Berita Nasional
Keberadaan Mantra & Kemenyan di Rumah 1 Keluarga Tewas di Kalideres, Diduga Untuk Hidup Lebih Baik
Polisi mengungkap temuan buku lintas agama, mantra hingga kemenyan di rumah satu keluarga tewas di Kalideres.
Namun, Hengki menyebut ada yang tidak lazim ketika Budiyanto hendak menjual rumah tersebut.
"Ada hal yang sangat tidak lazim di sini. Pada saat ditemui mediator ini, (Budiyanto) langsung menyerahkan sertifikat asli," ungkap Hengki.
"Karena waktu sempat putus asa tidak ketemu pembelinya siapa yang ingin seharga Rp 1,2 miliar akhirnya dikembalikan sertifikat itu kepada almarhum Budiyanto ini. Tetap ditolak, suruh pegang lagi," tambahnya.
Di dalam rumah tersebut, para saksi sudah mencium bau busuk. Namun, Budiyanto berkilah hanya bau got.
"Kemudian ditanyakan ibu Reni ada di mana, "sedang tidur di dalam'," tutur Hengki.
Setelahnya, seorang saksi pegawai koperasi simpan pinjam menyalakan flash handphone ke arah kamar Reni Margaretha. Saksi itu terkejut hingga lari ke luar rumah.
"Pegawai koperasi simpan pinjam ini menghidupkan flash HP-nya. Begitu dilihat langsung yang bersangkutan teriak takbir Allahu Akbar. Ini sudah mayat di tanggal 13 Mei," kata Hengki.
Dari keterangan saksi dan temuan barang bukti, diduga Dian dan Budiyanto yang kerap disaksikan oleh warga masih beraktivitas pada periode 2-3 bulan sebelum ditemukan tewas, sempat hidup bersama mayat dari sang ibu, Margaretha Gunawan.
Dua jenazah itu diperlakukan seperti manusia yang masih hidup.
Dian yang saat itu masih hidup bahkan masih memberikan susu hingga menyisiri rambut ibunya meski sudah dalam keadaan tak bernyawa lagi.
Artikel ini telah tayang di Tribun Jakarta
Baca berita menarik lainnya di Google News