Santri Gontor Tewas
'Maaf, Saat Ini Saya Belum Stabil', Orangtua Santri Gontor 1 Meninggal, Tanggapi Pernyataan Pondok
PMDG 1 Ponogoro Jawa Timur menyampaikan pernyataan resmi terkait santri Gontor 1 meninggal inisial AM asal Palembang. Orangtua tanggapi pernyataan.
Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Vanda Rosetiati
Hingga pernyataan resmi ini diterbitkan, kami pihak Pondok Modern Darussalam Gontor masih terus berusaha intens menjalin komunikasi dengan keluarga Almarhum Ananda AM untuk mendapatkan solusi-solusi terbaik dan untuk kemaslahatan bersama.
Demikian yang dapat kami sampaikan, sekali lagi, kami atas nama Pimpinan Pondok Modem Darussalam Gontor menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas teryadinya musibah ini. Semoga almarhum dirahmat? oleh Allah, dan kita semua selalu mendapatkan mdho-Nya. Amin YRA.
Terkait adanya pernyataan resmi tersebut, Soimah sebagai orang tua dari Almarhum AM, belum bisa memberikan komentar apapun.
"Mohon maaf saya belum bisa berkomentar. Untuk saat ini saya masih belum stabil," katanya singkat.
Ibu Santri Tewas Mengadu ke Hotman Paris
Sebelumnya, saat Hotman Paris Hutapea menemui korban pemukulan di Pom Bensin di Palembang atas nama Juwita Puspasari, para ibu-ibu juga ramai mengadu dan mengharapkan bantuan dari Pengacara kondang tersebut.
Satu diantaranya Soimah yang anaknya meninggal saat menuntut ilmu (sekolah) di pesantren ternama di Jawa Timur tepatnya di Ponorogo.

Dengan berurai air mata Soimah menceritakan dengan Hotman Paris, kisah anaknya yang dikembalikan pihak pesantren dalam keadaan sudah dibungkus kain kafan.
"Saya Umi dari Albar Mahdi siswa kelas 5i Pondok di Ponorogo asal Palembang mohon keadilan agar bisa membantu saya," kata Soimah, Minggu (4/9/2022)
Soimah mengatakan, sungguh miris, tragis dan menyakitkan hati dan keluarga tidak ada kabar sakit atau apapun itu, dari anaknya tiba-tiba dapat kabar dari pengasuhannya telah meninggal dunia pada Senin, 22 Agustus 2022 pukul 10.20 WIB.
Setelah ada pengakuan telah terjadi tindak kekerasan di dalam pondok Ia memutuskan untuk tidak jadi melakukan otopsi agar jenazah anaknya segera bisa dikubur mengingat sudah lebih dari satu hari perjalanan.
"Keputusan saya untuk tidak melanjutkan ke ranah hukum pada saat itu didasari banyak pertimbangan. Karena itu kami membuat surat terbuka yang intinya ingin ketemu sama Kyai, pelaku dan keluarganya untuk duduk satu meja ingin tahu kronologis hingga meninggalnya anak kami," katanga
Namun, sampai Rabu 31 Agustus 2022 belum ada kabar atau balasan dari surat terbuka tersebut. Soimah tidak ingin perjuangan anaknya Albar Mahdi siswa sia-sia.
Ia juga berharap, jangan lagi ada korban-korban kekerasan bukan hanya dialami ditempat anaknya tetapi di pondok lainnya hingga menyebabkan nyawa melayang, tidak sebanding dengan harapan para orang tua dan wali santri untuk menitipkan anaknya di sebuah lembaga yang dapat mendidik ahlak para generasi berikutnya.
Sementara itu, Hotman Paris menyarankan Soimah harus melakukan laporan BAP ke piak berwajib di Jawa Timur dimana lokasi anaknya meninggal.
"Nanti akan saya bantu, tapi ajukan dulu laporannya," kata Hotman Paris secara singkat.
Baca berita lainnya langsung dari google news.