Berita Palembang
Harga Karet Sumsel Hari ini 17 November 2022, Turun Tipis Rp 95 Dibanding Kemarin
Harga karet di Sumatera Selatan (Sumsel) untuk kadar karet kering (KKK) 100 persen hingga 40 persen hari ini turun tipis dibanding harga kemarin.
Penulis: Hartati | Editor: Shinta Dwi Anggraini
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Harga karet di Sumatera Selatan (Sumsel) untuk kadar karet kering (KKK) 100 persen hingga 40 persen hari ini turun tipis dibanding harga kemarin.
Turunnya harga karet ini juga dibarengi dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika sehingga harga secara keseluruhan ikut anjlok.
Diketahui, harga KKK 100 persen pada Kamis (17/11/2022) dibandrol Rp 20.036 per kg atau turun Rp 95 dibanding harga kemarin, Rabu (16/11/2022) dibandrol Rp 20.131 per kg.
Hal ini diketahui berdasarkan data Singapore Commodity yang diolah Dinas Perdagangan Provinsi Sumsel bersama Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumsel.
Baca juga: Update Harga Karet Sumsel Hari ini, di OKI Turun Jadi Rp 7.600 per Kg, Petani : Turun Terus
"Indikasi harga karet hari ini turun Rp 95 per kg dibandingkan indikasi karet Rabu (17/11/2022) untuk KKK 100 persen," kata Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perdagangan Sumsel, Achmad Mirza, Kamis (17/11/2022).
Turunnya harga KKK 100 persen juga diikuti turunya juga harga karet kualitas lainnya mulai dari 40-90 persen.
Harga KKK 90 persen dibandrol Rp 18.032 per kg, KKK 80 persen dibandrol harga Rp 16.028 per kg.
Baca juga: Syarat Pengajuan KUR BRI Terbaru, Maksimal Tiga Hari Kerja Cair
Sedangkan untuk KKK 70 persen dibandrol Rp 14.025 per kg, KKK 60 persen diharga Rp 12.021 per kg, KKK 50 persen dibandrol harga Rp 10.018 per kg, dan KKK 40 persen dibandrol harga Rp 8.014 per kg.
Menurut Mirza secara keseluruhan, ada enam faktor yang mempengaruhi harga karet di pasar internasional yaitu, nilai tukar mata uang regional terhadap dolar AS. Apabila penguatan kurs dolar AS menjatuhkan nilai tukar mata uang lain, maka akan berpengaruh terhadap harga karet.
Lalu, penggunaan karet sintetis sebagai competitor karet alam, suplay dan demand karet di pasar karet internasional, perkembangan industri otomotif dan ban. Kemudian faktor cuaca dan hama penyakit.(tnf)
Baca berita lainnya di Google News