Berita Pilpres 2024

Satu Hal yang Harus Dipenuhi Untuk Menjadi Kriteria Capres PDIP di 2024 yang Dipilih Megawati

PDIP belum mengumumkan bakal calon presiden (Capres) yang bakal diusung dalam Pemilu 2024 mendatang.

Editor: Slamet Teguh
TRIBUNNEWS/JEPRIMA
Satu Hal yang Harus Dipenuhi Untuk Menjadi Kriteria Capres PDIP di 2024 yang Dipilih Megawati 

TRIBUNSUMSEL.COM - Ajang Pilpres 2024 masih menjadi perhatian bagi PDIP.

Hal tersebut tak lepas karena sosok yang bakal menjadi capres PDIP di 2024 mendatang.

Seperti diketahui, PDIP belum mengumumkan bakal calon presiden (Capres) yang bakal diusung dalam Pemilu 2024 mendatang.

Meski demikian, Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto meminta agar pengurus dan kader partainya di seluruh Indonesia, termasuk di Kalimantan Tengah tak terpengaruh mengenai capres-cawapres.

Pasalnya, soal siapa Capres PDIP ini bakal diputuskan oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Hasto mengatakan, Megawati mencari seorang sosok pemimpin yang kuat secara ideologis, yang paling tidak pernah berkeliling ke seluruh Indonesia dan benar-benar mengenal rakyatnya. 

Lewat berkeliling Indonesia, ia memahami kondisi Indonesia dengan keragaman budaya, sumber daya alam, hingga kondisi geografisnya yang dikelilingi lautan.

PDIP juga mencari sosok pemimpin yang bisa menyelesaikan masalah rakyat dan membangun masa depan.

Hal itu disampaikan Hasto saat Rapat Tiga Pilar Partai PDIP Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) dalam rangka menindaklanjuti hasil Rakernas II, Minggu (17/7/2022).

“Kader PDIP harus taat asas. Ibu Mega mempertimbangkan yang terbaik bagi bangsa dan negara, mencari pemimpin yang betul-betul mengakar pada rakyat, dipimpin oleh ideologi Pancasila sehingga bisa menentukan arah masa depan. Itu yang dicari Bu Mega,” kata Hasto.

Dalam kesempatan sama, Hasto lantas menyinggung ada partai lain yang elektabilitasnya turun, tapi justru malah memunculkan kader partai lain sebagai capres. 

Kendati demikian, Hasto tak menyebut partai apa yang dia maksud.

“Karena itulah, kita lebih memilih bergerak ke bawah daripada berwacana. Kita tidak perlu  ikut menanggapi apa yang dilakukan pihak lain. Ada satu partai yang elektoralnya turun, kemudian mencoba memunculkan kader partai lain, bahkan mencalonkan sosok yang seharusnya netral dalam politik. Hal-hal seperti ini biarkan rakyat yang menjadi hakim politik,” tegas Hasto.

Baca juga: Pilih Mahfud Jadi Plt, Kenapa Bukan Politisi PDIP Jadi Menpan, Padahal Presiden Sudah Hadap Megawati

Baca juga: Misteri Senjata Digunakan di Kasus Bharada E & Brigadir J, Legislator PDIP: Pernah Diperlihatkan?

Sekjen PDIP ini pun meminta pengurus dan kader partai se-Indonesia belajar dari semangat perjuangan Proklamator RI Bung Karno dan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

Hasto mengenang, PDIP dulu kerap partai yang selalu dikerdilkan, partai yang hanya dijadikan asesoris demokrasi.

Namun, Megawati belajar dari Bung Karno, bahwa semuanya harus berangkat dari sebuah ide.

“Ide gagasan ini akan menciptakan suatu spirit juang. Spirit juang ini akan menciptakan tekad dan tindakan. Menciptakan tindakan nasional. Ini yang kita pelajari dari Bung Karno dan Bu Mega,” kata Hasto.

“Bu Mega juga berangkat dari ide. Jadi ini ide yang sepertinya tak mungkin dijalankan saat itu. Tetapi dengan bergerilya melantik korcam-korcam, Ibu Mega bagaikan mendirikan tower-tower telkom yang memancarkan signal dan terjadi koneksitas antara pemimpin dan rakyat. Dimana tower-tower itu adalah pengurus cabang PAC sebagai koordinator kecamatan,” sambung Hasto.

Ia menyebut Megawati berkeliling ke seluruh Indonesia, sama dengan hal yang dilakukan oleh Bung Karno berkeliling Indonesia.

Bahkan sampai dimasukkan penjara karena Bung Karno mendengungkan Indonesia merdeka sehingga ditakuti oleh kolonial Belanda.

“Maka skala prioritas kita adalah tiada hari tanpa konsolidasi, tanpa turun ke bawah, tiada hari tanpa pergerakan ke rakyat. Kita lakukan pergerakan kepada pemilih khususnya kepada perempuan dan anak muda,” ujar Hasto.

Dirinya kemudian mengatakan tantangan lain di 2024 adalah ancaman radikalisme dan kekuatan yang ingin mengganti Pancasila.

“Kita harus jaga soliditas menghadapi berbagai tantangan ideologis,” jelasnya.

Di acara itu, jajaran pengurus PDIP Kalteng dipimpin Ketua DPD Arton Dohong dan Sekretarisnya Sigit K.Yunianto. 

Hadir juga Gubernur Kalteng yang merupakan kader PDIP Sugianto Sabran, serta dua anggota DPR dapil Kalteng Agustiar Sabran serta Willy M Yoseph. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com

Sumber: Tribun Solo
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved