Harga Karet Palembang
Harga Karet Ogan Ilir Naik Rp 100 per Kg, Petani Mulai Replanting Tanaman Karet Tua Tak Produktif
Harga karet Ogan Ilir di Payaraman pada pekan ini mengalami sedikit kenaikan Rp 1.00 per kilogram. Petani mulai replanting tanaman karet tua.
Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, INDRALAYA - Harga karet Ogan Ilir di Payaraman pada pekan ini mengalami sedikit kenaikan Rp 1.00 per kilogram.
Pekan lalu harga karet Ogan Ilir di Payaraman Rp 6.900 dan sekarang menjadi Rp 7.000 per kilogram.
Kenaikan harga karet Ogan Ilir ini belum sebanding dengan penurunan harga yang sangat signifikan dari angka Rp 10 ribu menjadi Rp 6.900 dalam waktu empat bulan.
"Memang sekarang musim hujan, jadinya sulit mau nyadap karet. Yang ada hanya dapat air," tutur Angsoko.
Replanting Tanaman Karet Usia 35 Tahun
Usia batang dan faktor produksi yang menurun, membuat sebagian petani di Payaraman, Ogan Ilir, melakukan replanting (peremajaan) pohon karet.
Peremajaan dilakukan karena petani tak memiliki pilihan lain dan harus segera bertindak.
Baca juga: Harga Karet Dunia Terus Turun, Harga Karet Sumsel Hari Ini Rp 19.884 per Kg untuk KKK 100 Persen
Salah seorang petani di Payaraman bernama Angsoko mengatakan, sekitar 1.200 pohon karet miliknya sedang proses peremajaan.
"Proses peremajaannya bertahap, tidak sekaligus," kata Angsoko kepada TribunSumsel.com, Kamis (20/10/2022).
Dari 1.200 batang, lebih dari 800 batang hampir pasti dibabat karena kini nyaris tak menghasilkan.
Sementara 400 barang lainnya masih menghasilkan meskipun produksinya mulai berkurang namun tak signifikan.
Angsoko dan petani lainnya di Payaraman melihat peremajaan karet sebagai solusi efektif untuk kembali meningkatkan produksi karet dan meminimalisir hama.
"Kalau saya mengurus dua bidang karet. Satu bidang dibabat, satu bidang lainnya masih bertahan," ujarnya.
Usia batang karet di Payaraman mulai belasan hingga puluhan tahun, termasuk di lahan Angsoko yang sudah di atas 30 tahun.
"Karet di tempat saya sudah 35 tahun. Memang pantas diremajakan," kata Angsoko.
Harga karet di Payaraman pada pekan ini mengalami sedikit kenaikan, dari pekan sebelumnya Rp 6.900 menjadi Rp 7 ribu per kilogram.
Kenaikan ini belum sebanding dengan penurunan harga yang sangat signifikan dari angka Rp 10 ribu menjadi Rp 6.900 dalam waktu empat bulan.
"Memang sekarang musim hujan, jadinya sulit mau nyadap karet. Yang ada hanya dapat air," tutur Angsoko.
Negara Penghasil Karet Alam Dunia
Sejumlah negara di Asia menjadi penghasil karet alam dunia.
Berdasarkan rata-rata produksi karet dunia periode 2014-2018, Thailand menjadi negara produsen karet terbesar dengan rerata produksi mencapai 4,58 juta ton.
Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat, Thailand memberikan kontribusi sebesar 31,83 persen dari rata-rata produksi karet dunia pada periode tersebut.
Indonesia berada di posisi kedua dengan rata-rata produksi karet selama 2014-2018 sebesar 3,37 juta ton.
Kontribusi rata-rata produksi karet dari Indonesia di dunia mencapai 23,44 persen .
Indonesia memiliki luas TM (Tanaman Menghasilkan) karet Indonesia yang terbesar di dunia, tetapi produksinya masih dibawah Thailand.
Hal ini terjadi lantaran banyaknya tanaman karet di Indonesia yang sudah tua atau rusak.
Negara produsen karet terbesar ketiga adalah Vietnam dengan rata-rata produksi selama 2014-2018 sebesar 1,05 juta atau 7,28 persen .
Posisi berikutnya berturut-turut adalah India dengan rata-rata produksi 958 ribu ton (6,66 persen ), Tiongkok 822,7 ribu ton (5,72 persen ), dan Malaysia 717,3 ribu ton (4,98 persen ).
Enam Negara produsen karet terbesar dunia didominasi oleh negara dalam kawasan Asia Tenggara. Negara-negara tersebut memberikan total kontribusi rata-rata produksi karet mencapai 79,91 persen.
Baca berita lainnya langsung dari google news