Berita Ogan Ilir
Semalam Kami Tidur Menghadap Langit, Korban Puting Beliung OI Bertahan di Rumah Rusak
Angin puting beliung meluluhlantakkan pemukiman warga di dua desa, yakni di Desa Sejangko I dan Sejangko II, Kecamatan Rantau Panjang, Ogan Ilir.
Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Yohanes Tri Nugroho
TRIBUNSUMSEL.COM, INDRALAYA - Angin puting beliung meluluhlantakkan pemukiman warga di dua desa, yakni di Desa Sejangko I dan Sejangko II, Kecamatan Rantau Panjang, Ogan Ilir.
Informasi dari warga, hujan deras disertai angin puting beliung melanda dua desa tersebut pada Rabu (31/8/2022) petang.
Akibat bencana ini, sedikitnya delapan rumah terdampak, di mana separuhnya mengalami rusak berat.
Salah satu keluarga yang rumahnya mengalami rusak parah yakni Zubaidah (83 tahun) Nurdiah (80 tahun).
Dua wanita lansia bersaudara ini, kediaman mereka rusak berat di mana atap rumah hilang dan seluruh perlengkapan rumah tangga rusak.
Saat dijumpai, kedua lansia ini sedang membersihkan sisa puing-puing yang mengotori rumah.
"Kami tidak mau pindah, tidak mau merepotkan orang. Mau tetap tinggal di sini saja," kata Zubaidah kepada TribunSumsel.com, Kamis (1/9/2022).
Saat dibincangi, Zubaidah dan Nurdiah mengernyitkan dahi karena menahan panas terik matahari.
Dua wanita ini mengaku telah puluhan tahun tinggal di rumah panggung kayu yang berdiri di atas area persawahan itu.
Baik Zubaidah dan Nurdiah mengaku sama-sama tak memiliki suami sehingga hanya tinggal berdua.
"Kami hanya berdua. Kalau saya dulu cerai sama suami, kakak saya (Zubaidah) memang belum pernah menikah," ungkap Nurdiah.
Dengan musibah yang dialami, kedua lansia ini kini tak memiliki tempat tinggal layak dan pakaian layak.
Keduanya harus bertahan terhadap sengatan matahari di siang hari dan meringkuk di tengah dinginnya malam.
"Semalam kami tidur sambil menghadap langit," ujar Zubaidah seraya tersenyum.
Baca juga: Makin Bertambah, Vandalisme di Jembatan Pesona Tanjung Senai Ogan Ilir
Dua bersaudara ini berharap pemerintah dapat memberikan perhatian dan bantuan untuk meringankan beban musibah ini.
Pasokan listrik juga diharapkan kembali pulih karena berguna untuk menyalakan mesin pompa air.
Diketahui, aliran listrik di rumah Zubaidah dan Nurdiah diputus setelah peristiwa angin puting beliung.
"Sulit kalau tidak bisa nyalakan pompa air. Harus ambil air ke sumur sudah tidak kuat lagi," kata Zubaidah.