Harga Karet Palembang

Harga Karet Ogan Ilir Rp 6.500-Rp 7.000 Per Kg, Petani Usul Program Replanting Tanaman Karet

Harga karet Ogan Ilir yang terus turun dan sekarang kisaran Rp 6.500- Rp 7.000 per kg sejatinya menjadi momentum tepat melakukan replanting karet.

Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/AGUNG DWIPAYANA
Harga karet Ogan Ilir yang terus turun dan sekarang kisaran Rp 6.500- Rp 7.000 per kg sejatinya menjadi momentum tepat melakukan replanting karet. 

TRIBUNSUMSEL.COM, INDRALAYA - Harga karet Ogan Ilir yang terus turun dan sekarang kisaran Rp 6.500- Rp 7.000 per kg sejatinya menjadi momentum tepat untuk melakukan replanting karet atau peremajaan karet yang memang menjadi salah satu komoditas perkebunan unggulan ini.

Di Ogan Ilir, sebagian lahan perkebunan karet sudah mulai berkurang produktivitasnya dengan usia belasan hingga puluhan tahun. Harga karet Ogan Ilir pun terus turun.

Di Ogan Ilir, harga karet tren terus mengalami penurunan selama beberapa bulan terakhir.

Seperti di Kecamatan Muara Kuang, harga karet terus mengalami penurunan signifikan setiap pekannya.

Harga karet dengan kadar karet kering (KKK) hampir 100 persen, berkisar antara Rp 6.500 hingga Rp 7 ribu per kilogram.

"Untuk harga karet pekan ini Rp 6.500 per kilogram," kata Ujang, seorang petani di Muara Kuang, Sabtu (15/10/2022).

Baca juga: Harga Sawit Palembang: Replanting Sawit OKI 6.954 Hektare, Ini Syarat Peremajaan Sawit Rakyat 2022

Harga karet yang anjlok, diperparah dengan produksi yang terhambat akibat hujan dengan intensitas tinggi.

Guyuran hujan selama hampir sepekan terakhir, disebut Ujang sangat menghambat aktivitas petani karet.

Menurutnya, pohon karet harus dalam keadaan kering agar getah sadapan dari kulit batang tidak keluar dari alur yang sudah dibuat.

"Dan juga kalau batang karet basah, cairan getah karet tidak merembes keluar dari alur itu tadi," jelas Ujang.

Dia berharap situasi dan kondisi segera membaik sehingga harga karet dapat terdongkrak.

"Dengan harga anjlok ini, ada yang bilang bakal turun lagi minggu depan, tapi entahlah," kata Ujang.

Kembali ke soal peremajaan, diharapkan menjadi solusi dalam meningkatkan produktivitas tanaman serta mengatasi hama penyakit yang sering menyerang tanaman karet.

Petani lainnya di Muara Kuang mengatakan, hasil replanting karet ini butuh penanganan yang khusus.

Satu pohon karet alam baru bisa dipanen getahnya setelah berumur enam hingga tujuh tahun setelah penanaman.

"Penanaman kembali ini tidak langsung berdampak hari ini, tapi jangka panjang. Ditanam saat ini dan akan menghasilkan di tahun keenam atau ketujuh," kata Anggoro, seorang petani asal Muara Kuang lainnya.

Dia pun mengusulkan kepada pemerintah agar dapat melakukan replanting terintegrasi untuk tanaman usia tua.

Integrasi yang dimaksud Anggoro yakni dilakukan antara perkebunan karet dengan industri pengolahan kayu.

"Dengan sistem terintegrasi, hasil penjualan kayu pohon karet dapat digunakan untuk peremajaan lahan," usul Anggoro.

"Tapi itu kan harus campur tangan pemerintah juga. Kami petani hanya bisa berharap," ujarnya.

TribunSumsel.com telah berupaya menghubungi Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ogan Ilir mengenai penurunan harga karet ini, namun tak ada respon.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ogan Ilir, Abi Bakrin Sidik tak membalas pesan WhatsApp saat dihubungi perihal aspirasi petani ini.

Baca berita lainnya langsung dari google news

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved