Berita OKU

Truk Patah As Roda di Jembatan Ogan II Baturaja, Bawa Batubara 36 Ton, Kendaraan Macet Panjang

Truk patah as roda di Jembatan Ogan II Baturaja membawa batubara 36 ton mengakibatkan lalulintas terganggu, kendaraan macet panjang.

|
Editor: Vanda Rosetiati
SRIPO/LENI JUWITA
Truk patah as roda di Jembatan Ogan II Baturaja membawa batubara 36 ton mengakibatkan lalulintas terganggu, kendaraan macet panjang, Jumat (17/2/2023). 

TRIBUNSUMSEL.COM, BATURAJA - Truk patah as roda di Jembatan Ogan II Baturaja membawa batubara 36 ton mengakibatkan lalulintas terganggu, kendaraan macet panjang.

Pantauan di lapangan, tampak satu unit mobil truck tronton sarat muatan batu bara mogok di Jembatan Ogan II Baturaja.

Truck tronton Hino BE 8586 VC yang dikemudikan oleh Hery ini mengalamai patah as roda di tengah jembatan.

"Pukul 10.00 WIB semalam, truck bermuatan 36 ton batu bara ini rusak, mobil tidak bisa diderek,” kata Hery.

Menurut sopir truk , diperkirakan sebelum shalat Jumat sudah bisa diperbaiki dan dapat melanjutkan perjalanan.

Menurut Hery, teknisi sudah datang, spare part dididatangkan dari Martapura. Mobil angkutan batu bara ini datang dari Tanjung Enim tujuan Lampung dengan muatan puluhan ton batu bara.

Baca juga: Penemuan Bayi di Kebun Sawit Desa Penuguan Banyuasin, Dalam Kardus Dibalut Hijab Hitam

Buntut dari truk batubara macet Jembatan Ogan II ini mengakibatkan kemaceten arus lalu lintas.

Kasat Lantas Polres OKU AKP Dwi Karti Astuti SH menurunkan 20 personil Satlantas Polres OKU Polda Sumsel untuk mengurai kemacetan.

Kasat Lantas yang juga didampingi Bripka Meslando Barseka SIP menjelaskan, sejak pagi tadi petugas terjadi penumpukan kendaraan di Jemabatn Ogan II, petugas Satantas Polres OKU bersiaga di mulut jembatan dari dua arah mengatur arus lalu lintas.

Kendaraan dari dua arah secara bergantian melaju, sementara bagi pengendara sepeda motor yang berani melewati bahu jembatan diperbolehkan khususnya yang memiliki nyali.

Namun, bagi yang tidak berani terutama ibu-ibu atau remaja puteri tidak dianjurkan lewat bahu jembatan karena khawatir tergelenicir apalagi Sungai Ogan sedang pasang.

Pengendara sepeda motor sebagian besar memilih sabar menunggu giliran melintas sesuai pengaturan dari petugas.

"Dak berani lewat pinggir jembatan itu, takut tergelincir. Kami tunggu antrean bae," kata salah seorang pengendara motor yang sudah berusia lanjut.

Di sisi lain, masyarakat pengguna jalan mengeluhkan aktvitas mobil angkutan batu bara yang sudah menjadi “Raja” di jalan raya.

Jumlahnya mencapai ribun armada yang bermuatan batu bara melebih tonase jalan.
"Luar biaso nian mobil batubara ini, jingoklah jalan kito ini cepat nian rusak," keluh salah seroang pengguna jalan.
Aktivitas mobil pengangkut batu bara ini memang mengganggu pengguna jalan lainnya, apalagi sering melakukan konvoi dan menyulitkan pengendara lainnya untuk memotong rangakaian truck yang konvoi ini.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved