Berita Nasional
Dugaan Pembunuhan Rebutan Harta Pada Satu Keluarga Tewas di Kalideres, Baru Dapat Cuan Ratusan Juta
Dugaan Pembunuhan Rebutan Harta Pada Satu Keluarga Tewas di Kalideres, Baru Dapat Cuan Ratusan Juta
TRIBUNSUMSEL.COM -- Dugaan pembunuhan dengan motif perebutan harta kini menyeruak pada satu keluarga yang tewas di Kalideres, Jakarta Barat.
Apalagi ditemukan fakta jika keluarga ini baru mendapatkan cuan ratusan juta.
Hal tersebut berdasarkan perkataan Ahli Sosiologi Trubus Rahadiansyah yang menyatakan tewasnya satu keluarga ini lebih kepada pembunuhan dan bukan kelaparan atau ikut sekte tertentu.
Sebab kata Trubus ada sejumlah indikasi yang bisa menunjukkan bahwa tewasnya satu keluarga di Kalideres itu adalah sebuah pembunuhan, meski tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh 4 jenazah.
Selain itu Trubus menduga ada perebutan harta atau penguasaan harta sebagai motif pembunuhan atas satu keluarga yang tewas itu.
"Kalau larinya ke hal-hal karena menganut aliran atau ajaran tertentu terlalu jauh. Saya menduganya ini pembunuhan," ujar Trubus.
Indikasinya kata dia ada kapur barus, lilin dan bedak di rumah keluarga yang tewas itu.\
"Misalnya yang mendatangkan kapur barus dan lilin itu siapa? Kemudian di situ motornya jiuga hilang misalnya. HP dan alat lain mestinya ada di situ, dan belum dibuka semuanya," ujarnya.
"Kalau kita berasumsi itu ada yang bau-bau mistik, kayaknya terlalu irasional. Jadi yang rasional menurut saya karena faktor pembunuhan," ujarnya.

Trubus menilai pelaku pembunuhan adalah orang dekat dari satu keluarga yang tewas tersebut.
"Sehingga rumahnya rapi dan tidak ada jejak. Jadi mengarah ke pembunuhan supaya tidak terlacak," katanya.
Menurut Trubus kondisi rumah yang rapi dan tanpa makanan sudah dirancang pelaku pembunuhan.
Apalagi katanya ke 4 korban meninggal bersama-sama dalam waktu berdekatan.
"Yang jelas lebih banyak arahnya ke pembunuhan. Dari perilaku sosial seperti ada beban yang menyebabkan mereka bertengkar. Dengan kekayaan Rp 3,8 miliar ada sesuatu yang diperebutkan atau saling menguasai. Bisa saja pelakunya dari luar," katanya.
"Potensi motifnya perebutan harta, atau yang kedua segala sesuatu direncanakan, rapi, tidak ada jejak mengarah ke suatu perencanaan. Jadi kalau karena tidak ada kekerasan, dibilang bunuh diri dengan cara berbau mistik terlalu jauh," ujar Trubus.