Sahilin Batanghari Sembilan Meninggal

Sahilin Pelestari Tembang Batanghari Sembilan Meninggal, Budayawan Berharap Ada Penerus Berkesenian

Diharapkan setelah wafatnya Sahilin akan ada penerus berkesenian, karena memang kesenian itu khususnya tembang Batanghari Sembilan tidak boleh mati.

Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Vanda Rosetiati
KOLASE TRIBUN SUMSEL
Budayawan Sumsel Vebri Al Lintani (foto kiri) menuturkan Sahilin (foto kanan) orang yang konsisten dan berkomitmen terus melestarikan seni tradisional di Sumsel. Setelah meninggalnya Sahilin diharapkan ada penerus berkesenian pelestari tembang Batanghari Sembilan. 

Menurutnya, peran Sahilin untuk Batanghari Sembilan ini penting untuk Sumsel. Karena penembang yang lain di daerah. Secara popularitas Sahilin sering dikunjungi penelitian, pengamatan dan lain-lain.

"Sahilin bisa jadi inspirasi banyak orang, saya pribadi tentu sangat kehilangan. Jarang ada sepak terjangnya seperti Sahilin yang konsisten dan berkomitmen," ungkapnya

Harapannya, seniman boleh mati karena sifat kefanaan siapapun akan menemukan ajalnya, tapi kesenian umur panjang dan tidak boleh mati. Mudah-mudahan ada yang menggantikan Sahilin.

Meninggal Usia 69 Tahun

Seniman musik Batanghari Sembilan Sahilin dikabarkan meninggal dunia hari ini di usianya yang menginjak kurang lebih 69 tahun, Sabtu (25/2/2023).

Dari informasi yang dihimpun seniman yang kerap tampil dengan gitar dan kacamata hitamnya yang khas ini meninggal dunia pada pukul 04:00 WIB.

"Innalillahi wa Inna Ilaihi Raji'un... telah meninggal dunia seniman Musik batanghari sembilan Sahilin pukul 04.00 WIB pagi ini (kabar dari anak Sahilin). Saat ini tengah di rumah duka, " tulis pesan yang diterima Tribunsumsel.com dari grup WhatsApp.

Pria kelahiran 1954 Dusun Benawe, Kecamatan Tanjung Lubuk, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) kini berada di rumah duka, di kawasan 35 Ilir.

Profil Sahilin

Sahilin (69) merupakan sang legenda musik Batanghari Sembilan eksis di Kota Palembang.

Seorang seniman yang identik berpenampilan kacamata hitam memakai baju batik dalam setiap penampilannya ini awal karirnya tak mudah dibayangkan.

Bakat seni yang ia dapat bukan dari pendidikan seni tapi dari ayahnya Soleh yang sering melantunkan lagu-lagu yang dimainkan pada saat berkebun getah (biji parah).

 Saat ayahnya sibuk berkebun, Sahilin mencoba meminjam gitar ayahnya lalu belajar bermain gitar sambil menyanyikan lagu-lagu daerah asalnya.

Pria kelahiran 1954 Dusun Benawe, Kecamatan Tanjung Lubuk, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).

Seniman yang tinggal di kawasan Tanggo Buntung dapat dikenal oleh orang banyak ialah berkat temannya bernama H Arif yang senang mendengarnya bermusik Sahilin.

Baca berita lainnya langsung dari google news

Silakan gabung di Grup WA TribunSumsel

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved