Berita Nasional

Kasus Ginjal Akut Misterius Pada Anak Meningkat, KenalI Gejala dan Kapan Harus Dibawa ke Rumah Sakit

Data yang terkumpul hingga kemarin ada 192 kasus dari 20 provinsi. Untuk pasien sebagian besar balita usia 1-5 tahun.

Editor: Moch Krisna
(Shutterstock)
Ilustrasi Sakit Gagal Ginjal 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Penggunan obat sirup parasetamol untuk anak anak diimbau Ikatan dokter indonesia (IDAI) untuk dihindari.

Lantaran munculnya kasus gangguan ginjal akut misterius yang menyerang anak anak terjadi di Indonesia.

Ketua pengurus pusat IDAI Piprim Basarah Yanuarso menyebut jika pihak merekomendasikan untuk menghindari konsumsi obat obat tersebut.

Baca juga: Tegaskan Tak Ada Dualisme Golkar Ogan Ilir, Endang PU Jelaskan Kepengurusan Sah

Piprim menjelaskan imbauan untuk menghindari terlebih dahulu obat parasetamol sirup khususnya untuk diberikan ke anak.

Hal itu dilakukan sampai berhasil mengidentifikasi penyebab dari gangguan ginjal akut progresif atipikal.

Diketahui sebelumnya, muncul ratusan kasus gangguan ginjal akut misterius di Indonesia, Gambia mencatat puluhan kasus kematian anak dengan kondisi cedera ginjal diduga akibat konsumsi sirup obat batuk.

Mereka diduga meninggal usai mengkonsumsi parasetamol sirup yang terkontaminasi dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol (EG).

"Ada kecurigaan tentang obat-obatan mengandung dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol (EG). Tapi sampai sekarang belum konklusif atau (diketahui) sebab tunggal," kata Piprim.

IDAI pun menegaskan rekomendasi ini bukan berarti parasetamol sudah dipastikan sebagai penyebab tunggal. Namun sebagai bentuk kewaspadaan dini.

Baca juga: Gempa Muara Enim 18 Oktober 2022, Terjadi Tiga Kali Dalam Sehari

Lalu sebagai pengganti parasetamol sirup lanjut Piprim pihaknya menyarankan untuk meredakan panas atau demam pada anak menggunakan kompres air hangat. Jika diperlukan kata dia gunakan paracetamol yang dimasukkan ke anus.

"Bisa kompres hangat. Kalau perlu (penggunaan parasetamol) dari anus. Kompres hangat dululah lebih (aman)," ujar Dr Piprim.

Sementara itu Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Eka Laksmi Hidayati SpA(K) menganjurkan bisa melakukan pemeriksaan pada pasien gangguan ginjal akut sedini mungkin di rumah sakit.

Terutama jika terjadi penurunan produksi atau tidak ada urine selama 6 jam.

Kalau ditemukan indikasi ini, segera bawa ke rumah sakit. Setelahnya akan dilakukan pemeriksaan ginjal.

Selain sebagai penyaring sampah metabolisme tubuh, ginjal memiliki fungsi lain. Seperti menjaga keseimbangan kadar air dan elektrolit, mengatur produksi sel darah merah, menjaga tekanan darah. Serta mengatur keseimbangan asam basa atau pH dalam tubuh.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved