Berita Palembang

Kakak Saya Tidak Pegang Pisau, Tangis Adik Korban Pembunuhan Pedagang Nasi di 24 Ilir Palembang

Ririn adik Ahmad Mulkan hadir menyaksikan rekontruksi pembunuhan pedagang nasi di 24 Ilir Palembang, dia tak kuasa menahan tangis.

Penulis: Fransiska Kristela | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/FRANSISKA KRISTELA
Keluarga Ahmad Mulkan hadir menyaksikan rekontruksi pembunuhan pedagang nasi di 24 Ilir Palembang, Rabu (4/1/2023). Adik korban tak kuasa menahan tangis. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Ririn adik Ahmad Mulkan hadir menyaksikan rekontruksi pembunuhan pedagang nasi di 24 Ilir Palembang yang menewaskan kakak kandungnya tersebut, Rabu (4/1/2023).

Ririn tak kuasa menahan tangis saat tersangka Raden Agus Hidayat alias Agus Bolot memperagakan adegan demi adegan peristiwa pembunuhan tersebut.

Ririn mulai menangis pada saat adegan keempat, pada kejadian tersebut Agus menyerang Mulkan dengan menggunakan senjata tajam.

Anggota keluarga korban yang pada saat rekon turut hadir di Polsek Ilir Barat I untuk melihat proses rekontruksi seperti istri Mulkan, dan juga adik angkat Mulkan juga turut menenangkan Ririn.

Tak sampai disitu, pada saat selesai rekontruksi dan Kanit Polsek Ilir Barat I menanyakan ke semua pihak apakah ada sanggahan, Ririn langsung berdiri dan menyatakan sanggahannya.

"Kakak aku tidak memegang pisau, dan dia itu (Agus) langsung menusuk kakak kami. Kenapa di rekontruksi ini kakak kami memegang pisau," tegasnya.

Baca juga: Rekontruksi Pembunuhan Pedagang Nasi di 24 Ilir Palembang, Agus Bolot Peragakan 13 Adegan

Dirinya mengaku bisa mengatakan hal tersebut, karena Ririn tahu dari CCTV yang ia lihat.

Mendengar sanggahan tersebut, Kanit Reskrim Polsek Ilir Barat I Iptu Apriansyah, mencoba menenangkan Ririn dan mengatakan bahwa ini merupakan hasil keterangan tersangka.

Nantinya di persidangan semua barang bukti termasuk juga CCTV akan di ikut sertakan dalam persidangan.

Sementara itu Dian (37) istri Mulkan menyatakan bahwa pisau yang ada pada suaminya merupakan pisau yang memang sudah ada di warung tersebut.

"Itu pisau sudah ada di warung, karena untuk berdangan dan juga memotong," ujarnya.

Rekontruksi pedagang nasi di 24 Ilir Palembang, Rabu (4/1/2023). Agus Bolot tersangka penusukan terhadap seorang penjual nasi Ahmad Mulkan yang membuat Mulkan tewas di lokasi memperagakan 13 adegan.
Rekontruksi pedagang nasi di 24 Ilir Palembang, Rabu (4/1/2023). Agus Bolot tersangka penusukan terhadap seorang penjual nasi Ahmad Mulkan yang membuat Mulkan tewas di lokasi memperagakan 13 adegan. (TRIBUN SUMSEL/FRANSISKA KRISTELA)

Saat ditanyakan terkait pengakuan Agus pada saat pemeriksaan dimana Agus mengatakan bahwa peristiwa itu lantaran dirinya ditagih uang es beberapa bulan lalu padahal Agus mengatakan bahwa dia belum meminum es tersebut.

"Dia itu pesan es ke saya pagi hari dan sudah saya kasihkan dan sudah diminum. Lalu sorenya saya minta uang es tersebut tapi Agus merasa tidak senang dan melemparkan uang tersebut ke arah saya," ujar Dian.

Melihat Agus melemparkan uang tersebut, Dian tidak mau mengambilnya dan meninggalkan Agus, karena dia tidak suka jika Agus memberikan uang tersebut dalam kondisi emosi dan uang itu dilempar.

"Saya serahkan semua ke hukum, dan saya inginkan dia (Agus) dihukum seumur hidup biar dia jera," tegas Dian.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved