Harga Sawit Palembang

Harga Sawit Palembang: Harga TBS Sawit di Banyuasin Sumsel Rp 1.000-an per Kg, Ini Kata Asosiasi

Harga sawit Palembang, harga TBS sawit di Banyuasin Sumsel masih Rp 1.000-an per kilogram. Ini kata Ketua Asosiasi Sawit Sumsel H Slamet Somosentono.

Penulis: M. Ardiansyah | Editor: Vanda Rosetiati
DOK TRIBUN SUMSEL
Harga sawit Palembang, harga TBS sawit di Banyuasin Sumsel masih Rp 1.000-an per kilogram. Ini kata Ketua Asosiasi Sawit Sumsel H Slamet Somosentono. 

TRIBUNSUMSEL.COM, BANYUASIN - Harga sawit Palembang, harga tandan buah segar (TBS) sawit di Banyuasin Sumsel masih Rp 1.000-an per kilogram.

Padahal beberapa waktu lalu, Wakil Bupati Banyuasin H Slamet Somosentono bersama asosiasi sawit Sumsel, melakukan rapat terkait harga Tanda Buah Segar atau TBS yang didasarkan pada harga sawit Palembang.

Pada periode pertama Agustus 2022 harga sawit Palembang dipatok seharga Rp 1.867 per kilogram.

Sedangkan periode kedua Agustus 2022 pada 19 Agustus 2022 lalu, harga sawit Palembang Rp 2.189 per kilogram.

Harga ini naik sekitar Rp 323 per kilogram, untuk Tanda Buah Segar atau TBS.

Harga ini, diperuntukkan bagi petani sawit plasma maupun swadaya.

Tujuannya, agar bisa meningkatkan pendapatan petani.

Baca juga: Harga Karet Palembang: Harga Karet Sumsel Hari Ini Turun Rp 904 per Kg, Pengaruh Rupiah Melemah

Namun, harga yang telah ditetapkan tak sesuai dengan kondisi di lapangan.

Sekarang ini, harga TBS yang dibeli pengepul dari petani sawit kisaran Rp 1.150 hingga Rp 1.200 per kilonya.

Wakil Bupati yang juga Ketua Asosiasi Sawit Sumsel sempat ditanyakan terkait harga sawit yang sudah ditetapkan akan tetapi, tidak sama saat di lapangan.

Sebagai Ketua Asosiasi, mereka hanya bisa mengimbau perusahaan pengolahan sawit untuk bisa membeli sawit dengan harga yang telah ditetapkan.

"Kami tidak bisa memberikan sanksi, tetapi hanya menghimbau untuk menerapkan harga sesuai penetapan. Jadi perusahaan pengolahan sawit, harus pikirkan juga petani," kata H Slamet beberapa waktu lalu.

Naiknya harga sawit, yang dilakukan sudah sesuai prosedur dan berbagai masukan dari semua pihak.

Salah satunya juga, sebagai upaya untuk kembali menggeliatkan petani sawit baik itu plasma maupun swadaya.

Meski ada asosiasi sawit Sumsel dengan menentukan harga Tanda Buah Segar atau TBS, keterbatasan kewenangan asosiasi tak bisa menekan pihak perusahaan untuk membeli harga sawit dengan harga sesuai ketentuan.

"Kami hanya himbau dan menyurati perusahaan pengolahan sawit, agar bisa membeli sawit dengan harga yang ditentukan. Sekarang, kran ekspor juga sudah dibuka. Pastinya, akan butuh banyak suplai TBS," pungkas Slamet.

Satu Hektare Dapat Rp 400 Ribu

Harga sawit Palembang, harga sawit di Banyuasin hari ini di tingkat petani jauh di bawah harga yang telah ditetapkan asosiasi.

Berdasarkan rapat asosiasi dan pemerintah beberapa waktu lalu, harga sawit Palembang, harga tandan buah segar (TBS) sawit di Sumsel termasuk harga sawit Banyuasin ditetapkan Rp 2.189 per kilogram.

Namun, kenyataannya harga sawit di Banyuasin hari ini di tingkat petani Rp 1.150 per kg, jauh di bawah harga sawit Palembang yang telah ditetapkan.

Akibatnya, petani sawit masih mendapatkan hasil yang belum maksimal.

Seperti yang diungkapkan Yono petani sawit di Kecamatan Muara Padang Banyuasin.

Menurut Yono, meski sudah ada ditetapkan harga sawit dari asosiasi tetapi harga sawit masih tetap rendah dan tidak sesuai.

Baca juga: Harga Karet Palembang: Harga Karet di Sumsel Hari Ini Naik Tipis, KKK 100 Persen Rp 21.182 per Kg

Kenyataan di lapangan, pengepul masih membeli dengan harga jauh di bawah standar dari penetapan yang telah disepakati dari rapat antara asosiasi, dinas perkebunan provinsi dan Wakil Bupati Banyuasin H Slamet.

"Harganya masih Rp 1.150 perkilonya. Antara harga yang ditetapkan, dengan kondisi di lapangan masih berbeda. Malahan jauh sekali," katanya, Selasa (30/8/2022).

Lanjut Yono, pastinya pengepul juga ingin mendapatkan keuntungan.

Sehingga kemungkinan, harga jual di pabrik juga tak sampai Rp 2.000 per kilonya.

Dari itulah, pengepul juga membeli dengan harga yang jauh di bawah standar.

Hal ini, juga memberatkan dari kalangan petani yang dibeli dengan harga yang masih murah.
Dari itulah, harapan dengan asosiasi untuk melakukan pemantau bukan hanya sekedar mengeluarkan ketentuan harga tetapi tidak diikuti sama sekali.

"Saya baru panen, sehektare hanya dapat Rp 400 ribu. Sebetulnya modal pupuk, panen saja tidak untung. Tapi mau bagaimana lagi," pungkasnya.

Baca berita lainnya langsung dari google news

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved