Santri Gontor Tewas
'Maaf, Saat Ini Saya Belum Stabil', Orangtua Santri Gontor 1 Meninggal, Tanggapi Pernyataan Pondok
PMDG 1 Ponogoro Jawa Timur menyampaikan pernyataan resmi terkait santri Gontor 1 meninggal inisial AM asal Palembang. Orangtua tanggapi pernyataan.
Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Santri Gontor 1 meninggal berinisial AM (17) asal Palembang Sumsel, Senin (22/8/2022) lalu.
Dua pekan setelah santri gontor 1 meninggal, Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) 1 Ponogoro Jawa Timur menyampaikan pernyataan resmi terkait tewasnya AM santri kelas 5i.
Kasus santri gontor 1 meninggal berinisial AM (17) viral setelah Soimah, ibu santri tersebut mengadu ke Hotman Paris saat pengacara kondang tersebut berkunjung ke Palembang, Minggu (4/9/2022).
Sembari menangis, Soimah menceritakan anaknya tersebut tewas diduga mengalami penganiayaan.
Soimah juga menunjukkan foto jenazah putranya tersebut pada Hotman.
Setelah viral di medsos, akhirnya pihak Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo Jatim angkat bicara.
Baca juga: Viral Kecelakaan di Muba Bayung Lencir, Korban Siswa SMP Patah Tangan Kaki, 3 Jari Kaki Putus
Dalam pernyataan resminya, Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo, diwakili juru bicara (jubir) ponpes, Noor Syahid, menyampaikan permohonan maaf sekaligus berbelasungkawa atas wafatnya almarhum AM, khususnya kepada orangtua dan keluarga almarhum.
Atas nama Pimpinan Pondok Moder Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, saya selaku juru bicara pondok, dengan ini menyampaikan beberapa hal terkait wafatnya Almarhum Ananda AM, santri Gontor asal Palembang, pada han Senin pagi, 22 Agustus 2022. Yaitu sebagai berikut:
Pertama, kami keluarga besar Pondok Modern Darussalam Gontor dengan ini memohon maaf sekaligus berbelasungkawa yang sebesar-besamya atas wafatnya Almarhum Ananda AM, khususnya kepada orangtua dan keluarga almarhum di Sumatera Selatan.
Kami sangat menyesalkan terjadinya peristiwa yang berujung pada wafatnya almarhum. Dan sebagai pondok pesantren yang concern terhadap pendidikan karakter anak, tentu kita semua berharap agar peristiwa seperti ini tidak terjadi lagi di kemudian hari.
Kami juga meminta maaf kepada orangtua dan keluarga almarhum, jika dalam proses pengantaran jenazah dianggap tidak jelas dan terbuka. Sekali lagi, kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya.
Kedua, berdasarkan temuan tim pengasuhan santri, kami memang menemukan adanya dugaan penganiayaan vang menvebabkan almarhum wafat. Menyikapi hal ini. kami langsung bertindak cepat dengan menindak/menghukum mereka yang terlibat dugaan penganiayaan tersebut.
Pada hari yang sama ketika almarhum wafat, kami juga langsung mengambi tindakan tegas dengan menjatuhkan sanksi kepada santri yang diduga terlibat, yaitu dengan mengeluarkan yang bersangkutan dari Pondok Modern Darussalam Gontor secara permanen dan langsung mengantarkan mereka kepada orang tua mereka masing-masing.
Pada prinsipnya kami, Pondok Modern Darussalam Gontor, tidak mentoleransi segala aksi kekerasan di dalam lingkungan pesantren, apa pun bentuknya, termasuk dalam kasus almarhum AM ini.

Poin ketiga, kami juga siap untuk mengikuti segala bentuk upaya dalam rangka penegakan hukum terkait peristiwa wafatnya Almarhum Ananda AM ini.