Keluarga Herman Moedji Susanto Ungkap Soal Isu Ibu Eny Selingkuh, Tinggalkan Ayah Tiko yang Bangkrut

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Thalia Amanda Putri

TRIBUNSUMSEL.COM - Setelah Tiko mengungkapkan kisah dari dirinya dan Ibu Eny yang ditinggalkan oleh suami, kini keluarga dari Herman Moedji Susanto memberikan bantahan.

Baca juga: Pekerjaan Tiko Untuk Menghidupi Ibu Eny, Jadi Satpam Hingga Makelar Mobil Untuk Dapat Modal Usaha

Keluarga dari pihak Herman Moedji Susanto atau ayah Tiko tersebut dengan tegas membantah jika ayah mereka meninggalkan Ibu Eny seperti yang diceritakan.

Selain itu keluarga dari Herman Moedji Susanto juga membongkar adanya isu jika Ibu Eny melakukan perselingkuhan karena suaminya mengalami bangkrut.

Dilansir dari channel youtube Pratiwi Noviyanthi mengunggah sebuah video berisi pernyataan dari keluarga Herman Moedji Susanto soal Ibu Eny, Sabtu (7/1/2023).

Dalam kesempatan Ika selaku cucu pertama dari suami Ibu Eny membongkar kisah yang terjadi dari sudut pandangnya.

Saat itu Ika menyebut bahwa Ibu Eny sempat memiliki hubungan gelap dibelakang suaminya hingga diduga perusahaan jadi bangkrut tak terurus.

"Saya tidak tahu persisnya seperti apa, tapi denger-denger ibu Eny selingkuh dari eyang saya.

Saya tidak tahu pasti entah perusahaan itu bangkrut karena dia sendiri, apa karena tidak bisa mengurus," ungkapnya.

Baca juga: Keluarga Herman Moedji Susanto Bongkar Sikap Asli Ibu Eny, Usir Suaminya yang Saat Itu Sedang Sakit

Bahkan keluarga besar Herman Moedji Susanto mengatakan jika Ibu Eny lah yang mengusir eyangnya dari rumah mewah itu.

"Orang mamanya yang usir eyang saya dari rumah, seandainya mungkin berita itu benar, kita tidak sejauhi ini mengotak atik si Tiko, yan kita punya urusan ini dia sudah menceritakan hal yang tidak benar, itu saja," tegas Ika.

Sehingga, keluarga besar keberatan dengan statement dari Tiko terkait pengakuan ditinggal ayah hingga membuat ibunya depresi.

Pihak keluarga ayah Tiko mengaku tak kasihan dengan keluarga ibu Eny dan menyayangkan banyak orang yang ikut berempati.

"Kami keberatan, cerita yang sebetulnya bukan yang dibuat-buat, dramatis dengan kesedihan, keterpurukan dengan rumah yang tidak terurus," ungkapnya.

"Kalo opini masyarakat sampai bilang kasihan atau apa kami gak kasihan karena dia ini ditinggalin banyak fasilitas yang ada, perabotan masih ada, rumah besar secara logika tidak masuk akal," ujarnya.