Berita Nasional
Kondisi Terkini PN Jaksel Jelang Sidang Tuntutan Bharada E, Dipadati Fans Hingga Ada Karangan Bunga
Gedung Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan (Jaksel) ramai dipadati oleh fans Richard Eliezer atau Bharada E
TRIBUNSUMSEL.COM - Gedung Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan (Jaksel) ramai dipadati oleh fans Richard Eliezer atau Bharada E yang akan menjalani sidang dengan agenda tuntutan, Rabu (18/1/2023).
Tak hanya kehadiran fans, terdapat pula karangan bunga yang dikirimkan ke gedung PN Jaksel berisi tulisan memberi dukungan moril pada Bharada E.
Adapun karangan bunga tersebut dItuliskan dikirm oleh Grup Facebook #SaveBharadaEliezerRichard bertuliskan "Semoga Pasal 48 untuk Richard, Barang Siapa Melakukan Perbuatan karena Pengaruh Daya Paksa, Tidak Dipidana,".
Baca juga: Tak Puas Ferdy Sambo Dituntut Hukuman Seumur Hidup, Keluarga Brigadir J Minta Hakim Vonis Mati
Pantauan Tribunnews.com di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (18/1/2023) tidak semua penggemar Richard Eliezer diizinkan masuk oleh petugas.
Hanya sejumlah orang yang diizinkan masuk untuk menjaga ketertiban ruang sidang.
Seorang penggemar Richard Eliezer bernama Merry asal Jakarta mengatakan bahwa dirinya datang ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sejak 07.00 WIB.
Terlihat juga ia membawa goodie bag dan mengenakan kaos bertuliskan dukungan untuk Richard Eliezer.
"Saya datang dari jam tujuh pagi asal Jakarta Barat. Saya bikin tas bertuliskan dukungan bertuliskan kami bersama Richard," katanya Kepada Tribunnews.com, Rabu (18/1/2023).
Terkait dengan sidang tuntutan Jaksa Penuntut Umum untuk Richard Eliezer. Merry berharap Bharada E bisa dibebaskan atau dihukum seringan-ringannya.
"Saya berharap Richard Eliezer bisa dibebaskan kalaupun harus dihukum. Harus seringan-ringannya mengingat jasa dia sebagai Justice Collaborator kalau dia tidak buka kasus ini bakal tertutup selamanya," tegasnya.
Adapun sebelumnya Kuasa hukum terdakwa Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau Bharada E, Ronny Talapessy berharap kliennya mendapatkan tuntutan seadil-adilnya dari Jaksa Penuntut Umum.
"Tuntutan jaksa tentunya harus melihat fakta di persidangan, rasa keadilan masyarakat bagaimana dukungan masyarakat secara luas kepada Bharada E sehingga tuntutan yang akan dibacakan hari ini harus berkeadilan," kata Ronny di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (18/1/2023).
Ronny melanjutkan rasa keadilan itu untuk masyarakat, keluarga korban, Richard Eliezer, institusi Polri serta pihak-pihak yang merasa dikorbankan anak buahnya. Jadi ini harus berkeadilan untuk semua pihak.
"Terkait tuntunan hari ini kami optimis bahwa tuntutan yang bakal dibacakan untuk Richard Eliezer ini berkeadilan," tegasnya.
Ronny berharap tuntutan untuk kliennya tidak lebih tinggi tuntunan dari penuntut umum mengingat statusnya sebagai Justice Collaborator.
Ini akan menjadi titik balik seorang Justice Collaborator dihargai.
"Jadi kedepannya ketika kejujuran seseorang dihargai kemudian proses ini berkeadilan tentunya orang tidak ragu jadi justice collaborator," tutupnya.
Nasib Bharada E dan Putri Candrawathi
Putri Candrawathi dan Richard Eliezer atau Bharada E dijadwalkan menjalani sidang tuntutan atas kasus dugaan pembunuhan terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, Rabu (18/1/2023).
Sehari sebelumnya, Ferdy Sambo sudah lebih dulu dituntut hukuman seumur hidup penjara oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) dalam persidangan yang digelar, Selasa (17/1/2023).
Baca juga: Pengakuan Rihanah Rindu dengan Norma Risma, 2 Bulan Tak Bertemu Diduga Selingkuh dengan Suami Anak

Lantas banyak yang penasaran, apakah Putri Candrawathi dan Bhrada E akankah tuntutan JPU terhadap keduanya akan sama seperti Ferdy Sambo ?
Sebagai informasi, sidang pembacaan tuntutan ini akan dipimpin oleh Hakim Ketua Wahyu Iman Santoso serta Hakim Anggota Morgan Simanjuntak dan Alimin Ribut Sujono.
Jaksa Penuntut Umum (JPU) sudah lebih dulu membacakan tuntutan kepada tiga terdakwa lainnya yaitu Ricky Rizal, Kuat Maruf, dan Ferdy Sambo.
Ricky Rizal dan Kuat Maruf dituntut dengan hukuman delapan tahun penjara.
Jaksa menilai keduanya bersalah karena membantu memuluskan rencana Ferdy Sambo untuk menghabisi nyawa Brigadir J.
Sementara itu, Ferdy Sambo dituntut pidana penjara seumur hidup.
Dalam tuntutannya, Jaksa menyatakan Ferdy Sambo terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana.
Coba Hilangkan Bukti Sidik Jari
Terdakwa Ferdy Sambo diungkap Jaksa Penuntut Umum (JPU) menghilangkan jejak sidik jari di senjata Brigadir Yosua Hutabarat.
Ferdy Sambo diketahui mengunakan senjata tersebut dengan menembak ke arah Dinding di skenario tembak menembak.
Melansir dari Kompas.TV, selasa (17/1/2023) Jaksa menyebut, setelah Richard Eliezer menembak Yosua atas perintah Sambo dengan menggunakan sarung tangan hitam, terdakwa Ferdy Sambo juga turut menembak hingga Yosua meninggal.

Untuk menghilangkan jejak sidik jari Sambo, terdakwa mengelap senjata Yosua yang digunakannya untuk menembak ke dinding dalam rangka memuluskan skenario tembak menembak.
Sebelumnya, Ferdy Sambo dituntut Jaksa Penuntut Umum (JPU) dengan hukuman seumur hidup.
Tuntutan tersebut diutarakan oleh JPU di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Seperti diketahui, Ferdy Sambo terlibat dalam dugaan pembunuhan berencana Brigadir J.
Lanjutan persidangan ini dilakukan pada Selasa (17/1/2023) di PN Jakarta Selatan.
JPU mengatakan Ferdy Sambo dituntut hukuman penjara seumur hidup, kata JPU di PN Jakarta Selatan, dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV.
"Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa dengan pidana seumur hidup," kata JPU dalam persidangan.
Ferdy Sambo dikatakan JPU telah melakukan pembunuhan berencana terhadap eks ajudannya, Brigadir J.
Mendengar hal tersebut Ferdy Sambo langsung tertunduk.
Hal yang memberatkan Ferdy Sambo
Mantan kadiv propam Polri Ferdy Sambo dituntut dengan hukuman penjara seumur hidup.
Adapun 6 hal yang memberatkan Ferdy Sambo membuat Jaksa penuntut umum (JPU) akhirnya mengeluarkan tuntutan seumur hidup atas tindakan membunuh Brigadir Yosua sang ajudan.
Lalu apa 6 poin hal yang memberatkan Ferdy Sambo tersebut?
Berikut perjalanan kasus Ferdy Sambo tersangka hingga dituntut hukuman mati kasus pembunuhan Brigadir J. (Kompas.com)
Melansir dari Kompas TV, berikut 6 poin yang membuat JPU memberikan tuntutan berat kepada Ferdy Sambo.
1. Menghilangkan Nyawa Manusia
Perbuatan Ferdy Sambo mengakibatkan hilangnya nyawa korban Nofriansyah Yosua Hutabarat dan duka bagi keluarga uamg ditinggalkan.
2. Mencoreng Nama Baik Institusi
Perbuatan terdakwa telah mencoreng institusi Polri di mata masyarakat Indonesia dan dunia internasional
perbuatan terdakwa telah menyebabkan banyaknya anggota Polri lainnya turut terlibat.
3. Perbuatan tidak patut dilakukan seorang penegak hukum
Hal yang memberatkan dalam tuntutan Terdakwa Ferdy Sambo adalah kedudukannya sebagai penegak hukum dan petinggi Polri.
4. Membuat kegaduhan di Masyarakat
Akibat perbuatan terdakwa menimbulkan keresahan dan kegaduhan yang luas di masyarakat
5. Mengajak aparat kepolisian dalam perbuataan berujung kena imbas
Perbuatan terdakwa telah menyebabkan banyaknya anggota Polri lainnya turut terlibat
6. Pengakuan berbelit belit alias tidak jujur
Terdakwa berbelit-belit dan tidak mengakui perbuatannya dalam memberikan keterangan di persidangan,
Sementara itu, Jaksa juga menyimpulkan tidak ada alasan pembenar dan pemaaf yang dapat diberikan kepada Ferdy Sambo selama jalan proses persidangan.
Sehingga JPU berharap majelis hakim dapat memutuskan Ferdy Sambo bersalah dan dijatuhi hukuman seumur hidup penjara.
“Mohon agar majelis hakim pengadilan negeri Jakarta Selatan yang memeriksa dan mengadili perkara atas nama terdakwa Ferdy sambo memutuskan, satu, menyatakan terdakwa Ferdy sambo telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana pembunuhan berencana secara bersama-sama melanggar pasal 340 KUHP juncto pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP,” ucap Jaksa.
“Dan menyatakan telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana tanpa hak atau melawan hukum melakukan tindakan yang berakibat terganggunya sistem elektronik menjadi tidak bekerja secara bersama-sama sebagaimana mestinya melanggar pasal 49 juncto pasal 33 undang-undang nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan atas undang-undang nomor 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. Sebagaimana dakwaan primer ke-1 dan dakwaan ke-2 pertama primer menjatuhkan pidana terhadap terdakwa dengan pidana seumur hidup.” tambah Jaksa.
Sebagaian artikel ini telah tayang di Tribunnews
Baca artikel menarik lainnya di Google News
Ucapan Inikah yang Buat Ferry Irwandi Diduga Lakukan Tindakan Pidana ke TNI? Singgung Dalang Demo |
![]() |
---|
Ferry Irwandi Siap Jika Dilaporkan Jenderal TNI, Saya Tidak Pernah Dididik Jadi Pengecut |
![]() |
---|
PROFIL Brigjen TNI Juinta Omboh Sembiring, Dansatsiber Temukan Dugaan Tindak Pidana Ferry Irwandi |
![]() |
---|
Klaim Temukan Dugaan Tindak Pidana Ferry Irwandi, 4 Jenderal TNI Datangi Mapolda Metro Jaya |
![]() |
---|
Perwira TNI di Keerom Papua Tembak Junior Hingga Tewas, Ngaku Terancam Karena Dikejar Dengan Kampak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.