Wawancara Eksklusif Tribun Sumsel
Wawancara Eksklusif Tribun Sumsel dengan Bupati Banyuasin Askolani: Pergi Pagi Pulang Malam (1)
Askolani sebagai Bupati Banyuasin sering menggunakan kapal, meninjau secara langsung ke desa-desa yang ada di perairan. Bertaruh nyawa demi rakyat
Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Wilayah Kabupaten Banyuasin didominasi wilayah perairan. Bagaimana tidak 60 persen wilayah Banyuasin merupakan perairan dan 40 persennya daratan.
Untuk itu Askolani sebagai Bupati Banyuasin sering menggunakan kapal, untuk meninjau secara langsung ke desa-desa yang ada di perairan. Bahkan harus bertaruh nyawa demi ketemu masyarakat atau rakyat di desa.
"Kita sudah tahu wilayah kita seperti itu maka kita harus siap," kata Askolani saat Live Podcast bersama Head of Newsroom Sriwijaya Post - Tribun Sumsel Hj Weny Ramdiastuti dengan tema Menghalau Badai di Banyuasin, Rabu (12/10/2022).
Menurutnya, pergi pagi pulang malam bahkan pernah tidak pulang atau nginep. Misal di daerah Tanah Pilih paling jauh butuh waktu lima jam. Terus kalau ke sana tidak mungkin pulang sore, karena angin dan badai. Jadi biarkanlah badainya berlalu baru lewat, artinya besoknya baru pulang.
Berikut wawancara khusus eksklusif Tribun Sumsel dengan Askolani
* Judul kita ini Menghalau Badai di Banyuasin, setuju tidak
Setuju, menghalau badai ini sama dengan menghalangi agar badainya hilang.
* Anda merasa tidak banyak badai
Itu sebuah risiko dari perjalanan hidup kita, yang diberikan amanah untuk mengurus orang banyak sebagai bupati.
Seperti kita kelaut mau cari mutiara, pasti akan melalui badai di laut. Begitu juga sebelum kita mendapatkan amanah, sesungguhnya kita sudah sadar betul dengan risiko yang akan dihadapi kedepan.
Artinya kalau ingin mendapatkan sesuatu yang baik, kita akan menemukan hambatan, rintangan dulu. Namanya perjalanan hidup. Seperti mau ke Pangkalan Balai saja kita melalui macet, jalan berlobang, berliku dan ada juga yang bagus. Yang penting kita sampai, gitu aja report.
Tetap berdoa pada Allah, harapannya badainya jangan terlalu besar agar tidak terlalu berat. Kita tahu dan sadar, bahwa Allah yang sudah atur semua.
* Wilayah Banyuasin wilayah yang banyak perairan
iya, 60 perairan 40 daratan.
* Bagaimana Anda mendatangi wilayah perairan dan menghalau badai
Banyuasin agak beda dengan kabupaten/kota lainnya di Sumsel. Karena kita kebanyakan daerah perairan, maka dilaluinya dengan speedboat, ketek, kapal dan lain-lain.
Untuk kesana kita siapkan kapal, dan kita sudah lakukan pengadaan kapal yang representatif, dengan kapasitas 30 orang dan ada juga yang kapasitas 10 orang. Kita sudah tahu wilayah kita seperti itu maka kita harus siap, pergi pagi pulang malam bahkan pernah tidak pulang atau nginap.
Misal di daerah Tanah Pilih itu paling jauh, butuh waktu lima jam ke sana. Terus kalau kesana tidak mungkin pulang sore, karena angin dan badai. Jadi biarkanlah badainya berlalu baru lewat, artinya besoknya baru pulang.
* Pernah mengalami kejadian yang berbahaya
Sering kejadian bebebrapa kali, karena memang bukan hanya badai saja tapi ada hal-hal tertentu seperti ada buaya. Ada lagi kapal kita kandas ditengah laut, sore sampai pernah buka puasa di jalan. Namun demi rasa pengabdian yang ada kita jalani itu.
* Dalam setahun berapa kali ke desa-desa
258 desa, 21 kecamatan
rata-rata sudah semua saya kunjungi dan bahkan berulang berkali-kali. Karena kita harus tahu persoalan yang ada di masyarakat . Kita tidak mungkin tahu persolanya di desa kalau tidak datang langsung.
Sebab camat, kepala desa tidak mungkin melaporkan yang negatif. Maka kita perlu turun untuk mendengarkan secara langsung dan merasakan secara langsung harapan dan persoalan yang ada.
Kenapa saya begitu ambisi ingin datang ke desa, karena mereka senang kalau kita datang. Dilihat dari penyambutan mereka, persiapan mereka menyambut kita. Bahkan persiapannya mereka bisa satu Minggu, karena ini suatu kebahagiaan bagi mereka kalau didatangi kepala daerahnya.
Satu bulan saya ngantor 4-5 hari, selebihnya saya ke desa-desa secara langsung. Kegiatannya kunjungan, ngobrol, nginep bareng dengan masyarakat.
* Yang dilaporkan masyarakat apa
Banyak, ada masalah pribadi juga seperti ada istrinya ngidam, mau foto dan lain-lain. Mereka lihat saya ada juga yang nangis, karena mereka tidak menyangka dikunjungi.
Meskipun kita capek, kita harus kuat. Ada juga masalah jalan, jembatan, irigasi dan lain-lain. Ini bisa juga jadi gambaran untuk penyusunan APBD.
Kemudian saya tidak mau mendengar ada warga sakit tidak bisa dibawa kerumah sakit, karena tidak ada biaya. Saya tidak mau mendengar anak-anak tidak sekolah, karena tidak ada biaya.
Pokoknya kita harus layani masyarakat, ada juga dokter masuk desa. Intinya kita ingin memastikan semua itu berjalan, makanya saya harus melihat secara langsung.
* Apakah itu karena partai Anda PDI
Salah satu tolak ukur kita di PDI perjuangan sesuai perintah Megawati untuk turun ke bawah, lihat masyarakat mu. Jangan hanya enak-enak di ruang ac, lihat apakah ada wargamu yang lapar, sakit, tidak sekolah dan itu diurus.
Bagaimana kita tahu kondisi di lapangan kalau tidak turun ke bawah. Untuk itulah hampir setiap hari saya ke lapangan, dengan berbagai macam kegiatan.
* Anda merasa diuntungkan juga nggak dengan kondisi masyarakat yang tradisional
Bukan masalah diuntungkan atau tidak, tapi ini kesempatan kita untuk berbuat baik kepada masyarakat. Dengan harapan bisa terbantu, seperti adanya program bedah rumah kita ada 43 ribu rumah tidak layak huni.
Alhamdulillah dikemimpian saya dan Slamet, hampir 15 ribu rumah yang sudah layak huni. Maka masih ada PR, untuk itu tahun ini kita canangkan lagi 10 ribu untuk bedah rumah.
Namun kalau mau mengandalkan dana APBD ia tidak mungkin juga, oleh sebab itu kita berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Sumsel, Gubernur Sumsel dan Presiden melalui Kementerian PUPR nya serta dari BAZNAS juga. Tak terkecuali pihak ketiga.
* Bagaimana antisipasi Anda terkait ekonomi saat ini
Kita mengantisipasinya dengan terus mendorong masyarakat untuk segera memanfaatkan lahan yang belum produktif untuk lebih produktif. Kita ada namanya 12 gerakan bersama masyarakat dan lima gerakannya berkaitan dengan ketahanan pangan.
Dengan kondisi dunia yang sangat sulit, tapi kalau masyarakatnya produktif maka akan lebih aman. Sebab kendala ekonomi itu biasanya berkaitan dengan pangan. Daging, telur, ayam, sayuran, buah-buahan dan lain kita hasilkan sendiri.
Dampak dari 12 gerakan ini di Banyuasin, angka kemiskinan, pengangguran, stunting turun. Bahkan kita mendapatkan penghargaan penangganan stunting terbaik di Sumsel. Mengukur kemiskinan tidak hanya dari pendapatan, karena masyarakat bisa menanam sendiri.
* Apakah akan maju 2024
Insyaallah. Kita masih punya waktu untuk menyelesaikan amanah yang diberikan. Kita sedang jadi bupati dan amanah masih dikita, masak mau sibuk nyalon. Rasanya kurang pas, maka saya belum begitu tertarik kalau bicara 2024. Kalau bicara minat, tentu minat hanya tergantung dengan Maha Kuasa.
* Dengan Slamet akur
Kita punya konsep yang sama untuk Banyuasin. Kalau tujuannya sama ya akur, kalau tujuannya beda pasti kerok.
* Bagaimana Anda melihat pencapresan dari PDI Perjuangan
Setiap keputusan politik punya risiko tertentu. PDI perjuangan sudah diserahkan bulat - bulat ke Megawati untuk menutukan sapa yang akan diusung. PDI perjuangan tentunya akan memilih yang diinginkan masyarakat. Terlebih Megawati orangnya sangat selektif. Dia itu sangat ngerti apa yang harus dilakukan. Saya yakin dan percaya keputusan Megawati keputusan yang tepat.
* Kalau di Banyuasin sapa yang disukai
Ganjar apa Puan
Dua-duanya disukai. Siapa yang tertinggi belum survei, dua-duanya kader terbaik.
Baca berita lainnya langsung dari google news