Berita Palembang
Jamiah Rizqi Herbal: Setetes Peluh Berbuah G20
Jamiah Rizqi Herbal, Binaan TJSL Kilang Pertamina Plaju jadi satu suvenir pada kegiatan presidensi G20 2022
Penulis: Hartati | Editor: Yohanes Tri Nugroho
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Asri dan hijau. Itulah dua kata yang menggambarkan rumah tinggal Jamiah di Lorong Saleh, Kelurahan Plaju Ulu, Kecamatan Plaju, Kota Palembang.
Aneka tanaman obat dan sayuran tumbuh dengan begitu baik di halaman seluas 30×30 m⊃2; itu. Satu dua hewan liar seperti kupu-kupu dan capung hinggap di dahan pohon-pohon.
Suasana pagi itu begitu tenang meski satu dua kendaraan roda dua melintas di samping kebun yang telah dirintis sejak beberapa belas tahun lalu.
Jamiah, perempuan paruh baya pemilik kebun itu sibuk memetik bunga telang, bunga berwarna ungu yang memiliki berbagai khasiat kesehatan.
Tangan tuanya masih terlihat begitu cekatan saat memasukkan satu per satu bunga yang telah dipetiknya.
Tubuh mungilnya pun tak kalah gesit saat harus segera berpindah untuk menjangkau bunga yang letaknya agak lebih tinggi dibanding bunga lainnya.
"Setiap pagi saya kegiatannya begini. Petik bunga telang, rosella atau bersihkan rumput. Tentunya setelah memastikan anak saya pergi sekolah," ujar Jamiah, Kamis (10/11/2022).
Jamiah seperti ibu rumah tangga kebanyakan. Gaya berpakaian hingga bicaranya pun tak berbeda dari tipikal ibu-ibu yang biasa melakukan aktivitas harian mengurus rumah atau sekali-kali mengajak putra semata wayangnya berlibur keliling kota.
Jika ada yang berbeda dari Jamiah adalah semangatnya menggeluti aktivitas yang tak banyak orang lakukan.
Dia gemar sekali menanam tanaman. Sejak muda kecintaan Jamiah pada tanaman telah muncul.
Mulanya dia hanya senang menanam aneka tanaman hias. Namun, beberapa tahun lalu dia memperluas pengetahuan ilmu menanamnya. Jamiah mulai menanam bunga telang pada 2019 lalu.
Bibit tanaman bunga itu didapatkannya dari saudara jauh saat dia pulang kampung ke kota Kayu Agung, Ogan Komering Ilir (OKI).
Kala itu Jamiah tak pernah terpikir untuk memasarkan produk bunga telang akan tetapi suatu hari seorang teman mengeluhkan anaknya sakit. Dengan niat tulus dia memberikan bunga telang yang telah diprosesnya menjadi teh meski masih begitu amatir.
"Waktu itu saya ingat sekali saya jual bunga telang dengan sangat sederhana. Niatnya ya untuk bantu teman. Alhamdulillah anak teman saya sembuh dari demam panas usai rutin minum teh bunga telang," jelas dia.
Bermula dari ketidaksengajaan itu, Jamiah terpacu untuk memproduksi lebih banyak teh herbal. Dia pun menamai usahanya dengan Jamiah Rizqi Herbal.
Harapannya agar usahanya menjadi pemantik rezeki atau berkah baginya dan orang di sekelilingnya.
Sungguh tak disangka kini produk teh herbalnya telah bertambah yakni teh rosella, sambiloto, bidara dan daun mint. Dia pun kian dikenal sebagai pembuat teh herbal di kota Palembang.
Apalagi, pada 2020 lalu dia mendapatkan bantuan pendampingan dari program Corporate Social Responsibility (TJSL) Kilang Pertamina Internasional (Kilang Pertamina Plaju).
Dengan pendampingan usaha dari PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit III Plaju Jamiah kian semangat membesarkan usahanya. Kemasan teh hingga promosi pun kian terasa gencar.
"Tim CSR sering datang memberikan banyak ilmu. Teman-teman mahasiswa dari program yang dibentuk Pertamina juga sering membantu saat pameran.
Tak ingin produknya menjadi produk biasa saja, Jamiah pun melakukan pengurusan berbagai dokumen usaha seperti perizinan, sertifikat halal dan Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) untuk produk teh miliknya.
Terlebih lagi setelah gencarnya pemasaran produk teh miliknya menjadi salah satu suvenir pada kegiatan presidensi G20 di Nusa Dua, Bali pada Agustus lalu. Praktis setelah permintaan yang tinggi dari agenda internasional itu omzet penjualan meningkat tajam. Jamiah mengantongi pendapatan hingga belasan juta.
"Dulunya produk laku atau dibeli untuk kegiatan Pertamina saja saya sudah bersyukur. Ketika dikabari produk saya akan dibawa ke Bali saya senang bukan main. Ini semua berkat Pertamina ternyata keringat (peluh) saya bisa jadi G20 ," ucapnya dengan raut wajah bahagia sembari tertawa kecil.
Di balik cerita manis usaha teh herbal yang digeluti Jamiah rupanya terselip cita-cita mulia. Jamiah tak ingin sukses sendirian. Dia kerap berbagi ilmu dengan rekan-rekan pengusaha kecil di Palembang.
Saban bulan pun Jamiah selalu tak absen melakukan edukasi membuat makanan pendamping air susu ibu (MPASI) dengan memanfaatkan tanaman obat keluarga. Tujuannya tak lain agar para ibu tak lagi repot membuat makanan sehat bagi buah hati tercinta.
"Saya aktif di posyandu balita juga lansia. Saya ingin bukan hanya produk saya yang mendunia tetapi juga saya bermanfaat bagi lingkungan. Saya ingin saya memberikan hal baik kepada sesama seperti yang dilakukan Pertamina untuk saya," ucap Jamiah.
Area Manager Communication, Relations & CSR Kilang Pertamina Plaju, Siti Rachmi Indahsari mengatakan, sebagai entitas bisnis Kilang Pertamina Plaju memiliki tanggung jawab sosial untuk mengembangkan usaha mitra binaan.
Program pendampingan dan pemberdayaan masyarakat menjadi komitmen serius perusahaan untuk memacu Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) binaan bertumbuh dan memperluas jangkauan pemasaran.
"Kami melakukan pendampingan usaha agar produk teh bisa naik kelas dan bisa dinikmati oleh kalangan atas (VIP). Niat awalnya produk teh ini hanya untuk suvenir internal dan rupanya menjadi salah satu jalan untuk menuju pasar yang lebih luas," kata Rachmi.
Dalam upaya peningkatan usaha produksi teh herbal diperlukan keterlibatan dan dukungan dari berbagai pihak. Menurut Rachmi, dukungan tersebut berasal dari berbagai unsur mulai dari perusahaan, pemerintah dan masyarakat umum.
Selain memberikan akses terhadap pengembangan usaha, dukungan yang dioptimalkan juga bisa menjadi jalan agar produk bisa diekspor ke luar negeri.
Tak hanya itu, upaya ini juga untuk meninggalkan legacy yang baik bagi masyarakat lewat produk herbal yang bermanfaat untuk kesehatan.
"Dengan dukungan ini potensi luar biasa dari Palembang lebih terangkat. Kami pun berharap Jamiah Rizqi Herbal nantinya bisa berdiri sendiri dan mendapat pasar yang lebih luas sehingga terbentuk kemandirian ekonomi," terang Rachmi.