Berita Nasional
Keluarga Hasya Pilih Buat Laporan Baru Karena Anggap Rekonstruksi Ulang Mengandung Maladministrasi
Hal itu tak lepas usai Hasya ditetapkan sebagai Tersangka, dan menganggap rekonstruksi ulang yang dilakukan polisi mengandung maladministrasi.
TRIBUNSUMSEL.COM - Keluarga Muhammad Hasya Atallah Syaputra, mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang tewas dalam kecelakaan beberapa waktu yang lalu kini membuat laporan baru.
Hal itu tak lepas usai Hasya ditetapkan sebagai Tersangka, dan menganggap rekonstruksi ulang yang dilakukan polisi mengandung maladministrasi.
Itu karena karena polisi menghentikan proses penyelidikan kasus kecelakaan Hasya.
Seperti diketahui, Hasya Atallah tewas diduga tertabrak purnawirawan polisi AKBP Eko Setia Budi Wahono, di Jagakarsa, Jakarta Selatan pada 6 Oktober 2022 silam.
"Dengan adanya pemberhentian, tentunya menurut kami tidak jelas rujukannya dasar hukum rekonstruksi ulang," ucap Kuasa Hukum Keluarga Hasya, Rian Hidayat, Kamis (2/2/2023).
Karena hal tersebut, pihak keluarga Hasya tidak menghadiri rekonstruksi ulang kecelakaan Hasya.
"Oleh karena itu Kami kuasa hukum M Hasya Atallah tidak hadir dalam rekonstruksi ulang. Karena kami menganggap rekonstruksi tersebut maladministrasi," ucapnya.
Pihak Keluarga Buat Laporan Baru
Pihak keluarga tidak menghadiri rekonstruksi ulang dan lebih memilih untuk membuat laporan baru terhadap Eko terkait kematian Hasya di Polda Metro Jaya.
Laporan tersebut diketahui sudah diterima dengan nomor laporan 589/II/2023/SPKT Polda Metro Jaya tertanggal 2 Februari 2023.
"Kami hari ini telah menempuh laporan di Polda Metro Jaya terhadap terduga pelaku terkait dugaan lalai dalam memberikan pertolongan," kata Rian, Kamis (2/2/2023).
Dalam laporan tersebut, kata Rian, pihak keluarga menyampaikan kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran untuk memberikan perhatian terkait laporan itu.
"Kami harap Bapak Kapolda dan Bapak Kapolri dapat menindak lanjuti laporan kami," jelasnya.
Kronologi Kecelakaan Hasya dari Rekontruksi
Dalam rekontruksi ulang yang dilaksanakan, para saksi hingga Eko langsung memeragakan detik-detik kecelakaan tersebut terjadi.
"Total ada sembilan adegan yang diperagakan pada rekontruksi ini," kata salah satu penyidik di lokasi.
Terlihat adegan mobil yang dikemudikan oleh Eko melintas dari arah utara menuju selatan.
Di sana, terlihat juga sepeda motor yang ingin belok ke kanan.
Namun, di belakang motor tersebut terdapat sepeda motor yang dikendarai Hasya yang terlihat oleh dan jatuh ke kanan.
Sehingga terjadi benturan antara Hasya dengan mobil Eko.
Setelah kejadian tersebut, Eko diketahui menepikan mobilnya dan turun untuk melihat kondisi Hasya yang berbenturan dengan mobilnya.
Kemudian, saksi mengangkat Hasya yang tergeletak di dekat motornya itu ke pinggir jalan.
Saat itu, Hasya yang tak sadarkan diri belum mendapatkan pertolongan.
Hingga akhrinya terdapat pengemudi ojek online bernama Agus menelepon ambulans untuk menolong Hasya.
"Saksi-saksi mengangkat saudara Hasya ke mobil ambulans dan saudara Eko ikut serta mengikuti dengan mobilnya ke rumah sakit Andhika yang dekat TKP," ucap penyidik.
Baca juga: Alasan Pihak AKBP Purn Eko Setia Budi, Tak Mau Bawa Hasya Mahasiswa UI ke RS Usai Alami Kecelakaan
Baca juga: Terungkap di Rekonstruksi, Tindakan AKBP Purn Eko Setia Budi Wahono Usai Tabrak Hasya Mahasiswa UI
Sebagai informasi, Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Latif Usman menetapkan Hasya sebagai tersangka dalam kasus kecelakaan pada 6 Oktober 2022 lalu tersebut.
Penetapan korban Hasya sebagai tersangka, kata Latif karena Hasya dianggap lalai.
"Kenapa dijadikan tersangka? Dia kan yang menyebabkan, karena kelalaiannya menghilangkan nyawa orang lain dan dirinya sendiri. Karena kelalaiannya jadi dia meninggal dunia," kata Latief, Jumat (27/1/2023).
"Karena kelalaiannya korban dalam mengendarai sepeda motor hingga nyawanya hilang sendiri. Jadi yang menghilangkan nyawanya karena kelalaiannya sendiri, bukan kelalaian pak Eko," imbuhnya .
Selain itu, Latif juga mengungkapkan bahwa Hasya sendiri kurang hati-hati karena mengendarai motor dengan kecepatan kurang lebih 60 kilometer per jam.
Hal tersebut, kata Latif yang menyebabkan Hasya mengerem mendadak saat kendaraan di depannya hendak belok ke kanan.
"Sehingga tergelincir dia (Hasya). Ini keterangan dari si temannya (Hasya). Temannya sendiri melihat dia tergelincir sendiri."
"Nah Pak Eko dalam waktu ini sudah tidak bisa menghindari karena sudah dekat," ujar Latif.
"Jadi memang bukan terbentur dengan kendaraan Pajero, tapi jatuh ke kanan diterima oleh Pajero. Sehingga terjadilah kecelakaan," sambungnya.
(Tribunnews.com/Rifqah/Abdi Ryanda Shakti)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
berita nasional
Muhammad Hasya Attalah Syaputra
AKBP Purn Eko Setia Budi Wahono
Hasya Mahasiswa UI
Tribunsumsel.com
sumsel.tribunnews.com
Jejak Karier Letjen Tandyo Budi Revita, Wakasad yang Bakal Dilantik jadi Wakil Panglima TNI |
![]() |
---|
Sosok Mayjen Kristomei Sianturi Ditunjuk jadi Panglima Radin Inten, Anak Seorang Pedagang |
![]() |
---|
Sosok Mayjen Djon Afriandi Ditunjuk sebagai Panglima Kopassus, Peraih Adhi Makayasa, Harta Rp7 M |
![]() |
---|
Sosok Jenderal Purn Fachrul Razi, Wakil Panglima TNI Terakhir Sebelum Akhirnya Kosong 25 Tahun |
![]() |
---|
Sosok 3 Jenderal Bintang 4 Berpotensi Jabat Wakil Panglima TNI, Dilantik Prabowo 10 Agustus 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.