Berita Nasional
Sosok Bripda Tito Tampubolon, Dalang Penyerangan Rumah Sakit dan Sekap Perawat Bersama 7 Rekannya
Bersama tujuh rekannya, Bripda Tito Tampubolon kabur dari barak untuk mabu-mabukan dan main perempuan, sehingga terjadilah peristiwa tersebut.
Kemudian di foto profil Facebooknya, ia nampak berpose di sebuah lapangan hijau.
Di sini ia nampak mengenakan topi berwarna hitam.
Kedua tangannya pun tetap berada di ikat pinggang.
Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Hadi Wahyudi mengatakan, Bripda Tito tak terima disebut satpam oleh sekuriti RS Bandung.
Padahal, Bripda Tito sudah gagah mengaku sebagai personel polisi ke satpam RS Bandung, yang hendak menjemput perempuan bernama Ayu.
Perkataan itulah yang dianggap sebagai penghinaan oleh Tito, sehingga ia mengabarkan kepada ratusan rekan seangkatannya melalui grup WhatsApp untuk mencari satpam RS.
"Hasil pemeriksaan yang dilakukan, keterangan yang diberikan, itu ada bahasa atau kata-kata dari seseorang sekuriti atau perawat rumah sakit itu bahwa 'samanya kita sekuriti, samalah kita sekuriti'," kata Kabid Humas Polda Sumut menirukan.
Hadi mengatakan, penyerangan terhadap pegawai RS Bandung itu ada dua gelombang.
Pertama, sekitar enam orang pukul 05:00 WIB termasuk Tito mendatangi RS Bandung. Namun disini mereka cuma melihat Wanda, salah satu pria yang hadir merebut perawat RS yang ia kunci di kamar hotel.
Disinilah Wanda dianiaya hingga babak belur.
Kemudian setelah itu segerombolan teman Bripda Tito datang lagi ke lokasi namun dilerai warga.
"Setelah dilerai oleh petugas warga mereka pulang."
Kronologi kejadian versi Kepolisian menyebut Bripda Tito kabur dari barak.
Setelah kabur dari barak ia pergi ke tempat hiburan malam bersama tiga teman wanitanya untuk mabuk-mabukan.
Setelah mabuk mereka pun beranjak ke sebuah Hotel di Jalan Gajah Mada Medan dan memesan dua kamar.