Palembang Banjir

Palembang Banjir, Pemerhati Bencana Unsri : Tak Sepenuhnya Karena Faktor Alam

Bila hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dengan durasi lebih dari satu jam, maka berbagai titik di kota Palembang dapat dipastikan mengalami b

Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Moch Krisna
TRIBUNSUMSEL.COM/SHINTA DWI ANGGRAINI
Stevanus Nalendra Jati Pemeharti Bencana Unsri Soal Banjir Palembang 

Di kota Palembang, umumnya daerah Kemang Manis, Sekip dan Sukabangun yang menjadi puncak genangan.

Stevanus menjelaskan, penyebabnya dikarenakan ketiga daerah tersebut merupakan cekungan atau lembah antar bukit atau yang dikenal dengan istilah “saddle zone”.

Baca juga: Palembang Banjir, Terbangun Tengah Malam Warga Kemuning Kaget Rumah Penuh Air

"Ada juga sebaran lain, tentunya berada di kawasan pesisir sungai kecil yang menjadi daerah kelok atau lika-liku aliran air sungai seperti di daerah Veteran, Plaju, Demang, Bukit Besar,
maupun Kertapati," paparnya.

Berbicara soal banjir yang kerap terjadi di Palembang, Stevanus tak menampik bahwa condong penyebabnya adalah alam. Namun demikian, dia menegaskan bahwa alam hanya sekadar menyelaraskan diri. 

"Ada faktor eksternal maupun internal yang menjadi pemicu banjir ini," tegasnya. 

Adapun faktor eksternal yang dimaksud, meliputi curah hujan tinggi disebabkan pertemuan antara anomali suhu muka laut dan pembelokan angin. 

Hal ini berimplikasi pada konvergensi serta penumpukan massa udara untuk pertumbuhan kantung awan yang semakin pekat (langit gelap).

Banjir di halaman gedung Pengadilan Negeri Palembang, Selasa (4/10/2022) Sore
Banjir di halaman gedung Pengadilan Negeri Palembang, Selasa (4/10/2022) Sore (TRIBUNSUMSEL.COM/SHINTA)

Sedangkan faktor internal yaitu human factor, terjadinya misleading antara ego sektoral warga dengan arah kebijakan pemerintah baik kota maupun provinsi.

"Sering terbengkalai dalam wawasan kita ialah faktor kedua ini, yaitu human factor," ucapnya. 

Kata Stevanus, harmoni antara pemangku kebijakan dan penerima manfaat dalam hal ini adalah warga perlu ditumbuh kembangkan.

Sebagai contoh, cenderung bila terjadi banjir, warga teriak-teriak memohon agar penanggulangan agar pemerintah tidak lalai. 

Disatu sisi, pemerintah sudah berupaya turun lapangan membangun infrastruktur penangkal banjir.

"Ada point of view (PoV) yang menjadi celah harapannya semoga dapat menjembatani, yaitu optimasi resapan dan normalisasi saluran," jelasnya. 

Lebih dijelaskan secara mendalam terkait optimasi resapan melalui Konsep Zero Artificial Runoff (ZARo).

Kota Palembang dikaruniai oleh morfologi dataran yang didominasi oleh material gambut berupa batu Lempung dan batu Lanau. 

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved