Berita Lubuklinggau
Dari Peternak Sudah Naik, Penyebab Harga Telur Meroket Rp. 57 ribu per karpet
Penyebab harga telur Naik mencapai Rp. 57 ribu per karpet. Pedagang menyebut nharga telur naik disebabkan karena harga pakan ayam yang naik.
Penulis: Eko Hepronis | Editor: Yohanes Tri Nugroho
Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Eko Hepronis
TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU --Saat ini harga telur ayam di Kota Lubuklinggau Sumatera Selatan (Sumsel) terus merangkak naik.
Sepekan lalu harga telur masih dikisaran harga Rp.50 ribu per karpet, kini terus naik mencapai Rp. 57 ribu per karpet.
Rosidah, seorang konsumen, mengaku naiknya harga telur saat ini justru sangat dirasa pada membengkaknya biaya belanja dapur.
"Telur sama dengan bahan pokok lainnya seperti beras, minyak, meski naik mau tidak mau kita butuh dan tetap beli juga," ungkapnya pada wartawan, Selasa (30/8/2022).
Menurutnya, untuk menyiasati membengkaknya belanja dapur, mau tak mau emak-emak harus pandai menyiasati dan melakukan efesiensi pada kebutuhan tambahan.
"Penghasilan kita tidak bertambah, tapi pengeluaran terus bertambah, jadi memang ada yang harus dikurangi entah itu ayam/daging/ tepung atau apapun yang lain tergantung dari dapur masing-masing," ujarnya.
Sementara, Adi pedagang telur mengaku naiknya harga telur saat ini disebabkan karena harga pakan ayam petelur mengalami kenaikan.
Akibatnya para peternak ikut menaikan harga telur, karena modal yang dikeluarkan untuk modal bertambah.
"Dari peternak saja sudah naik, kita pedagang otomatis ikutan naik harga," ujar Adi pedagang telur Pasar Satelit ini.
Selain naik dari peternaknya, Adi menuturkan kenaikan harga telur di Kota Lubuklinggau saat ini disebabkan banyak agen yang kosong karena banyak diborong untuk bantuan program PKH.
"Bantuan program PKH ini serentak dibagikan di Kota Lubuklinggau dan kabupaten Musi Rawas (Mura), ini juga jadi penyebab telur mahal," ungkapnya.
Meski harga telur terus mengalami kenaikan, tidak terlalu berdampak dengan pendapatan pedagang, sejauh ini pembeli cukup stabil.
"Walau bagaimanapun konsumen pasti akan tetap membeli meski harga naik. Kalau ke pedagang dampaknya tidak begitu pengaruh ya," ujarnya.
Baca juga: Tak Ada Uang, Pemuda 18 Tahun di Lubuklinggau Gelapkan Motor Teman, Kecanduan Judi Slot (2)
Dia pun mengaku saat ini banyak konsumen mengeluh.
Namun mereka tidak punya pilihan, karena harga telur memang bukan pedagang menetapkan, melainkan sudah ada harganya dari agennya.
"Sedangkan kendala tidak ada. Bahkan stok bisa dikatakan lebih dari cukup," ungkapnya.