Berita Lubuklinggau
Pengrajin Tahu Lubuklinggau Kecilkan Ukuran, Agen Ungkap Penyebab Kedelai Naik
pengrajin tahu di Kota Lubuklinggau mengatakan, bila harga kedelai untuk bahan baku tahu saat ini sudah tidak dalam kategori wajar lagi.
Penulis: Eko Hepronis | Editor: Yohanes Tri Nugroho
Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Eko Hepronis
TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU --Imbas kacang kedelai impor yang terus mengalami kenaikan, membuat para pengrajin tahu dan tempe di Kota Lubuklinggau Sumsel uring-uringan.
Harga bahan baku kini melonjak tajam, banyak pedagang di Kota Lubuklinggau terpaksa mengurangi jumlah produksi hingga mengecilkan ukuran.
Saat ini harga kedelai ditingkat agen Kota Lubuklinggau sudah tembus Rp. 14.600 per kilogram pada bulan Oktober 2022 ini.
Sopiah, seorang pengrajin tahu di Kota Lubuklinggau mengatakan, bila harga kedelai untuk bahan baku tahu saat ini sudah tidak dalam kategori wajar lagi.
Warga RT 09 Kelurahan Cereme Tabah, Kecamatan Lubuklinggau Timur II ini menyiasatinya dengan mengecilkan ukuran agar biaya produksi tetap tertutupi.
"Harga kedelai sekarang tidak wajar lagi, menyiasati kerugian, ukuran tahunya kita perkecil lagi," ungkap Sopiah pada wartawan, Kamis (27/10/2022).
Menurut Sopiah mengecilkan ukuran tahu sebenarnya bukanlah solusi mengingat saat ini ukuran tahu yang mereka jual kepada konsumen sudah sangat kecil.
"Karena kalau mau naikkan harga tidak mungkin, pelanggan pasti akan lari membeli tempat yang lain," ujarnya.
Selain ukuran tahu diperkecil, Sopiah mengaku juga mengurangi jumlah produksi, hal itu mereka lakukan semenjak harga kedelai meroket tajam awal tahun lalu.
"Produksi kita sekarang hanya untuk langganan saja, setiap hari hanya delapan karung, kurang lebih 400 Kg setiap hari dengan jumlah karyawan hanya empat orang," ujarnya.
Bahkan untuk menyiasati kerugian yang lebih besar, sudah tiga minggu terakhir ampas tahu yang sebelumnya hanya dijual kepada peternak sapi kini dibuat tempe gembus.
"Sebelumnya kita hanya jual untuk pakan sapi, sekarang tidak lagi, sebagian kita sisihkan buat tempe gembus, empat kantong kita jual Rp1000, jadilah buat tambahan penghasilan," ungkapnya.
Sementara, H Rosihin Darmo Agen Kedelai di Lubuklinggau mengatakan, bila saat ini harga kedelai di tingkat agen Kota Lubuklinggau sudah tembus Rp14.600 per kilogram.
"Dua bulan lalu harga kedelai Rp12.600 per kilogram, naik terus hingga sekarang Rp14.600 per kilogram per hari ini, " kata Rosihin.
Menurutnya, naiknya harga kedelai ini tidak sekaligus melainkan secara bertahap, namun, hampir setiap hari mengalami kenaikan.
"Setiap hari naik Rp200 rupiah, awalnya tidak terbeban, tapi lama-lama kami para pengrajin ini mulai terbeban, karena biaya produksi dengan untung mulai tidak masuk lagi," ungkapnya.
Rosihin mendapat informasi dari sesama agen, penyebab kedelai impor ini naik karena kondisi negara Amerika sebagai penghasil kedelai sedang krisis, akibatnya imbas dolar terharap rupiah juga mengalami kenaikan.
"Dolar sekarang sedang mahal, karena beli kedelai ini pakai dolar, jadi imbasnya harganya naik," ujarnya.
Baca juga: Tambah Satu Suspek Gagal Ginjal Akut Anak di Sumsel, Pasien Usia 13 Tahun Asal Lubuklinggau
Rosihin mengungkapkan semenjak harga kedelai mengalami kenaikan banyak pengrajin tahu dan tempe langganannya mengurangi jumlah produksi karena keterbatasan biaya.
"Waktu kedelai masih Rp.9000 per kilogram setiap hari permintaan 400 Kg, tapi sekarang semenjak naik sehari hanya Rp. 150-200 Kg saja, karena banyak pedagang ngurangi produksi," ungkapnya.