Mohon sucikanlah diri kami di bulan ini dari segala nista dan perbuatan keji (maksiat). Berilah aku kesabaran atas apa yang telah Engkau tetapkan. Anugerahkan kepada kami ketakwaan dan persahabatan dengan orang-orang yang baik dengan pertolongan-MU, Wahai cahaya hati orang-orang yang miskin.


Kita dapat saja terjerumus dalam perbuatan nista dan perbuatan keji atau maksiat lainnya. Tak peduli apakah orang tersebut yang selama ini beramal saleh atau tidak.

Setan atau iblis selalu saja menggoda. Karena janjinya kepada Tuhan untuk menggoda manusia untuk berbuat jahat.

Ini sebuah kisah di masa Rasulullah, semoga menjadi pelajaran.

Ada seorang lelaki dari kaum Bani Israil yang dijuluki Khali’, orang yang gemar berbuat maksiat besar. Suatu ketika ia bertemu dengan seorang ‘abid dari kaum Bani Israil, orang yang ahli berbuat ketaatan dan di atas kepalanya terdapat payung mika.

Kemudian Khali’ bergumam, “Aku adalah pendosa yang gemar berbuat maksiat, sedangkan dia adalah ‘abid-nya kaum Bani Israil, lebih baik aku bersanding duduk dengannya, semoga Allah memberi rahmat kepadaku.”

Lalu si Khali’ tadi duduk di dekat si ‘abid. Lantas si ‘abid pun bergumam, “aku adalah seorang ‘abid yang alim, sedangkan dia adalah khali’ yang gemar bermaksiat, layakkah aku duduk berdampingan dengannya?” Tiba-tiba saja si ‘abid menghujat dan menendang si khali’ hingga terjatuh dari tempat duduknya.


Lalu Allah memberikan wahyu kepada Nabi Bani Israil dengan firmannya, “Perintahkan dua orang ini yakni ‘abid dan khali’ untuk sama-sama memperbanyak amal, Aku benar-benar telah mengampuni dosa-dosa khali’, dan menghapus semua amal ibadah ‘abid.” Maka, berpindahlah payung mika yang dikenakan ‘abid tersebut kepada khali’.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved