Berita Nasional
Kapolresta Magelang Bicara Soal Kandungan Racun yang Digunakan Dhio Meracuni Ayah, Ibu, dan Kakaknya
Dhio tega meracuni keluarganya. Dhio melakukan pembunuhan dengan cara mencampuri minuman teh hangat dan es kopi dengan racun yang dibeli secara online
TRIBUNSUMSEL.COM - Kasus pembunuhan yang dilakukan DDS atau Dhio (22) kepada ayah, ibu, dan kakaknya hingga kini masih terus menjadi perhatian.
Dhio tega meracuni keluarganya. Dhio melakukan pembunuhan dengan cara mencampuri minuman teh hangat dan es kopi dengan racun yang dibeli secara online.
Polisipun kini bicara soal motif dan kandungan zat yang ada pada racun tersebut.
Plt Kapolresta Magelang AKBP Mochammad Sajarod Zakun mengatakan, para korban diduga meninggal karena racun.
Namun, Sajarod hingga kini belum bisa memastikan kandungan zat yang ada didalam racun tersebut.
Seorang anak kandung menjadi terduga pelaku pembunuhan terhadap ayah, ibu dan kakaknya dengan cara menuangkan racun ke dalam minuman.
Racun apa yang digunakan oleh pelaku ? Dan kenapa pelaku yang merupakan anak kedua dari korban ini sampai tega membunuh ayah, ibu dan kakak kandungnya ?
Peristiwa di luar nalar akal sehat ini terjadi di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin 28 November 2022.
Korban adalah Abbas Ashar (58), ayah; Heri Riyani (54), ibu; dan Dhea Choirunnisa (24), kakak.
Mereka ditemukan meninggal di dalam rumahnya yang terletak di Jalan Sudiro, No.2, Gang Durian, RT10/RW1, Desa Prajenan, Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Sulit dipercaya jika terduga pelakunya adalah DDS, seorang pria berusia 22 tahun, yang ternyata adalah anak kedua dari keluarga tersebut.
Pria bernisial DDS ini mengakui kepada polisi bahwa dirinyalah yang meracuni ayah, ibu, dan kakaknya sendiri.
"DDS mengakui melakukan pembunuhan dengan cara mencampuri minuman teh hangat dan es kopi dengan racun yang dibeli secara online," jelas Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jateng, Kombes Iqbal Alqudusy, dalam keterangannya.
Lalu racun apa yang digunakan oleh pelaku DDS untuk menghabisi nyawas ayah, ibu dan kakaknya ?
Terkait hal ini, Plt Kapolresta Magelang AKBP Mochammad Sajarod Zakun masih memberikan sedikit informasi karena masih melakukan pendalaman.
Ia mengatakan, dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) dugaan awal korban meninggal dunia karena keracunan.
Serta, ditemukan minuman berupa teh dan es kopi yang diduga diminum para korban sebelum meninggal dunia.
"Dugaan awal korban meninggal karena keracunan, keracunan zat kimia apa, kita masih dalam penyelidikan. Di mana, ditemukan minuman yakni dua gelas teh, dan satu gelas es kopi,"ujarnya.
Ia berujar, posisi korban saat ditemukan berada di dalam kamar mandi yang berbeda.
Adapun, yang pertama kali menemukan yakni anak kedua yang masih tinggal satu rumah, dan pembantu rumah tangga yang setiap hari bekerja di sana.
Belakangan DDS, si anak kedua inilah yang menjadi terduga pelaku pembunuhan.
"Posisinya pada saat meninggal semuanya ada di kamar mandi, karena merasa keracunan jadi mual, dan muntah langsung ke kamar mandi. Ditemukan tergeletak di kamar mandi berbeda, kebetulan didalam rumah ada tiga kamar mandi,"tuturnya.
Dari olah TKP dan penyelidikan, pihaknya mengamankan satu terduga pelaku.
Di mana, saat ini terduga pelaku diamankan di Polres Magelang untuk proses penyelidikan.
Pihak kepolisian berhasil mengamankan gelas dan sendok untuk mengaduk minuman.
"Sementara ini yang diamankan ada gelas. Di mana, yang setiap paginya rutinitas dari keluarga itu minum air hangat di teh. Kedua, kami amankan juga sendok yang digunakan mengaduk , dan mencampur yang diduga sebagai racun tersebut,"terangnya.
Apa Motif Pelaku Bunuh Ayah, Ibu dan Kakak ?
Kakak laki-laki kandung dari korban Heri Riyani (ibu), Agus Sutiarso mengatakan, sedari awal tidak ada menaruh curiga dari terduga pelaku DDS.
Ia merasa sangat hancur hati ketika mengetahui adik kandung dan keluarga meninggal dunia. Ditambah, terduga pelaku adalah anak korban sendiri.
"Hancur hati saya sudah tau itu, walaupun itu yang diduga membunuh anaknya, tapi kan itu yang dibunuh adek saya, secara manusiawi kan seperti itu, siapa yang meninggal adek saya, saya sangat merasakan kehilangan,"tuturnya.
Sementara itu, ia mengaku, memang belakangan ini terduga pelaku DDS sering menghambur-hamburkan uang.
"Ya ini memang dia itu over lap-ya. Setau saya itu banyak menghambur-hamburkan uang,"urainya. (ndg)
Baca juga: Sosok Dhio, Anak yang Tega Racuni Ayah, Ibu, dan Kakak Kandung di Magelang, Suka Hamburkan Uang
Baca juga: Pengakuan Dhio Anak yang Racun Ayah, Ibu, dan Kakak Kandung di Magelang, Disebut Suka Hamburkan Uang
Lewat teh dan kopi yang dibubuhi racun, hidup ayah, ibu, dan kakak berakhir di tangan adik kandung.
Peristiwa tragis terjadi di Magelang, ketika satu keluarga yang terdiri ayah, ibu dan anak sulung atau pertama meninggal dunia, Senin (28/11/2022).
Ketiga korban tinggal di Jalan Sudiro, No.2, Gang Durian, RT10/RW1, Desa Prajenan, Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Satu keluarga tersebut adalah Abas Ashar (Ayah), Heri Riyani (Ibu) dan Dea Khairunisa (Anak pertama).
Semuanya meninggal dunia karena diracun dan terduga pelaku adalah anak kedua alias di anak bungsu mereka sendiri, yakni DDS (22).
Kepada polisi, DDS telah mengakui bahwa dirinya lah yang meracuni ayah, ibu dan kakak kandungnya.
"DDS mengakui melakukan pembunuhan dengan cara mencampuri minuman teh hangat dan es kopi dengan racun yang dibeli secara online," jelas Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jateng, Kombes Iqbal Alqudusy, dalam keterangannya, Senin (28/11/2022).
Namun, DDS-lah orang yang pertama memberi tahu asisten rumah tangga keluarga, Sartinah (47), bahwa ayah, ibu dan kakaknya tergeletak tak sadarkan diri di rumah.
Itu diutarakan oleh Sartinah. Dia mengetahui peristiwa ini setelah ditelepon oleh anak kedua dari korban, yakni DDS, yang juga diduga adalah pelaku.
Saat itu sekitar pukul 07.30. Sartinah mengatakan, ketika dia datang ke rumah atau tempat kejadian perkara, ketiga korban sudah tergelak di kamar mandi.
Bahkan DDS juga ikut membantu anak Sartinah untuk mengevakuasi ketiga korban ke dalam kamar.
DDS sebagai terduga pelaku sama sekali tidak kabur dan tetap ikut membantu.
Kala itu, Sartinah tidak tahu kondisi para korban, apakah masih hidup atau sudah meninggal.
Satu yang bisa dirasakannya adalah tubuh korban masih terasa hangat.
"Itu digotong bertiga, saya sama anak saya, sama anak kedua itu (DDS). Gotong semua, terus saya taruh di kasur," ujar wanita yang sudah 15 tahun bekerja di rumah tersebut.
“Ya, tadi kayaknya masih napas tapi saya tidak tahu, ya, badannya masih hangat. Sempat saya kasih minyak kayu putih juga.
AGUS Sutiarso yang merupakan kakak dari Heri Riyani–salah satu korban meninggal–menyatakan jika rumah yang juga tempat kejadian perkara (TKP) dugaan pembunuhan ini dihuni oleh empat orang.
Terdiri dari ketiga korban meninggal dan anak bungsunya yang diduga adalah pelaku pembunuhan.
Keluarga adem ayem
Menurutnya, selama ini tidak pernah ada konflik di antara anggota keluarga tersebut.
Relasi antar-anggota keluarga pun selama ini dirasa Agus terjalin dengan baik.
Termasuk pula dia tidak pernah mendengar ada permasalah tertentu yang terjadi di internal keluarga adiknya.
“Korban (adik iparnya) ini baru saja pensiun per Oktober 2022 lalu dari jabatannya dulu sebagai Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara, Departemen Keuangan. Kesehariannya biasa saja. Jadi tidak ada kecurigaan apa pun," ungkapnya.
Saat peristiwa tragis menimpa keluarga adiknya itu, Agus sedang berada di rumah sakit untuk mengantarkan kakak tertuanya berobat.
Sesampainya di rumah sakit, dia mendapat kabar jika adiknya, adik iparnya, dan keponakannya ditemukan tergeletak pingsan di rumahnya sendiri.
Padahal beberapa saat sebelumnya dia sempat bertemu keluarga adiknya itu dalam kondisi masih sehat-sehat saja.
Ketika bertemu pagi kemarin itu, Agus menyaksikan keempat anggota keluarga adiknya masih berada di rumah dengan kondisi baik-baik saja.
Termasuk anak pertama adiknya itu di rumah karena sedang tidak bekerja.
Setelah mendapat kabar, Agus segera meluncur ke rumah adiknya. Benar saja, ketiga korban sudah tak berdaya.
Sepengetahuannya, mereka dalam kondisi tak sadarkan diri. Dia tak tahu pasti apakah mereka masih hidup atau sudah meninggal saat itu.
"Saya enggak berani langsung bawa ke rumah sakit karena saya harus komunikasi dengan pihak kakak adik semua.
Terus saya menghubungi dan diputuskan membawa ke rumah sakit dengan persetujuan anaknya yang paling kecil juga (anak kedua korban yang juga terduga pelaku)," jelas Agus.
Sebelum dilarikan ke rumah sakit, Agus sempat membalurkan minyak kayu putih kepada adiknya sendiri Heri Riyani.
Sedangkan korban Dhea Choirunnisa diberikan minyak kayu putih oleh asisten rumah tangga, dan korban Abbas Ashar diberikan minyak kayu putih oleh anak keduanya, yakni DDS.
Sepengetahuan Agus, para korban saat dibawa ke rumah sakit masih dalam kondisi pingsan. Abbas dan Dhea yang pertama kali sampai di rumah sakit.
Setelah itu, Agus mendengar informasi jika keduanya kemudian dinyatakan meninggal dunia.
“Terus saya cari ambulans untuk membawa adik saya, ternyata sampai di rumah sakit sudah dinyatakan meninggal juga," tuturnya.
Hingga kini, belum ada informasi dari polisi mengenai motif pembunuhan yang diduga dilakukan anaknya sendiri.
Polisi menyatakan masih melakukan pendalaman terkait peristiwa memilukan yang terjadi di Kabupaten Magelang ini.
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dan di TribunJogja.com